Suku Minangkabau – Sejarah & Adat Istiadat Yang Menarik
Suku Minangkabau adalah masyarakat yang mayoritas di wilayah Sumatera Barat. Dengan total mencapai 6.462.713 Jiwa atau 2.73% dari total seluruh penduduk yang ada di Indonesia.
Minangkabau merujuk pada entitas kultural juga geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, adat dengan anutan sistem kekerabatan keturunan dan agama Islam. Orang Minang sering juga disamakan sebagai orang Padang. Hal ini karena ibukota provinsi Sumatera Barat, yaitu Kota Padang. Tetapi, mereka menyebut kelompoknya dengan sebutan Urang Awak. Awak artinya adalah saya, aku atau kita dalam percakapan sehari-hari orang minang. Kesimpulannya adalah Urang awak itu yah orang minang itu sendiri.
Asal-Usul Suku Minangkabau
Suku ini berasal dari Provinsi Sumatera Barat, Minangkabau adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Sungayang, Sumbar. Minang berarti menang sedangkan Kabau artinya kerbau. Dari kisah sejarahnya yang diterima secara turun temurun, bahwa nenek moyang suku Minangkabau berasal dari keturunan Iskandar Zulkarnain. Walau sejarah tersebut tidak tersusun secara sistematis dan lebih kepada legenda dan cenderung kepada sebuah karya sastra. Masyarakat Minang adalah bagian dari masyarakat Austronesia yang melakukan migrasi dari daratan China selatan menuju pulau Sumatera pada 2.000 tahun yang lalu. Kelompok masyarakat ini di perkiraan masuk dari arah timur pulau Sumatera, menyusuri aliran Sungai Kampar dan Batang Kuantan sampai ke dataran tinggi yang disebut dengan darek.
Disana mereka mendirikan kampung halaman yang menjadi asal mula orang Minangkabau. Lalu membentuk semacam kelompok yang dikenal dengan nama luhak. Disebut juga dengan nama Luhak Nan Tigo, terdiri dari Luhak Tanah Data, Luhak Agam, dan Luhak Limo Puluah. Di masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan luhak tersebut menjadi daerah afdeling, dikepalai oleh seorang residen oleh masyarakat Minangkabau disebut namanya Tuan Luhak.
Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan masyarakatnya. Orang Minangkabau menyebar ke kawasan darek, beberapa membentuk beberapa kawasan tertentu menjadi kawasan rantau. Rantau juga berfungsi sebagai tempat untuk mencari kehidupan dan kawasan perdagangan. Di Minangkabau sebutannya dikenal dengan Rantau Nan Duo terbagi jadi dua yakni (Rantau di Hilia) kawasan pesisir timur dan (Rantau di Mudiak) kawasan pesisir barat. Awalnya penyebutan orang Minang tidak beda dengan orang Melayu. Namun saatabad ke-19. Penyebutan Minang dan Melayu digunakan sebagai pembeda budaya matrilineal yang tetap bertahan pada etnis Minang. Patrilineal yang dianut oleh masyarakat Melayu pada umumnya. Kemudian pengelompokan ini terus berlangsung untuk kepentingan sensus penduduk ataupun politik hingga saat ini.
Agama Suku Minang
Orang-orang Minang saat ini adalah pemeluk agama Islam. Jika ada masyarakatnya yang murtad atau keluar dari agama Islam. maka secara langsung Ia dianggap keluar dari masyarakat Minang dalam istilahnya disebut sebagai “dibuang sepanjang adat”. Agama Islam masuk melalui kawasan pesisir timur. Ada juga anggapan dari pesisir barat, yakni pada kawasan Pariaman. Pepatah: Adat manurun, Syarak mandaki (Adat diturunkan dari pedalaman ke pesisir sedangkan islam datang dari pesisir ke pedalaman). Kaitannya dengan penyebutan Orang Siak yang mencontoh kepada orang-orang saleh, ahli, dan tekun dalam agama Islam.
Pakaian Adat Minangkabau
Suku minang mempunyai beberapa pakaian adat yang di dalamnya mengandung filosofi. Berikut ini penjabaran mengenai pakaian adat minang:
- Bundo Kanduang: Atau Limpapeh Rumah Nan Gadang adalah lambang kebesaran bagi seorang wanita yang sudah menikah. Sebagai simbol betapa pentingnya seorang ibu di dalam sebuah keluarga. Limpapeh adalah tiang tengah di bagian bangunan rumah adat Sumbar.
- Pakaian Untuk Pria: Atau pakaian Penghulu digunakan oleh tetua adat atau orang tertentu. Dan cara menggunakannya memiliki aturan yang di buat oleh sistem adat. Terdiri atas Baju hitam, cawek, keris, sandeng, deta, tungkek, serawa dan sesamping.
- Pakaian Adat Pengantin: Biasanya berwarna merah dengan tutup kepala dan hiasan yang banyak. Hingga sekarang pakaian ini masih digunakan tetapi lebih di modif ke modern.
Kebudayaan & Tradisi Suku Minangkabau Yang Menarik
Kebudayaan ini adalah segala yang mencakup kepercayaan, adat-istiadat, norma-norma artistik, kebiasaan makan, keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan adalah warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal dan informal. Budayaan Minangkabau menganut sistem matrilineal dalam hal perkawinan dan pewarisan ataupun hal lainnya. Berikut Budaya Minangkabau:
- Kuliner: Masakan Minangkabau dominan ke makanan yang pedas paling terkenal di seluruh Indonesia dan bahkan di dunia adalah rendang, gulai, dan sate Padang. Masakan ini kaya akan rempah-rempah dan memiliki rasa yang sangat khas. Warung makan Padang dengan tumpukan hidangan yang beragam siap disantap dan sistem pembayaran yang unik, juga menjadi ciri khas dari budaya kuliner suku Minangkabau.
- Musik: Musik tradisional seperti saluang jo dendang, sarunai, dan juga rabab, memiliki keunikan tersendiri. Alat musik seperti saluang atau seruling bambu dan rabab sering digunakan dipertunjukan musik tradisional Minangkabau.
- Tarian: Tarian tradisional Minangkabau yang sangat terkenal adalah tari piring juga tari pasambahan dan tari indang.
Kebudayaan Minangkabau dikenal dengan nilai yang sangat kuat, contohnya gotong royong dan berkeadilan. Masyarakat Minangkabau mempunyai sistem nagari yang berbasis pada prinsip keseimbangan dan persamaan hak. Konsep merantau adalah bagian penting dari budaya Minangkabau. Kebudayaan Minangkabau adalah warisan budaya yang kaya dan juga beragam. Mulai dari adat istiadat yang unik, seni serta sastra yang kaya, sampai ke kuliner yang lezat. Kebudayaan Minangkabau mencerminkan kekayaan serta keunikan masyarakatnya. Nilai budaya yang kuat juga merupakan sebuah pijakan penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Rumah Adat Suku Minang
Salah satu rumah adat suku ini adalah Rumah Gadang yang di jadikan sebagai tempat tinggal suatu keluarga kadang juga digunakan sebagai tempat Musyawarah atau menggelar pesta adat. Setiap bangunannya memiliki fungsi masing-masing diantaranya:
- Anjuang: Berada di bagian sayap kanan dan kiri biasanya terdapat ruang anjung. Fungsinya untuk bersandingnya pasangan pengantin atau tempat penobatan kepala adat suku Minang.
- Rangkiang: Bagian terpisah berada di bagian depan. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan padi. Dan juga penanda bahwa dirumah tersebut memiliki kehidupan.
- Surau: Adalah rumah ibadah yakni digunakan untuk Sholat. Letaknya tidak terlalu jauh dari Rumah Gadang. Kadang di gunakan sebagai tempat belajar.
Jenis Rumah Gadang
Rumah Gadang memiliki beberapa jenis dan ini dia beberapa yang masih di lestarikan oleh suku Minang:
- Gadang Gonjong Ampek Baanjuang
- Gadang Gonjong Limo
- Gadang Gajah Maharam
- Gadang Batingkek
- Gadang Gonjong Sibak Baju
- Gandang Gonjong Anam
- Gadang Surambi Papek
Keunikan Rumah Adat Minang
Bentuknya yang unik sehingga menjadi inspirasi Negara Belanda. Seperti pada pintu gerbang utama Taman Hiburan Efteling yaitu gedung (The House of the five sense). Berikut ini keunikan rumah Gadang Khas Minang:
- Mempunyai atap seperti tanduk kerbau yang artinya adalah kemenangan.
- Bentuk atapnya melengkung dan bangunannya seperti perahu agak tinggi.
- Bangunan Rumah Gadang dirancang anti gempa dan juga tahan terhadap guncangan.
- Bangunan Rumah Gadang tidak memakai paku dan hanya mengandalkan pasak kayu.
- Jendelanya yang sengaja di buat miring agar memudahkan matahari masuk dan berfungsi untuk pertukaran udara.
Itulah fakta unik dan pengetahuan singkat mengenai Suku Minang. Semoga Informasi ini bermanfaat.