Sultan Iskandar Muda – Raja Aceh yang Agung Dan Perkasa
Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Aceh yang berkuasa pada abad ke-17. Beliau juga sultan kedua belas Aceh
Kesultanan beliau menacapai wilayah tertorial terbesarnya memegang kekuasaan sebagai kekuatan terkuat dan negara terkaya di kepulauan Indonesia di bagian dan selat malaka. beliau secara harfiah Alexxander Muda dan penaklukanya sering dibandingkan dengan penaklukan Alexxander agung. Selain penaklukannya yang terkenal, selam pemerintahannya, Aceh dikenal sebagai pusat internasional pembelajaran dan perdagangan agama Islam. Dia merupakan sultan Aceh yang terakhir yang keturunan langsung dari Ali Mughayat Syah, pendiri kesultanan Aceh. Meninggalnya Iskandar Muda berarti bahwa dinasti pendiri Kesultanan Aceh. Simak terus bebagai macam sejarah di Archipelago Indonesia
Kehidupan Awal Sultan Iskandar Muda
Calon Iskandar Muda lahir pada tahun 1593 Ayahnya merupakan Mansur Syah, putra Sultan Abdul Jalil, Sultan ketiga di Aceh. ibunya puteri Raja Inderabangsa adalah putri Sultan kesepuluh. karena itu melalui garis keturunannya ia menggabungkan dua cabang dinasti sultan aceh .pada masa kecil dan masa mudanya dijelaskan panjang lebar dalam Hikayat aceh yang memuji kualitas keperibadiannya. beliau dikenal dengan sejumlah nama dan gelar, terutama Perkasa alam yang merupakan nama yang ia pakai setelah beliau menaiki tahta
Pemerintahan dan Kekuasaan Sultan Iskandar Muda
Keberhasilan Iskandar Muda didasarkan pada kekuatan militernya Angkatan bersenjatanya terdapat di angkatan laut dengan galai berat masing-masing dengan 600-800 orang, kavelari menggunakan kuda persia, korps gajah pasukan infantri wajib militer dan lebih dari 2000 meriam dan senjata baik berasal dari Sumatera dan Eropa, lalu memperoleh kekuasaan ia mulai mengondisikan kendali atas Sumatera Utara. Pada tahun 1612 ia menaklukan Deli dan pada tahun 1613 di johor, lalu lainnya dibawa ke Aceh, Kampanye beliau terus berlanjut dan ia mampu mangalahkan pasukan dari portugis di bintan pada tahun 1617 ia menaklukan Pahang.
Pemerintahan Sultan Iskandar Muda dapat dikarakterisasi sebagai periode keemasan bagi Kesultanan Aceh. Berikut adalah beberapa aspek utama dari pemerintahannya:
1. Onsolidasi Kekuasaan
Setelah naik tahta pada usia muda, Sultan Iskandar Muda segera mengkonsolidasikan kekuasaannya di Aceh. Dia berhasil menegakkan otoritasnya di dalam negeri dengan mengatasi potensi pemberontakan dan memperkuat administrasi kerajaan.
2. Ekspansi Wilayah
Salah satu pencapaian utama Beliau adalah dalam bidang ekspansi wilayah. Di bawah kepemimpinannya, Aceh berhasil memperluas kekuasaannya secara signifikan. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan bahkan mencakup sebagian kecil dari Semenanjung Malaya.
3. Hubungan dengan Negara-Negara Asing
Beliau menjalin hubungan diplomatik yang kuat dengan negara-negara asing, terutama dengan Kesultanan Utsmaniyah di Turki dan Mughal di India. Hubungan ini membawa manfaat bagi Aceh dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi.
4. Pembangunan Infrastruktur dan Keagamaan
Di bawah kepemimpinannya, Beliau mendorong pembangunan infrastruktur penting seperti istana megah, masjid, jalan-jalan, dan sistem irigasi. Peningkatan ini tidak hanya memperkuat kekuatan administratif dan militer, tetapi juga mencerminkan komitmen Sultan terhadap Islam sebagai landasan moral dan hukum bagi negara.
5. Keberhasilan Militer
Sultan Iskandar Muda terkenal karena keberhasilannya dalam menghadapi dan mengalahkan tentara Portugis dan Belanda yang mencoba menguasai wilayah-wilayah perdagangan di Nusantara. Pertempuran laut di Selat Malaka, di mana Belanda dikalahkan secara telak, menegaskan kekuatan militernya dan memperkuat posisi Aceh sebagai kekuatan maritim terkemuka pada masanya.
6. Kebijakan Ekonomi dan Perdagangan
Sultan Iskandar Muda juga mendorong perdagangan internasional, terutama melalui pelabuhan utama Aceh di Banda Aceh. Ini membawa kemakmuran ekonomi bagi kerajaan dan memperluas jaringan perdagangan serta pengaruh Aceh di wilayah Nusantara.
Baca Juga: Ashabul Kahfi – 7 Pemuda Yang di Tidurkan Selama 309 Tahun
Kebijakan Luar Negeri
Kebijakan luar negeri Sultan Iskandar Muda merupakan salah satu aspek penting dari pemerintahannya yang berhasil. Berikut adalah beberapa poin utama terkait kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh Beliau
1. Aliansi Strategis dengan Kesultanan Asing
Beliau menjalin aliansi yang strategis dengan beberapa kesultanan besar di dunia Islam pada masanya, termasuk Kesultanan Utsmaniyah di Turki dan Kesultanan Mughal di India. Hubungan ini tidak hanya berfokus pada aspek politik, tetapi juga ekonomi dan militer. Aliansi ini memberikan dukungan penting bagi Aceh dalam menghadapi ancaman dari kekuatan Eropa yang mencoba memasuki wilayah perdagangannya.
2. Pertukaran Diplomatik dan Kedutaan Sultan Iskandar Muda
Beliau aktif dalam mengirim dan menerima duta besar serta misi diplomatik ke negara-negara asing. Ini tidak hanya untuk memperkuat hubungan politik dan ekonomi, tetapi juga untuk menegaskan kedudukan Aceh sebagai entitas politik yang mandiri di kawasan tersebut.
3. Perkawinan Strategis Sultan Iskandar Muda
Beliau melakukan perkawinan strategis dengan keluarga kerajaan dari kesultanan-kesultanan lain, seperti perkawinan dengan putri Sultan Ali Mughayat Syah dari Johor-Riau. Perkawinan semacam ini tidak hanya untuk memperkuat ikatan politik antara kedua kerajaan, tetapi juga untuk membangun aliansi yang lebih kokoh di antara mereka.
4. Perang dan Konflik dengan Kekuatan Eropa
Beliau terlibat dalam serangkaian konflik dengan kekuatan Eropa, terutama dengan Portugis dan Belanda. Dia berhasil menghadapi serangan-serangan tersebut dengan menggunakan kekuatan militer yang kuat dan aliansi dengan negara-negara Islam lainnya. Salah satu kemenangan terkenalnya adalah dalam Pertempuran Laut di Selat Malaka pada tahun 1606, di mana armada Belanda dipukul mundur dengan kekalahan yang memalukan.
5. Peperangan Laut Melawan Belanda
Salah satu momen paling terkenal dari kebijakan luar negeri Beliau adalah kemenangan dalam pertempuran laut melawan Belanda di Selat Malaka. Pada tahun 1606, armada Aceh yang dipimpin oleh Laksamana Malahayati berhasil mengalahkan Belanda, yang pada saat itu berusaha mengendalikan rute perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut.
Kemenangan ini menegaskan kekuatan militer Aceh di laut dan menunjukkan kepada negara-negara Eropa bahwa Aceh adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di kawasan itu.
6. Dampak Terhadap Politik Luar Negeri Aceh Sultan Iskandar Muda
Kebijakan luar negeri Beliau tidak hanya berfokus pada ekspansi militer dan perdagangan, tetapi juga memperkuat posisi politik Aceh di tingkat internasional. Hal ini memungkinkan Aceh untuk tetap menjadi kekuatan utama di wilayah tersebut selama masa pemerintahannya.
Kesimpulan
Beliau berhasil memperluas wilayah kekuasaan Aceh secara signifikan, mencakup sebagian besar Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan wilayah-wilayah lain di Nusantara. Pemerintahannya dikenal atas pembangunan infrastruktur, termasuk istana megah, masjid, dan jaringan perdagangan yang kuat. Kemenangan Sultan Beliau dalam pertempuran laut melawan Belanda menegaskan kekuatan militer Aceh di kawasan Selat Malaka. Ini juga menunjukkan kemampuan Aceh untuk mempertahankan ekonominya dan menghadapi ancaman dari kekuatan asing pada masanya. Di samping pencapaian politik dan militer, Beliau juga dikenal karena kontribusinya terhadap pembangunan budaya dan agama Islam di Aceh. storyups.com