Permainan Tradisional Khas Papua – Nama Dan Cara Bermain

Permainan Tradisional Khas Papua – Papua merupakan provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur wilayah Papua milik Indonesia.

Permainan-Tradisional-Khas-Papua---Nama-Dan-Cara-Bermain

Permainan tradisional Indonesia yang bervariasi sayangnya karena anak-anak zaman sekarang lebih memilih bermain gadget atau video game. Jadi banyak permainana Tradisional yang hampir punah. Bermain permainan tradisional dapat melatih kreativitas anak dan melatih otot fisik. Anak-anak di papua masih sering memainkan permainan tradisional, Berikut Permainan Tradisional Khas Papua:

1. Permainan Tradisional Khas Papua & Budaya (Ampakeari)

Ampakeari merupakan salah satu permainan tradisional Indonesia yang berasal dari provinsi Papua. Yang merupakan nama buah yang biasanya tumbuh di rawa-rawa di Kabupaten Yapen-Waropen, yaitu buah mange-mange atau buah yang berasal dari pohon perdu yang berwarna putih. Permainan ini biasanya dimainkan saat ingin menidurkan anak. Biasanya permainan ini di mainkan oleh wanita, mulai dari anak-anak maupun dewasa yang terdiri dari 2-6 orang. Peralatan yang dibutuhkan antara lain buah mange-mange, iri atau tiang dari belahan kayu dan oinai atau sempe yang merupakan bahan kayu yang berbentuk seperti piring besar. Lokasi bermain permainan ini bisa di dalam rumah ataupun di halaman luar rumah.

Cara bermainnya yaitu setelah alat-alat yang dibutuhkan sudah tersedia dan sudah terkumpul, semua pemain akan membawa anak yang belum tidur. Jika pesrta permainan ini lebih dari satu orang, maka secara serentak mereka akan memutarkan ampakeari di oinai. Pemain akan kalah jika ampakeari mereka jatuh atau tidak berputar, anak yang tidak bisa tidur, atau anak yang terlambat tidur juga dikatakan kalah. Ampakeari biasanya dimainkan sambil menyanyikan lagu. berikut ini lirik lagunya:

Mamompa diana kuife rawinte. (Mengantuk turunlah dari ujung pohon kui)

andorife rawinte, amkarife rawinte, anitafe rawinte, andafe rawinte. (ujung pohon jambu, ujung pohon kelapa, ujung pohon sukun, ujung pohon mangga) 

Diamow kuaikobu ariankatung nei rurene bo. (Turunlah kemari kena ujung mata)

imbaro denama denama tamani denafa. (Supaya dia bisa tertidur)

Tamani denama denawe inan idena. (Seperti bapaknya dan ibunya)

Baca Juga: Letak Geografis Pulau Papua – Keindahan Alam & Budaya Masyarakat

2. Kayu Malele

Kayu Malele adalah permainan yang berasal dari Kabupaten Biak Numfor. Untuk memainkan permainan ini yang kita butuhkan adalah media kayu sebagai tongkat dan anak tongkatnya. Tempat bermain ini diusahakan di tanah lapang yang luas untuk menghindari kerusakan barang maupun kecelakaan dari permainan ini.

Cara Bermain:

Kelompok peserta bermain ada 2 dan masing-masing berisi 3-5 orang. Lalu menentukan kelompok yang akan bermain pertama kali. Letakkan kayu yang  panjangnya 20 cm di atas permukaan tanah yang sudah di lubangi. Perwakilan atau teman satu kelompok pemain akan memegang kayu sepanjang 50 cm di salah satu ujung kayu dengan kedua tangannya. Lalu ayungkan lah kayu itu sampai mengenai kayu yang telah di tancapkan diatas tanah. Tugas teman lain yang dalam kelompok itu harus menangkap kayu yang telah dilempar sebelum mengenai permukaan tanah. Jika kayu jatuh ke tanah atau tidak dapat tertangkap, Maka kelompok yang bermain akan melanjutkan ke tahap berikutnya.

Letakkan kayu berukuran 20 cm secara melintang di atas tanah yang sudah di lubang atau didalam lubang. Gunakan kayu yang ukurannya sepanjang 50 cm tadi untuk mengangkat dan melemparkan kayu sejauh mungkin. Kelompok yang sedang bermain tugasnya yaitu menjaga kayu yang telah di lemparkan. Jika pemain tidak berhasil menangkap kayu tersebut maka, yang melempar kayu (pelempar) wajib menghitung jarak antara posisi awal kayu hingga posisi dimana kayu tersebut itu jatuh. Cara menghitungnya begini, kayu ukuran 50 cm tadi sebagai alat bantu untuk menghitung. Seperti contoh saat kita menghitung menggunakan jengkal tangan, bedanya ini meggunakan kayu 50 cm tersebut. Setiap langkah mempunyai nilai 5 atau 10 poin tergantung kesepakatan. Langkah-langkah akan diulang secara terus menerus sampai poin telah mencapai 1000 atau 5000 ini sesuai kesepakatan kelompok. Pemenang adalah kelompok yang terlebih dulu poinnya mencapai pada kesepakatan tersebut.

3. Permainan Tradisional Khas Papua terpopuler (Patah Kaleng)

3.-Permainan-Tradisional-Khas-Papua-terpopuler-(Patah-Kaleng)

Patah kaleng atau boinas merupakan permainan yang mirip dengan futsal. Yang menjadi pembedanya adalah, peraturan dalam permainan ini tidak mengenal pencetakan Goal karena di permainan ini tidak ada gawang. Sehingga tidak ada aturan garis gawang seperti out. Salah satu permainan tradisional yang paling di gemari , apalagi di kalangan anak-anak yang ada di papua. Sekarang permainan ini masih terus dilestarikan namanya adalah Patah Kaleng. Permainan ini hampir sama dengan permainan sepakbola. Bedanya aturan yang tidak baku sehingga siapapun bisa memainkannya dan lapangannya pun bisa dimana saja. Jumlah pemain dalam Patah Kaleng ini bisa saja 5 orang per tim atau lebih pun boleh. 

Skor akan masuk hitungan apabila salah satu tim berhasil menendang bola, dan mengenai kaleng tim lawan. Permainan ini di mainkan selama yang di inginkan pemain artinya tidak ada waktu khusus di mainkan sampai kapan. Terkadang bisa mencapai 2 atau 3 jam sampai anak-anak tersebut kelelahan. Di permainan ini kita bisa menunjukan bakat dan skill dalam mengolah bola kecil dan mengenai target. Meskipun zaman sudah berkembang dan sudah ada permainan yang lebih modern yaitu futsal. Permainan Patah Kaleng ini tetap diminati dan memiliki banyak penggemar dan masih dimainkan juga dilestarikan oleh warga Papua.

4. Tok Asya

Tok asya merupakan Permainan Tradisional yang dilakukan dengan cara menggelindingkan tali rotan yang sudah di bentuk menyerupai lingkaran dengan sebatang tombak. Nsya Asya atau Tok Asya adalah permainan tradisional  yang sangat populer oleh anak-anak Papua yang bersifat rekreasi. Permainan ini biasanya hanya boleh dimainkan oleh anak laki-laki saja. Permainan ini tidak boleh dimainkan oleh anak perempuan karena sangat berbahaya. Dalam bahasa daerah masyarakat papua, Nsya memiliki arti menggelindingkan lingkaran rotan dan Asya memiliki arti tali rotan dan lingkarannya. Adapula arti Tok Asya yakni melempar lingkaran dengan tombak. Jadi kesimpulannya Nsya Asya/Tok Asya memiliki arti menggulingkan atau melarikan rotan (roda) dari arah lawan yang satu ke arah yang lainnya sambil melempar tombak.

Pemain atau Peserta yang melakukan permainan ini minimal adalah 2 (dua) orang dan maksimal jumlah peserta adalah berjumlah 20 (dua puluh) orang, apabila permainan ini dimainkan oleh banyak orang, permainan ini akan menajdi hiburan yang sangat menarik karena ramai pemainnya. Permainan ini biasanya dimainkan di padang rumput, lapangan atau tanah yang sangat luas. Masyarakat Papua dalam memainkan permainan Nsya Asya atau Tok Asya biasanya dilakukan pada waktu tertentu, yakni biasanya dilakukan pada saat hari perayaan tertentu saja dan permainan ini harus dimainkan pada pagi hari. Permainan ini bisa melatih ketangkasan, melatih otot tangan (karena melempar tombak), dan juga kecermatan. Cara bermain atau memenangkan permainan ini adalah dengan cara melempar tombak dan mengenai sasaran atau lingkaran tersebut.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *