Candi Jawi, Jejak Sejarah dan Keagungan Kerajaan Singhasari
Candi Jawi, peninggalan megah Kerajaan Singhasari abad ke-13 di Pasuruan, Jawa Timur, menyimpan nilai sejarah dan religius yang luar biasa.

Menggabungkan arsitektur Hindu dan Buddha, candi ini menjadi simbol toleransi dan sinkretisme budaya masa lalu. Dari relief menawan hingga fungsi pemujaan leluhur, Candi Jawi menghadirkan pengalaman spiritual sekaligus edukasi sejarah. Jelajahi berbagai fakta unik dan berita terkini seputar Archipelago Indonesia.
Sejarah Candi Jawi
Candi Jawi adalah salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Singhasari yang berdiri pada abad ke-13 Masehi. Terletak di kaki Gunung Welirang, Desa Candi Wates, Pasuruan, Jawa Timur, candi ini dibangun atas perintah Raja Kertanegara, raja terakhir Singhasari.
Bangunan Candi Jawi memiliki arsitektur yang unik dengan kaki yang bertema Siwa dan puncak bergaya Buddha. Candi ini berukuran sekitar 24,5 meter tinggi dan dikelilingi parit yang dipenuhi bunga teratai. Posisi pintu menghadap timur, berbeda dari candi lain yang biasanya menghadap gunung, menandakan pengaruh ajaran Buddha.
Dalam karya sastra kuno Negarakertagama, disebutkan bahwa candi ini menjadi tempat penghormatan bagi leluhur Kerajaan Singasari. Raja Majapahit Hayam Wuruk juga pernah berziarah ke Candi Jawi untuk memberikan persembahan. Meskipun banyak arca di dalamnya kini hilang atau rusak.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Peran dan Signifikansi Keagamaan Candi Jawi
Candi Jawi berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi penganut agama Siwa dan Buddha bersamaan. Raja Kertanegara, sebagai pendiri candi, merupakan penganut ajaran sinkretis yang menggabungkan kedua agama tersebut dalam tradisi keagamaannya. Oleh karena itu, candi ini mewakili perpaduan simbol dan ajaran spiritual.
Selain sebagai tempat pemujaan, candi ini dipercaya menyimpan abu jenazah raja serta leluhur kerajaan. Hal ini menunjukkan peran candi sebagai situs pemujaan dan penghormatan keluarga kerajaan. Struktur candi yang kokoh dengan relief dan arca mencerminkan nilai religius sekaligus seni budaya yang tinggi pada masa Singhasari.
Keunikan Candi Jawi terletak pada arsitektur dan pengaruh seni yang menggabungkan dua tradisi besar, sebagai lambang toleransi dan sinkretisme budaya yang menjadi ciri khas Kerajaan Singasari. Hal ini menjadikan candi tidak hanya sebagai situs keagamaan, tetapi juga sebagai peninggalan sejarah dan budaya yang penting.
Baca Juga: Pulau Manimbora, Permata Tersembunyi Di Pesisir Kalimantan Timur
Ciri Khas Arsitektur dan Hiasan Candi

Arsitektur Candi Jawi mencolok dengan bentuk ramping dan tinggi, mirip dengan Candi Prambanan namun memiliki unsur puncak yang berupa gabungan stupa Buddha dan kubus bersusun. Bagian bawah candi mengikuti struktur Hindu dengan adanya arca Siwa dan relung lainnya yang khas.
Batu penyusun candi ini terdiri dari dua jenis, yaitu batu hitam pada bagian bawah dan batu putih pada bagian atas. Ini menimbulkan dugaan pembangunan dilakukan dalam dua tahap dengan teknik yang berbeda. Relief dan arca yang ditemukan di sekitar candi, seperti Durga, Ganesa, dan Nandiswara.
Para ahli sejarah dan arkeologi terus menggali makna cerita relief candi yang mengandung cerita dari sastra Jawa kuno dan sejarah masa Majapahit. Keunikan ini menjadikan Candi Jawi sebagai situs penelitian penting untuk memahami sejarah, seni, dan kepercayaan masyarakat Jawa kuno.
Peran dan Warisan Candi Jawi
Candi Jawi bukan hanya situs peninggalan sejarah, tetapi juga warisan budaya yang mencerminkan toleransi dan sinkretisme agama di era Singhasari. Candi ini menjadi saksi perpaduan antara Hindu dan Buddha yang berjalan harmonis dalam kehidupan masyarakat pada masa itu.
Penghormatan yang terus dilakukan oleh penguasa Majapahit dan masyarakat memperkuat pentingnya candi sebagai pusat spiritual dan simbol kebesaran kerajaan masa lalu. Kini, Candi Jawi menjadi lokasi wisata sejarah yang menarik dan sumber pembelajaran budaya bagi generasi masa kini dan mendatang.
Peran Candi Jawi sebagai tempat penyimpanan abu leluhur dan tempat peribadatan tetap menjadi kebanggaan masyarakat Jawa Timur. Melalui konservasi dan penelitian, nilai-nilai sejarah dan budaya candi ini terus dipertahankan guna memperkaya khazanah peradaban nusantara.
Manfaatkan juga waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di Archipelago Indonesia.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.kompas.com
- Gambar Kedua dari kumparan.com
