Bikin Heboh! Umbul-Umbul Unik Berkibar di Gunungkidul Ini Bukan dari One Piece

Di Gunungkidul, Yogyakarta, umbul-umbul kuning bernama Podang Ngisep Sari berkibar, bukan bendera One Piece seperti yang kerap dicari​.

Bikin Heboh! Umbul-Umbul Unik Berkibar di Gunungkidul Ini Bukan dari One Piece

Umbul-umbul ini, yang sekilas mirip bendera biasa, menyimpan makna dan sejarah panjang sebagai simbol kebanggaan daerah. Podang Ngisep Sari melambangkan semangat pembangunan, dan kerap dipasang saat acara desa, peringatan HUT RI, atau Hari Jadi Gunungkidul, menunjukkan identitas lokal yang kuat. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Archipelago Indonesia.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Sejarah dan Evolusi Umbul-Umbul Podang Ngisep Sari

Sebelum dikenal dalam bentuk umbul-umbul memanjang seperti sekarang, Podang Ngisep Sari dulunya adalah bendera atau panji-panji. Bentuk awalnya adalah bendera persegi empat berwarna kuning dengan lingkaran merah di tengahnya. Desain ini pernah digunakan sebagai “klebet” atau umbul-umbul oleh pasukan Nyutro dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Pemberian panji-panji ini merupakan bagian dari eksistensi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan berfungsi sebagai sandi komunikasi pada masa itu.Perubahan bentuk dari bendera menjadi umbul-umbul terjadi pada tahun 1982. Menurut Kepala Kundho Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Gunungkidul, Agus Mantara, penggantian ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman masyarakat mengenai simbol tersebut.

Meskipun Agus Mantara tidak mengingat persis kapan perubahan bentuk ini terjadi, Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono, menyebutkan bahwa perubahan bendera menjadi umbul-umbul dilakukan setelah era kemerdekaan Republik Indonesia, dan pemberian bendera Podang Ngisep Sari sendiri diperkirakan terjadi pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1940-1988).

Setiap daerah di DIY, termasuk Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Kota Yogyakarta, memiliki simbol dan warna umbul-umbul yang berbeda, yang merupakan pemberian dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ini menunjukkan bahwa setiap daerah memiliki karakternya sendiri.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Filosofi dan Makna Mendalam Podang Ngisep Sari

Filosofi utama di balik Podang Ngisep Sari adalah “semangat membangun daerah”. Secara harfiah, “Podang” mengacu pada burung Kepodang yang berwarna kuning cerah, sementara “Ngisep Sari” berarti menghisap madu. Jadi, Podang Ngisep Sari dapat diartikan sebagai burung Kepodang yang sedang menghisap sari madu bunga. Ketua Dewan Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono, menjelaskan bahwa “Podang” merepresentasikan masyarakat Gunungkidul.

“Ngisep” melambangkan usaha untuk mendapatkan manfaat dari Gunungkidul tanpa merusak alam. Sementara itu, “Sari” bermakna potensi, yang digambarkan sebagai bunga atau madu bunga, seperti flora, fauna, atau alam Gunungkidul. Ini mencerminkan tujuan masyarakat Gunungkidul untuk mencapai kesejahteraan sambil tetap saling menghargai. Meskipun warna kuning pada umbul-umbul diinterpretasikan sebagai representasi burung Kepodang, makna warna merahnya masih kurang dipahami oleh Agus Kamtono maupun Agus Mantara.

Namun, pada masa Pangeran Diponegoro memimpin Perang Jawa, umbul-umbul merah-kuning untuk wilayah timur laut (yang kini dikenal sebagai Gunungkidul) dikatakan memiliki makna khusus: merah mencerminkan tanah Gunungkidul, dan kuning melambangkan Gunungkidul sebagai penghasil madu tawon.

Baca Juga: Candi Borobudur dan Prambanan Berubah Jadi Arena 17an, Wisatawan Tumpah Ruah!

Penggunaan dan Pemasangan Umbul-Umbul

Penggunaan dan Pemasangan Umbul-Umbul
Umbul-umbul berwarna kuning dan merah ini biasanya dipasang menggunakan bambu dan dipajang di pinggir jalan untuk memeriahkan suasana. Warga memasangnya pada momen-momen penting seperti acara bersih desa (rasulan), peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (17 Agustus), dan peringatan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul.

Di bulan Agustus 2024, umbul-umbul Podang Ngisep Sari terlihat terpasang secara masif di sepanjang jalan di Gunungkidul, bahkan jumlahnya sekitar empat kali lebih banyak daripada bendera Merah Putih. Umbul-umbul ini akan tetap terpasang hingga Hari Jadi Gunungkidul selesai pada 4 Oktober 2024.

Identitas Wilayah Gunungkidul

Keberadaan Umbul-umbul Podang Ngisep Sari yang terpasang di berbagai sudut jalan menjadi simbol kebanggaan dan penanda identitas Gunungkidul. Agus Mantara menegaskan bahwa di mana pun Umbul-umbul Podang Ngisep Sari terpasang, di situlah wilayah Gunungkidul.

Ketika masuk ke Gunungkidul dari arah Patuk, pengunjung akan disambut oleh umbul-umbul ini, dan terlihat juga di daerah seperti Ponjong, Tepus, Paliyan, Playen, serta kapanewon lainnya di sepanjang jalan. Bahkan, umbul-umbul ini terpasang di kantor pemerintahan, termasuk kantor Pemkab Gunungkidul atau kompleks Bangsal Sewokoprojo di Wonosari.

Insiden Perusakan Umbul-Umbul

Pada pertengahan Agustus 2021, publik Gunungkidul dihebohkan dengan insiden perusakan bendera dan umbul-umbul yang dilakukan oleh tujuh remaja. Peristiwa ini terjadi selama tiga hari, dari 11 hingga 13 Agustus, di tiga lokasi berbeda di Kapanewon Karangmojo. Motif para pelaku disebut-sebut hanya iseng semata, tanpa ada niat lain seperti membuat konten media sosial.

Modus perusakan dilakukan dengan menarik bendera dari sepeda motor hingga robek atau terlepas dari tiangnya.Pihak kepolisian tidak menemukan indikasi bahwa anak-anak tersebut mengonsumsi miras atau alkohol. Karena pelaku masih di bawah umur, mereka tidak ditahan.

Sebagai gantinya, mereka dikenakan sanksi wajib lapor ke Polres Gunungkidul dan menjalani pembinaan yang melibatkan Unit Perlindungan Perempuan. Dan Anak serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPD). Selain itu, kendaraan yang mereka gunakan dikenakan tilang karena tidak dilengkapi surat-surat.

Kesimpulan

Umbul-umbul Podang Ngisep Sari adalah lebih dari sekadar hiasan jalan di Gunungkidul ia adalah simbol hidup dari sejarah, filosofi, dan identitas budaya daerah tersebut. Dari panji-panji komunikasi di masa lalu hingga penanda wilayah saat ini, umbul-umbul ini merefleksikan semangat membangun dan kearifan lokal.

Meskipun sempat diwarnai insiden perusakan, keberadaan umbul-umbul ini terus dijaga dan dilestarikan, menunjukkan komitmen masyarakat Gunungkidul terhadap warisan budayanya. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang Umbul-Umbul Berkibar di Gunungkidul hanya di Archipelago Indonesia.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.detik.com
  2. Gambar Kedua dari www.detik.com

Similar Posts