Bhineka Tunggal Ika: Satu dalam Perbedaan

Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas dengan lebih dari 17.000 pulau, penempatan lebih dari 270 juta jiwa dengan berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda.

Bhineka Tunggak Ika

Keragaman ini merupakan salah satu kekuatan terbesar di Indonesia, namun juga tantangan dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Dalam konteks ini, semboyan Bhineka Tunggal Ika yang berarti Berbeda-beda tetapi tetap satu.

Menjadi simbol penting yang menggambarkan upaya untuk menciptakan persatuan dalam keragaman. Disini Kepulauan Indonesia akan membahas tentang semboyan Bhineka Tunggal Ika.

Sejarah Bhineka Tunggal Ika

Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki akar sejarah yang kuat dan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit, sebuah kerajaan besar yang berkuasa di Nusantara pada abad ke-13 hingga abad ke-15.

Ungkapan ini pertama kali muncul dalam kitab Sutasoma, karya seorang pujangga Majapahit bernama Mpu Tantular pada abad ke-14. Berikut kelengkapanya sejaranya:

Asal usul dalam Kitab Sutasoma

Kitab Sutasoma adalah sebuah karya sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350–1389). Kitab ini tidak hanya mengisahkan ajaran moral dan kepahlawanan.

Tetapi juga mengandung nilai-nilai toleransi dan persatuan di tengah keberagaman kepercayaan masyarakat saat itu.

  • Dalam salah satu bait kitab Sutasoma, tertulis: Bhineka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa.
  • Artinya: Berbeda-beda tetapi tetap satu, tidak ada kebenaran yang mendua.

Kalimat ini awalnya digunakan untuk menggambarkan toleransi antara pemeluk agama Hindu dan Buddha di Majapahit, yang meskipun memiliki keyakinan berbeda, tetap dapat hidup berdampingan secara harmonis.

Peran Majapahit dalam Konsep Persatuan

Majapahit adalah kerajaan yang berhasil menyatukan berbagai wilayah di Nusantara, mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga sebagian wilayah di Indonesia Timur. Keberagaman budaya, bahasa, dan agama yang ada di wilayah kekuasaannya menuntut adanya nilai-nilai toleransi dan persatuan.

Oleh karena itu, ajaran Bhineka Tunggal Ika menjadi cerminan penting dalam pemerintahan Majapahit untuk menjaga stabilitas kerajaan.

Dijadikan Semboyan Negara Indonesia

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, para pendiri bangsa melihat bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman yang luar biasa, baik dari segi suku, budaya, agama, dan bahasa.

Oleh karena itu, konsep Bhineka Tunggal Ika yang berasal dari Majapahit dianggap sangat relevan untuk menggambarkan persatuan bangsa dalam keberagaman. Akhirnya, semboyan Bhineka Tunggal Ika secara resmi ditetapkan.

Sebagai semboyan negara Indonesia dan dicantumkan dalam lambang negara, Garuda Pancasila, yang diresmikan pada 11 Februari 1950. Semboyan ini terukir pada pita yang dicengkeram oleh burung Garuda, melambangkan prinsip dasar negara dalam mempersatukan masyarakat Indonesia yang beragam.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Makna Bhineka Tunggal Ika

Frasa Bhineka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang dipopulerkan dalam karya sastra Sutasoma oleh Mpu Tantular, seorang pujangga dari Majapahit pada abad ke-14. Semboyan ini mengandung pesan penting bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan.

Seperti suku, agama, ras, dan golongan, semua elemen tersebut tetap dapat hidup berdampingan secara harmonis dalam satu kesatuan yang lebih besar Indonesia. Dalam praktiknya, Bhineka Tunggal Ika mengajarkan bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup bersama.

Sebaliknya, perbedaan harus dihargai dan dimaknai sebagai kekayaan yang menyejahterakan kehidupan sosial bangsa. Konsep ini tidak hanya relevan pada tingkat nasional, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang dikenal memiliki toleransi yang tinggi antar kelompok.

Pancasila Sebagai Landasan Persatuan

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia juga memegang peranan penting dalam mewujudkan konsep Bhineka ini. Sila kelima Pancasila memberikan arahan tentang bagaimana setiap individu dan kelompok di Indonesia harus saling menghormati, bekerja sama, dan menjaga kedamaian.

Misalnya, sila pertama yang mengandung ajaran tentang ketuhanan yang Maha Esa mengajarkan penghormatan terhadap kebebasan beragama. Sila kedua yang mengedepankan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Mengajarkan tentang penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia tanpa membedakan suku atau agama. Melalui Pancasila, Indonesia menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan dalam hal kepercayaan, adat istiadat, dan kebudayaan, seluruh rakyat Indonesia adalah bagian dari satu bangsa yang besar.

Baca Juga: Jenderal Soedirman: Panglima Besar Dan Pahlawan Nasional

Tantangan Dalam Mewujudkan Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggak Ika

Meski konsep Bhineka ini telah menjadi landasan kehidupan masyarakat Indonesia, tantangan untuk mewujudkannya tidaklah mudah. Isu-isu terkait intoleransi, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial terkadang muncul di tengah masyarakat.

Namun, negara dan masyarakat Indonesia terus berupaya mengatasi hal tersebut melalui pendidikan, kebijakan pemerintah. Dan peningkatan kesadaran akan pentingnya persatuan dalam persatuan.

Selain itu, globalisasi juga menghadirkan tantangan baru dalam menjaga keberagaman Indonesia. Penyebaran informasi yang sangat cepat melalui media sosial sering kali membawa perpecahan dan mempertemukan perbedaan.

Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga nilai-nilai luhur yang terkandung dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika dan menumbuhkan sikap saling menghargai dalam menghadapi perbedaan.

Peran Generasi Muda Dalam Mewujudkan Nya

Generasi muda memegang peranan penting dalam menjaga semangat Bhineka ini. Sebagai penerus bangsa, mereka harus memahami nilai-nilai Pancasila dan kebhinekaan Indonesia dengan baik.

Pendidikan tentang toleransi, saling menghargai, dan kerja sama antar sesama sangat penting untuk ditanamkan sejak dini, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Generasi muda juga memiliki kesempatan untuk memperkenalkan keberagaman Indonesia kepada dunia melalui teknologi dan media sosial. Menunjukkan bahwa meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan, kita tetap satu bangsa yang bersatu dalam kemajemukan.

Kesimpulan

Bhineka Tunggal Ika bukan sekedar semboyan, tetapi merupakan filosofi hidup yang harus dihayati oleh setiap warga negara Indonesia. Keberagaman yang ada di Indonesia merupakan kekuatan yang harus dijaga dan dihargai.

Dengan persatuan dalam perbedaan, Indonesia bisa terus berkembang menjadi bangsa yang besar, damai, dan sejahtera. Sebagai negara yang memiliki berbagai suku, agama, budaya, dan bahasa, Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa perbedaan bukanlah hambatan.

Melainkan kekayaan yang harus dilestarikan. “Bhineka Tunggal Ika” akan tetap menjadi pedoman dalam mewujudkan bangsa yang bersatu, maju, dan penuh toleransi. Jika ingin mengetahui beberapa hal menariknya tentang perbedaan di Indonesia, silakan kunjungi Website kami Kepulauan Indonesia .

 

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *