Upacara Sekaten – Tradisi Budaya & Religius Di Yogyakarta
Upacara Sekaten adalah sebuah festival tradisional yang diadakan di Yogyakarta, Indonesia, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Upacara Sekaten berlangsung selama satu minggu penuh dan diisi dengan berbagai acara dan kegiatan budaya, seperti pameran, pertunjukan seni, kontes, dan pembacaan kitab suci Al-Quran. Sekaten juga merupakan saat di mana masyarakat Yogyakarta berkumpul untuk beribadah dan merayakan kebersamaan dalam suasana religius dan meriah. Acara ini juga menjadi momentum untuk mempererat hubungan antara keraton dengan masyarakat Jawa. Sekaten memiliki makna dan nilai historis yang tinggi bagi masyarakat Yogyakarta dan menjadi bagian penting dari identitas budaya tradisional. Dibawah ini Archipelago Indonesia akan membahas tentang tradisi budaya Upacara Sekaten di Yogyakarta.
Asal-Usul & Sejarah Sekaten
Asal-usul Sekaten berasal dari Kerajaan Mataram, yang pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645) dipimpin oleh Sunan Amangkurat I. Sunan Amangkurat I kemudian memindahkan ibukota kerajaan dari Plered, Jawa Barat ke Kartasura, Jawa Tengah. Pada masa pemerintahan Sultan Amangkurat II, berkembanglah keteladanan yang diabadikan Sunan Pakubuwono I yang mengadakan upacara selamatan sebelum memulai Kerjaan Mataram Baru pada tahun 1745 Masehi.
Pada tahun-tahun berikutnya, festival Sekaten mulai berkembang menjadi perayaan besar-besaran yang dihadiri oleh banyak pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri. Festival Sekaten sendiri terdiri dari berbagai acara, seperti pawai kembang api, pasar malam, pertunjukan wayang, serta pertunjukan gamelan dan tari tradisional. Selain itu, di dalam kompleks Keraton Yogyakarta juga diselenggarakan upacara zikir, pembacaan kitab suci Al-Quran, serta berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Puncak dari festival Sekaten adalah Kirab Pusaka, di mana para abdi dalem membawa pusaka-pusaka keraton dalam prosesi keliling kota Yogyakarta.
Sekaten sendiri menjadi simbol dari keharmonisan antara keagamaan dan kebudayaan di Yogyakarta, serta menjadi salah satu jati diri masyarakat daerah tersebut. Dalam festival juga terlihat semangat gotong royong dan kebersamaan, dimana seluruh lapisan masyarakat turut serta dalam menyelenggarakan acara ini. Dengan demikian, Sekaten bukan hanya sekedar festival budaya semata, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Perayaan Sekaten menjadi momen yang ditunggu-tunggu bagi masyarakat setempat, karena selain bisa menikmati berbagai pertunjukan seni dan budaya, mereka juga bisa mengenang sejarah dan tradisi yang lekat dengan identitas mereka sebagai warga Yogyakarta.
Rangkaian Dalam Upacara Sekaten
Acara ini biasanya dilakukan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan dirayakan selama tujuh hari berturut-turut. Berikut adalah rangkaian acara dalam perayaan Sekaten:
- Pembukaan acara-Acara Sekaten dimulai dengan pembukaan yang biasanya dilakukan di Alun-alun Yogyakarta atau Alun-alun Surakarta. Acara ini biasanya dihadiri oleh Sultan dan keluarganya, serta pejabat daerah dan masyarakat setempat.
- Berbagai kegiatan keagamaan Selama tujuh hari perayaan Sekaten, berbagai kegiatan keagamaan dilakukan seperti khataman Al-Qur’an, tahlilan, serta pengajian. Selain itu, ada juga pembacaan kitab dan ceramah agama yang dihadiri oleh ulama atau kyai.
- Pameran dan pasar malam Selama Sekaten, biasanya diadakan pameran dan pasar malam di sekitar Alun-alun Yogyakarta atau Surakarta. Di pameran ini, pengunjung dapat menemukan berbagai macam barang, mulai dari pakaian tradisional, aksesoris, makanan, hingga kerajinan tangan.
- Upacara Grebeg Maulid Salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu dalam perayaan Sekaten adalah upacara Grebeg Maulid. Acara ini biasanya diadakan pada hari ke-12 bulan Rabiul Awal. Pada acara Grebeg Maulid, biasanya diadakan prosesi kirab kereta kerajaan dengan diiringi tarian kuda lumping dan barong.
- Doa bersama Acara Sekaten biasanya diakhiri dengan doa bersama yang dilakukan di Masjid Agung Yogyakarta atau Surakarta. Doa bersama ini diikuti oleh semua peserta perayaan Sekaten yang berdoa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan umat.
Makna & Signifikasi Sekaten
Signifikasi dari tradisi Sekaten ini adalah sebagai sebuah bentuk kegiatan keagamaan yang mempersatukan seluruh masyarakat dalam memperingati hari besar umat Islam. Selain itu, Sekaten juga merupakan bagian dari upaya pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi Jawa yang telah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Jawa. Salah satu kegiatan yang paling terkenal dalam tradisi Sekaten adalah Grebeg Maulid, dimana para pengunjung bisa menikmati berbagai macam jajanan tradisional, pertunjukan wayang kulit, dan berbagai kesenian tradisional lainnya. Acara-acara seperti ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk dapat mengenang sejarah serta mengenali warisan budaya yang ada di Indonesia.
Selain itu, Sekaten juga memiliki makna spiritual bagi umat Islam, karena merupakan momen untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dianggap sebagai sosok panutan dalam kehidupan umat manusia. Acara-acara keagamaan seperti tahlilan, sholawatan, dan pembacaan kitab suci Al-Qur’an juga dilakukan dalam rangka memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam masyarakat. Secara keseluruhan, tradisi Sekaten memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Yogyakarta dan Surakarta, karena tidak hanya sebagai ajang hiburan dan perayaan semata, namun juga menjadi wadah untuk mempererat hubungan antar sesama, melestarikan budaya, dan memperkuat nilai-nilai keagamaan di masyarakat.
Baca Juga: Lebaran Ketupat – Tradisi Untuk Mempererat Hubungan Keluarga
Sistem Kepercayaan & Spiritualitas
Salah satu konsep yang sangat penting dalam perayaan Sekaten adalah Sistem Kepercayaan Spiritualitas. Sistem kepercayaan spiritualitas dalam Sekaten memiliki beberapa aspek, antara lain:
- Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Dalam Sistem Kepercayaan Spiritualitas Sekaten, umat Islam meyakini bahwa Tuhan adalah sumber dari segala sesuatu dan pemelihara kehidupan. Mereka percaya bahwa dengan beriman dan beribadah kepada Allah, mereka akan mendapatkan rahmat dan keberkahan-Nya.
- Kepercayaan kepada para Wali Selain kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, umat Islam yang merayakan Sekaten juga meyakini adanya para Wali yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi. Mereka diyakini dapat memberikan bantuan dan perlindungan kepada umat manusia jika mereka dihormati dan dihargai.
- Praktik Keagamaan Sistem Kepercayaan Spiritualitas dalam Sekaten juga mencakup praktik keagamaan yang dilakukan selama perayaan tersebut. Seperti salat malam, dzikir, tahlil, serta pembacaan kitab suci Al-Quran. Semua praktik ini bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
- Kepercayaan Warisan Budaya Selain itu, Sistem Kepercayaan Spiritualitas juga mencakup kepercayaan kepada warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi-tradisi seperti upacara Sekaten, pembagian air keramat, serta pemberian sesaji merupakan bagian dari kepercayaan spiritualitas yang dijunjung tinggi oleh umat Islam yang merayakan Sekaten.
Dampak Terhadap Ekonomi
Salah satu dampak ekonomi dari pelaksanaan Sekaten adalah peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Yogyakarta. Sekaten secara tidak langsung menarik para wisatawan baik dari dalam maupun luar kota untuk datang ke Yogyakarta. Hal ini tentu berdampak positif bagi sektor pariwisata di Yogyakarta, baik dari segi peningkatan pendapatan hotel, restoran dan transportasi.
Selain itu, Sekaten juga memberikan peluang usaha bagi para pedagang dan pelaku UKM di sekitar lokasi acara. Dengan adanya peluang penjualan makanan dan minuman, Sekaten menjadi momen strategis bagi para pelaku usaha untuk meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini juga berdampak langsung pada perekonomian lokal dan menambah kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
Kesimpulan
Upacara Sekaten adalah festival yang kaya akan nilai budaya dan religius, menciptakan harmoni antara tradisi dan keagamaan. Dengan rangkaian acara yang menarik dan penuh makna, Sekaten tidak hanya merayakan kelahiran Nabi Muhammad, tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan budaya dan mempererat hubungan sosial masyarakat Yogyakarta. Sekaten terus menjadi bagian penting dari identitas budaya Yogyakarta yang harus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi mendatang. Festival ini adalah cermin dari kekayaan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan dijaga keberlangsungannya. Simak terus informasi lainnya mengenai seputaran Kebudayaan di Indonesia.