Perang Badar – Pertempuran 313 Kaum Muslim Melawan 1000 Pasukan Quraisy

Perang Badar adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Saw.

Perang Badar - Pertempuran 313 Kaum Muslim Melawan 1000 Pasukan Quraisy

 

Sebelum peperangan ini, kaum Muslimin dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa konflik bersenjata berskala kecil antara akhir 623 sampai awal 624, dan konflik bersenjata ini semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun begitu, Pertempuran Badar adalah pertempuran yang berskala besar pertama yang terjadi diantara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin sebuah pasukan kecil dalam usahanya untuk mencoba melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru kembali pulang dari Syam.

Latar Belakang Perang Badar

Bangsa nomad penggembala yang terdiri dari berbagai macam suku. Beberapa adalah suku petani yang tinggal di oasis daerah utara atau daerah yang lebih subur di bagian selatan atau yang searang kita sebut dengan Yaman dan Oman. Mayoritas bangsa Arab menganut sebuah kepercayaan politeisme. Beberapa suku juga ada yang memeluk agama Yahudi, Kristen dan Zoroastrianisme.

Nabi Muhammad lahir di Mekkah pada tahun 570 dari sebuah keluarga Bani Hasyim yang berasal dari suku Quraisy. Ketika menginjak umur 40 tahun, ia mengalami pengalaman spiritual yaitu ketika ia menerima sebuah wahyu saat sedang menyendiri di suatu gua yang mempunyai nama Gua Hira di luar kota Mekkah. Kemudian ia mulai berdakwah kepada keluarganya lalu setelah itu baru berdakwah kepada masyarakat umum.

Dakwahnya ada yang menerima dengan baik tapi ada lebih banyak yang menentangnya. Pada masa ini, Nabi Muhammad dilindungi oleh pamannya yang bernama Abu Thalib. Ketika pamannya wafat sekitar tahun 619, kepemimpinan Mekkah diberikan kepada salah seorang musuh Nabi Muhammad, yaitu Amr bin Hisyam, yang mencabut serta menghilangkan perlindungan kepada nabi serta meningkatkan penganiayaan kepada komunitas Muslim.

Pada tahun 622, dengan semakin banyaknya kekerasan terbuka yang dilakukan oleh kaum Quraisy kepada para kaum Muslim di Mekkah, Nabi Muhammad serta banyak pengikutnya hijrah ke kota Madinah. Hal ini menandakan dimulainya kedudukan Nabi Muhammad sebagai pemimpin suatu kelompok dan agama.

Ghazawat (Perlawanan kafir Quraisy)

Setelah peristiwa hijrah, ketegangan yang terjadi antara kelompok masyarakat di Mekkah dan Madinah semakin kian memuncak dan pertikaian terjadi sekitar tahun 623. Ketika kaum Muslim yang selama ini diam ketika di zolimi oleh kafir Quraisy mulai melakukan aksi perlawanan sering disebut dengan nama ghazawat dalam bahasa Arab pada kelompok dagang kaum Quraisy Mekkah. Madinah berada di antara rute utama perdagangan kota Mekkah.

Meskipun kebanyakan dari kaum Muslim berasal dari kaum Quraisy. Yang sebelumnya kaum kafir Quraisy telah melakukan penganiyaan secara fisik dan menjarah harta serta rumah kaum muslimin yang ditinggalkan dikota Mekkah karena hijrah dan telah mengeluarkan mereka dari suku dan kaumnya mereka sendiri. Sebuah penghinaan dalam kebudayaan Arab yang sangat menjunjung tinggi suatu kehormatan dan umat Islam selama ini hanya diam tidak mau membalas karena takut akan kemarahan Allah Swt. Sampai ketika Allah menurunkan sebuah firman-Nya agar umat Islam yang terzolimi mulai bangkit melawan kejahatan yang terus dilakukan oleh kaum kafir Kaum Quraisy Mekkah. Yang jelas-jelas mempunyai pandangan lain terhadap hal tersebut. Karena mereka melihat umat muslim sebagai seorang penjahat dan juga sebuah ancaman terhadap lingkungan dan kewibawaan mereka.

Baca Juga: Salib Kasih Tarutung: Ikon Spiritualitas dan Wisata Religi di Sumatra Utara

Persiapan Dan Strategi Perang Badar

Persiapan Dan Strategi Perang Badar

Selama masa perang, Rasulullah selalu menangis karena melihat tentara Quraisy yang mempunyai senjata lengkap dan Rasulullah kemudian berdoa dan meminta kepada Allah. Setelah selesai salat, Rasulullah mengumpulkan semua para pasukan. Strategi yang paling efektif dan dipakai saat itu adalah dengan mengontrol sumur dan memutus suplai sumber air Sungai Quraisy. Perang tidak selalu dilakukan dalam jarak dekat. Rasul Allah memberikan pertintah pasukannya untuk berperang dari jauh. Ketika orang-orang kafir Quraisy mulai menyerang mereka. Tentara Muslim tidak langsung terlibat dalam pertarungan tangan kosong melawan mereka.

Mereka memakai taktik memanah dan kemudian langsung melawan pedang yang terhunus kearah mereka. Setelah setengah hari, 50 orang pemimpin musuh dari kafir Quraisy terbunuh, termasuk pemimpin utama mereaka yang bernama Abu Jahal. Banyak pasukan kafir Quraisy yang melarikan diri. Dari pihak Muslim sendiri, hanya 14 orang saja yang tewas. Atas kecerdikan dan kepintara dari taktik perang Rasulullah, kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan perang yang terjadi pada saat bulan Ramadhan serta mendapatkan harta rampasan perang yang sanagat banyak sebanyak 600 persenjataan lengkap, 300 kuda, dan 700 ekor unta, serta perdagangan milik Abu Sufyan. Bagi umat islam, perang Badar merupakan salah satu bagian dari peristiwa bersejarah dan besar di bulan Ramadhan. Dengan pertolongan Allah, umat muslimin berhasil meraih kemenangan walaupun kalah dalam jumlah pasukan. Untuk itu Allah memberi nama Perang Badar ini dengan sebutan Yaum Al-Furqon atau hari pembeda.

Kemenangan yang dimenangkan Umat Muslim

Perang badar barhasil dimenangkan oleh pasukan dari umat Islam. Kemenangan pada perang badar ini membuat posisi Islam di kawasan Madinah semakin kian menguat. Sementara, kaum Quraisy yang telah kalah di perang badar harus menelan kekecewaan sangat mendalam. Mereka pun semakin berhasrat ingin membalas dendam kepada umat muslim dengan persiapan yang jauh lebih matang. Bagi umat Islam, perang badar adalah peristiwa bersejarah yang sangat besar, apalagi terjadinya pada saat bulan suci Ramadan.

Perang badar menjadi pertempuran besar pertama bagi umat Islam dalam melawan musuh-musuh nya. Dengan pertolongan Allah lah umat muslim berhasil menang meskipun dengan perbedaan jumlah yang amat besar. Bahkan, Allah Swt menamai perang badar dengan nama Yaum Al-Furqan yaitu hari pembeda. Sebab, pada saat itu telah dibedakan mana saja yang menjadi haq dan yang batil. Saat itu Allah Swt menurunkan sebuah pertolongan besar untuk umat Islam dan memberikan kemenangan kepada mereka atas musuh-musuhnya, yaitu kaum kafir Quraisy.

Dampak Setelah perang Badar

Pertempuran perang Badar memilikib pengaruh yang sangat besar atas munculnya dua orang tokoh yang menentukan arah pada masa depan Jazirah Arabia pada abad setelahnya. Tokoh pertama adalah Nabi Muhammad Saw. Yang hanya dalam semalam statusnya berubah dari seorang buangan dari Mekkah menjadi salah seorang pemimpin utama. Tetapi setelah keberhasilan yang luar biasa hebat dan tak terduga itu. Semua orang yang berada di Arabia mau tak mau harus menanggapi hal ini secara serius. Peristiwa di Badar memaksa suku-suku Arab yang lainnya untuk menganggap umat Muslim sebagai salah satu penantang dan pewaris potensial terhadap kewibawaan dan peranan dalam politik yang dimiliki oleh kaum Quraisy.

Kemenangan di perang badar juga membuat Nabi muhammad dapat memperkuat posisinya sendiri dikota Madinah. Segera setelah itu, ia mengeluarkan Bani Qainuqa dari kota Madinah. Bani Qainuqa merupakan salah satu suku Yahudi yang sering mengancam kedudukan politiknya. Disaat yang sama, Abdullah bin Ubay, seorang Muslim seorang pemimpin Bani Khazraj dan penentang Nabi Muhammad. Mengetahui bahwa posisi politiknya di Madinah benar-benar sangat melemah. Setelahnya, ia hanya mampu memberikan penentangan dengan pengaruhnya yang terbatas kepada Nabi Muhammad. Simak dan ikuti terus jika ingin mengetahui berbagai informasi seputar adat dan suku hanya dengan klik link berikut ini storyups.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *