Candi Jabung – Mengungkap Misteri Candi Tertua di Probolinggo

Candi Jabung, yang terletak di Desa Jabung, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur Indonesia.

Candi-Jabung-–-Mengungkap-Misteri-Candi-Tertua-di-Probolinggo

Adalah salah satu candi tertua dan paling signifikan dari periode Majapahit. Keberadaan candi ini menyimpan banyak misteri, mulai dari sejarah pembangunannya hingga fungsi sebenarnya dalam kehidupan keagamaan dan sosial masyarakat pada masa lalu. Dibawah ini merupakan informasi atau ulasan terlengkap dari kami Archipelago Indonesia.

Sejarah & Asal-Usul Candi Jabung Dari Periode Majapahit

Candi Jabung adalah salah satu candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang dibangun sekitar abad ke-14 Masehi. Bangunan ini terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Candi Jabung memiliki sejarah yang kaya dan terkait erat dengan kejayaan Majapahit.

  • Asal Usul dan Pembentukan: Berdasarkan prasasti dan catatan sejarah, Candi Jabung dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, raja terkenal dari Kerajaan Majapahit, sekitar tahun 1354 Masehi. Menurut naskah Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca, Candi Jabung disebut dengan nama “Bajrajinaparamitapura”. Candi ini diduga dibangun untuk menghormati dan sebagai tempat perabuan Bhre Gundal, seorang anggota keluarga kerajaan Majapahit, atau untuk menghormati Bhre Gundal yang konon memiliki hubungan dekat dengan Raja Hayam Wuruk.
  • Penggunaan dan Fungsi: Candi Jabung digunakan sebagai tempat pemujaan dan perabuan, yang mungkin juga berfungsi sebagai monumen penghormatan bagi bangsawan atau anggota keluarga kerajaan yang telah meninggal. Candi ini juga digunakan sebagai tempat upacara keagamaan yang terkait dengan kepercayaan Hindu dan Buddha, mencerminkan sinergi antara kedua agama tersebut pada masa Majapahit.
  • Peran dalam Peradaban Majapahit: Candi Jabung memainkan peran penting dalam mengukuhkan kekuasaan dan pengaruh Kerajaan Majapahit di wilayah Jawa Timur. Candi ini menunjukkan tingkat kemajuan arsitektur dan seni yang telah dicapai pada masa itu, serta menjadi bukti kekayaan budaya dan spiritual dari era tersebut.
  • Penemuan dan Restorasi: Candi Jabung kembali ditemukan pada abad ke-19 ketika perhatian terhadap peninggalan sejarah mulai meningkat di Indonesia. Sejak penemuannya, beberapa upaya restorasi telah dilakukan untuk melestarikan candi ini, meskipun sebagian dari struktur aslinya telah hilang atau rusak karena waktu dan faktor alam.

Kehancuran & Pemulihannya

Seperti banyak situs bersejarah lainnya di Indonesia, Candi Jabung mengalami kerusakan dan kehancuran akibat berbagai faktor, baik alami maupun manusia. Beberapa contoh penyebab kehancuran bangunan ini antara lain:

  1. Erosi dan Cuaca:
    Selama berabad-abad, Candi Jabung terpapar oleh berbagai elemen alam seperti hujan, angin, dan sinar matahari yang terus-menerus. Batu bata merah yang digunakan untuk membangun candi rentan terhadap erosi, terutama dalam kondisi cuaca yang ekstrim.
  2. Gempa Bumi:
    Jawa Timur adalah daerah yang rawan gempa bumi. Aktivitas seismik ini telah menyebabkan keretakan dan kerusakan pada struktur candi, yang mungkin telah menyebabkan runtuhnya beberapa bagian bangunan.
  3. Penggalian Ilegal dan Penjarahan:
    Seperti banyak situs kuno lainnya, Candi Jabung kemungkinan juga mengalami kerusakan akibat penggalian ilegal dan penjarahan artefak. Kehilangan benda-benda berharga ini tidak hanya merusak fisik candi tetapi juga menghilangkan bagian dari sejarahnya.

