Candi Borobudur – Sejarah Cerita Rakyat, Fakta Unik Dan Menarik
Candi Borobudur merupakan bangunan terbesar dunia dan salah satu tempat yang paling terkenal di Indonesia dan menjadi warisan dunia UNESCO.
Candi Borobudur adalah salah satu peninggalan sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno yang terletak di Jawa Tengah, Kabupaten Magelang, Indonesia. Dibangun pada abad ke-8 atau ke-9 Masehi oleh Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
Pembangunan Candi
Sejarah pembangunan dimulai pada masa pemerintahan Raja Samaratungga daerah pemerintahannya adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun 800an Masehi. Pembangunan Candi ini memakan waktu yang lama, kurang lebih sekitar 75 tahun untuk menyelesaikan seluruh bangunan dan hiasannya. Candi ini dibangun oleh para pengrajin batu. Dari batuan andesit yang diambil dari lereng Gunung Merbabu dan Merapi.
Candi Borobudur dibangun dengan menggunakan teknik menyusun batu tanpa menggunakan perekat, dan diukir dengan sangat teliti oleh para pengrajin batu. Bangunan candi terdiri dari 10 tingkat yang terdiri dari 3 pelataran, total luas sekitar 123 x 123 meter. Bentuk candi ini menyerupai stupa besar yang menjulang tinggi ke atas dengan 72 stupa kecil pada bagian atapnya yang dihiasi dengan patung Buddha. Candi ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar dimana atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan terdapat arca Buddha sebanyak 504, yang merupakan relief terbanyak dan terlengkap di dunia. Dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha. Sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran.
Legenda Candi Borobudur
Pada jaman dahulu kala, Pulau Jawa tidak bisa untuk bercocok tanam karena tanahnya yang sangat tandus. Kemudian penduduk mencari seorang yang sakti namanya adalah Syehk Subakir untuk membantu menyuburkan tanah yang gersang itu menjadi tanah yang subur. Dengan harapan agar penduduk bisa bercocok tanam dan memanfaatkan tanah tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Syehk tersebut pun terus berdoa siang dan malam. Sampai suatu saat dia mendapat wangsit atau sebuah bisikan gaib, yang memberikan sebuah harapan. Pagi hari Syehk Subakir mendaki gunung Tidar, dari puncak Tidar, ia pun berjalan mundur ke arah Selatan. Setelah setengah hari ia berjalan, punggungnya pun menabrak sebuah bangunan yang kokoh menyerupai sebuah bukit.
Bangunan tersebut seluruhnya terbuat dari batu. Siapa yang membangun, Syek Subakir juga tidak tahu. Yang ia ketahui dari wangsit adalah disitu ada tempat yang amat mujarab untuk berdoa. Syek Subakir pun berdoa siang malam agar Pulau Jawa subur makmur.
Aneh bin ajaibnya dalam waktu yang singkat doanya perlahan terkabul, hujan mulai turun. Awalnya hanya hujan gerimis lama-lama menjadi hujan yang sangat deras. Hujan deras inilah yang menyebabkan Pulau Jawa menjadi subur.
Nama Borobudur
Asal nama Candi ini belum jelas namun banyak sekali penjelasan mengenai nama Borobudur. Ada yang menyatakan bahwa nama asli Borobudur ialah Bhumi Sambhara Budhara merupakan bahasa sansekerta yang artinya (bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan bodhisatwa). kemudian ada yang mengatakan juga, Sambhara Budhara itu memiliki arti gunung (bhudara) yang di lereng-lerengnya terletak teras. Ada juga menurut etimologi rakyat, kata borobudur berasal dari ucapan para Budha yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lainnya yaitu berasal dari dua kata (bara dan beduhur). Kata bara berasal dari kata vihara yang berarti asrama atau kompleks candi. Kata beduhur artinya tinggi, dalam bahasa bali beduhur berarti (diatas) sedangkan bahasa Jawa dhuwur artinya (tinggi) Jadi, Borobudur dapat diartikan sebagai sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi atau bukit dataran tinggi.
Baca Juga: Sejarah Suku Batak: Bahasa, Tradisi, Budaya Dan Marga.
Borobudur Terlantar
Borobudur terlantar selama berabad-abad terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik dan ditumbuhi pohon serta semak belukar. Sehingga Borobudur kala itu benar-benar menyerupai bukit. Alasan sebenarnya penyebab Borobudur ditinggalkan hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Sejak kapan bangunan suci ini tidak lagi menjadi pusat ziarah bagi umat Buddha tidak ada yang tau pasti. Saat tahun 928 dan 1006, Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur setelah kejadian letusan gunung berapi. Fakta bahwa faktor inilah yang menyebabkan Borobudur ditinggalkan belum pasti, namun beberapa sumber menduga bahwa sangat mungkin Borobudur mulai ditinggalkan pada periode ini.
Penemuan Kembali Borobudur
Setelah peristiwa Perang Inggris-Belanda dalam memperebutkan pulau Jawa, yang di bawah pemerintahan Britania (Inggris) pada kurun waktu 1811 hingga 1816. Thomas Stamford Raffles yang ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, dan ia pun memiliki minat istimewa terhadap sejarah Jawa. Ia mengumpulkan artefak antik kesenian Jawa kuno dan membuat sebuah catatan mengenai sejarah dan kebudayaan Jawa yang dikumpulkannya dari perjumpaannya dengan rakyat jawa setempat.
Pada kunjungan di Semarang tahun 1814, ia mendapat kabar mengenai adanya sebuah monumen besar jauh di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. namun berhalangan dan tugasnya sebagai Gubernur Jenderal, ia pun tidak dapat pergi sendiri untuk mencari bangunan itu. Lalu ia mengutus H.C. Cornelius seorang insinyur Belanda untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini. Dalam waktu dua bulan, Cornelius dan 200 bawahannya menebang pepohonan serta semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur. Mereka membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Karena takut akan ancaman longsor, ia tidak dapat membersihkan semua lorong. Ia melaporkan penemuannya kepada Raffles dan menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur. Raffles dianggap berjasa karena penemuanya. Hal ini menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang.
Hal Menarik Di Candi Borobudur
Menjadi bangunan bersejarah di Indonesia dan merupakan bangunan Candi terbesar di dunia, sehingga populer di mancanegara berikut daya tarik yang ada di bangunan ini:
- Keindahan Arsitektur dan Relief: Bentuk Candi Borobudur yang sangat indah dan megah serta menawan. Arsitektur Candi Borobudur menunjukkan keterampilan dan kecerdasan manusia pada zaman itu, dimana mereka membangun sebuah candi yang sangat besar dan kompleks menggunakan teknologi yang sederhana. Relief yang ada di Candi Borobudur juga sangat indah dan memiliki makna.
- Keindahan Alam: Candi Borobudur yang letaknya berada di tengah-tengah pemandangan alam yang indah, dengan sungai, sawah dan perbukitan hijau yang mengelilinginya.
- Sejarah Agama: Candi ini juga menjadi simbol penting bagi agama Buddha dan menggambarkan tentang ajaran Buddha dalam bentuk arsitektur dan relief.
Makna Yang terkandung Dalam Candi Borobudur
Ciri khas Candi Borobudur adalah relief batu yang mengelilingi dindingnya dan terdapat lebih dari 2.600 relief yang menggambarkan ajaran Buddha, perjalanan spiritual, relief ini merupakan karya seni yang luar biasa, dengan detail dan kehalusan yang memukau. Bangunan ini sebagai relief Buddha dan pusat religius. Sebagai simbolisme dan filosopi karena bangunannya mencerminkan konsep kosmos dalam ajaran Buddha. Dengan struktur dan tata letaknya yang melambangkan sebuah alam semesta dan perjalanan untuk menuju pencerahan (lebih baik). Bagian atas candi melambangkan sebuah surga, sementara bagian bawahnya melambangkan dunia atau manusia yang dipenuhi dengan banyak penderitaan.
Kesimpulan
Candi Borobudur adalah sebuah maha karya arsitektur dan seni yang sanagat memukau, dan menakjubkan di dunia. Dengan desain yang sangat kompleks, ralief indah, dengan simbolisme makna yang sangat mendalam, candi ini bukan hanya menjadi saksi sejarah dan warisan budaya Indonesia, tetapi juga menginspirasi dan memiliki magnet tersendiri untung memanggil pengunjung dari seluruh mancanegara. Keindahan dan makna di balik arsitektur bangunan Candi Borobudur akan terus memikat dan mengagumkan kita semua sepanjang masa.