Baca Juga: Candi Jago – Mengungkap Sejarah Dan Warisan Budaya Majapahit

Pemulihan Candi Jabung

Upaya pemulihan Candi ini dimulai setelah perhatian terhadap warisan budaya Indonesia meningkat, terutama pada masa kolonial Belanda dan setelah Indonesia merdeka. Beberapa langkah penting dalam proses pemulihan Candi Jabung meliputi:

  1. Penemuan Kembali dan Pendokumentasian:
    Candi Jabung mulai menarik perhatian para arkeolog pada abad ke-19, ketika situs-situs bersejarah di Indonesia mulai didokumentasikan dan dipelajari. Pemerintah kolonial Belanda melakukan survei awal terhadap candi ini dan mendokumentasikan kondisinya, yang menjadi dasar bagi upaya pemulihan di kemudian hari.
  2. Restorasi Awal:
    Pada awal abad ke-20, restorasi awal dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Upaya ini termasuk penguatan struktur, perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, dan perlindungan terhadap faktor-faktor alam yang merusak.
  3. Restorasi Lanjutan dan Konservasi:
    Setelah Indonesia merdeka, pemerintah melalui Dinas Purbakala (sekarang Balai Pelestarian Cagar Budaya) melanjutkan upaya restorasi dan konservasi. Proses ini melibatkan penggantian batu bata yang rusak, pemulihan relief-relief yang terkikis, dan penataan ulang lingkungan sekitar candi untuk menjaga keasliannya.

Arsitektur dan Desain

Arsitektur-dan-Desain

  1. Bentuk dan Struktur:
    Candi Jabung memiliki struktur yang unik dengan bentuk dasar silinder yang tidak umum ditemukan pada yang lainnya di Jawa. Bagian atapnya berbentuk stupa, yang menandakan pengaruh agama Buddha yang kuat. Candi ini dibangun dari bata merah, sebuah teknik konstruksi yang banyak digunakan pada masa Majapahit, dan masih terlihat sangat baik hingga saat ini.
  2. Relief dan Ornamen:
    Dinding Candi Jabung dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan berbagai kisah mitologis, adegan-adegan kehidupan sehari-hari, dan motif-motif flora. Relief-relief ini menunjukkan keterampilan tinggi dalam seni ukir batu, mencerminkan keindahan dan kerumitan seni Majapahit.

Misteri dan Signifikansi

  1. Fungsi dan Penggunaan:
    Meskipun secara umum Candi Jabung diyakini sebagai tempat pemujaan atau penghormatan bagi leluhur, fungsinya yang sebenarnya masih menjadi misteri. Beberapa ahli sejarah menyebutkan bahwa candi ini juga mungkin berfungsi sebagai tempat meditasi atau peristirahatan para bangsawan.
  2. Pengaruh Budaya:
    Candi Jabung menunjukkan perpaduan budaya Hindu-Buddha yang sangat khas dari era Majapahit. Bentuk stupa pada atap candi menandakan pengaruh Buddha yang kuat, sementara relief dan ornamen lainnya mencerminkan kepercayaan Hindu yang dominan pada masa itu.

Warisan Budaya

Salah satu bangunan tertua di Probolinggo yaitu, Candi Jabung memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Keberadaannya memberikan wawasan tentang kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Majapahit, serta perkembangan seni dan arsitektur pada masa itu. Hingga kini, candi ini tetap menjadi objek penelitian yang menarik bagi para arkeolog dan sejarawan yang ingin mengungkap lebih banyak tentang masa lalu Majapahit.

Kesimpulan

Tidak hanya merupakan peninggalan arsitektur yang indah tetapi juga simbol dari kejayaan dan kekayaan budaya Majapahit. Misteri di balik pembangunannya merupakan instruktur dari pemerintah setempat, fungsi dan simbolisme yang terkandung dalam desainnya, serta keindahan artistik yang dipamerkan, menjadikan bangunan ini sebagai salah satu situs bersejarah yang penting untuk dipelajari dan dilestarikan.

Artikel ini akan mengungkap lebih dalam tentang misteri dan keunikan Candi Jabung, serta warisan yang ditinggalkannya bagi generasi masa kini. Dengan sejarah yang kaya dan fungsi yang penuh misteri, tetapi menjadi salah satu situs paling berharga di Jawa Timur yang terus menarik minat para sejarawan, arkeolog, dan wisatawan. Simak terus pembahasan menarik lainnya tentang sejarah hanya dengan klik link berikut ini storyups.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *