Candi Plaosan – Ekspresi Keagungan Arsitektur Hindu-Buddha di Jawa Tengah

Candi Plaosan adalah kompleks candi Hindu-Buddha yang terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.

Candi Plaosan - Ekspresi Keagungan Arsitektur Hindu-Buddha di Jawa Tengah

Candi ini dikenal dengan sebutan “Candi Plaosan Lor” dan “Candi Plaosan Kidul”, yang masing-masing mengacu pada candi utara (lor) dan candi selatan (kidul). Kompleks candi ini didirikan sekitar abad ke-9 Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini merupakan contoh arsitektur yang menggabungkan pengaruh Buddha Mahayana dan Hindu, mencerminkan toleransi dan harmoni antara kedua agama tersebut pada masa itu. Berikut ini Archipelago Indonesia akan membahas tentang sejarah Candi Plaosan

Sejarah Berdirinya Candi

Candi Plaosan memiliki sejarah yang kaya dan menarik, mencerminkan kejayaan kerajaan Hindu-Buddha di Jawa pada abad ke-9 Masehi. Dibangun pada masa pemerintahan wangsa Sanjaya, tepatnya pada masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Konon, candi ini didirikan oleh Ratu Sri Kahulunnan, istri dari Raja Balitung, yang juga dikenal sebagai Ratu Sri Kahulunnan di Prambanan. Pembangunan Candi  terjadi pada periode ketika pengaruh Hindu-Buddha sangat kuat di Jawa. Pada masa itu, Mataram Kuno menjadi pusat kebudayaan dan agama Buddha Mahayana dan Hindu.

Candi Plaosan terdiri dari dua kompleks besar, yaitu Plaosan Lor (Utara) dan Plaosan Kidul (Selatan). Kedua kompleks ini menunjukkan penggabungan gaya arsitektur Hindu dan Buddha. Hal ini tercermin dalam bentuk stupa yang menyerupai candi Hindu dan juga relief-relief yang menggambarkan adegan-kehidupan Buddha serta epik-epik Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Sebagaimana kebanyakan candi Buddha pada masanya, Candi Plaosan berfungsi sebagai tempat peribadatan dan juga sebagai pusat kegiatan keagamaan serta pendidikan. Candi ini mungkin juga memiliki peran dalam upacara-upacara keagamaan dan kebudayaan lainnya.

Kompleks Candi Yang Indah & Megah

Candi Plaosan terdiri dari dua kelompok utama, yaitu Candi Plaosan Lor (Utara) dan Candi Plaosan Kidul (Selatan). Masing-masing kelompok memiliki puluhan candi kecil yang tersusun dengan indah dan simetris. Kompleks candi ini dibangun dengan menggunakan batu andesit yang halus, memberikan kesan kemegahan dan keagungan. Salah satu keunikan adalah adanya relief-relief yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu, seperti aktivitas pertanian, perdagangan, dan keagamaan. Relief-relief ini memberikan informasi berharga tentang kondisi sosial-ekonomi dan budaya masyarakat Jawa Kuno.

Perpaduan Arsitektur Hindu & Buddha

Arsitektur Candi Plaosan merupakan contoh yang menarik dari perpaduan gaya arsitektur Hindu dan Buddha yang khas pada masa kejayaan kerajaan Mataram Kuno di Jawa. Candi Plaosan terdiri dari dua kompleks besar, yaitu Plaosan Lor (Utara) dan Plaosan Kidul (Selatan). Masing-masing kompleks memiliki struktur yang mirip dan berisi beberapa candi kecil (perwara). Candi-candi utama di Plaosan Lor dan Plaosan Kidul memiliki bentuk bangunan persegi panjang dengan atap berbentuk piramida (meru). Atap-atap ini menggambarkan pengaruh arsitektur Hindu, khususnya dalam penggunaan meru sebagai simbol gunung suci dalam kosmologi Hindu.

Salah satu ciri khas yang paling menonjol  adalah relief-relief yang menghiasi dinding-dindingnya. Relief ini menggambarkan adegan-kehidupan Buddha, seperti kelahiran, pencerahan, dan parinibbana (wafatnya Buddha). Selain itu, juga terdapat relief-relief yang menceritakan kisah epik Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Relief ini tidak hanya menghiasi candi, tetapi juga memperkaya pengetahuan tentang kehidupan dan kebudayaan masyarakat Jawa pada masa itu. Dibangun dengan menggunakan batu bata merah dan batu andesit, dengan teknik konstruksi yang cermat. Batu-batu ini diukir dengan detail untuk menciptakan relief dan ornamen yang rumit dan indah.

Arsitektur Candi mencerminkan pengaruh kuat dari dua agama besar pada masanya, yaitu Buddha Mahayana dan Hindu. Perpaduan ini tidak hanya terlihat dalam bentuk bangunan dan ornamen, tetapi juga dalam filosofi dan makna yang tertanam dalam setiap detail arsitektural candi. Sejak tahun 1970-an, Candi Plaosan telah mengalami berbagai program restorasi dan pemeliharaan untuk menjaga keaslian dan keindahannya. Upaya ini dilakukan untuk memastikan bahwa warisan budaya berharga ini tetap dapat dinikmati dan dipelajari oleh generasi mendatang.

Baca Juga: Wisata Alam Labuan Bajo Dan Pesona Keindahanya

Upaya Pelestarian & Pengembangan

Upaya Pelestarian & Pengembangan

Sejak tahun 1970-an, pemerintah Indonesia melalui berbagai lembaga terkait seperti Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) telah aktif melakukan program restorasi terhadap Candi Plaosan. Restorasi dilakukan untuk memperbaiki kerusakan struktural, mengembalikan keaslian arsitektur, dan melindungi relief-relief berharga dari kerusakan lebih lanjut. Setelah proses restorasi, pemeliharaan rutin dilakukan secara teratur untuk menjaga kebersihan, keamanan, dan keindahan Candi Plaosan. Hal ini mencakup pembersihan area candi, pemantauan kondisi struktur bangunan, serta konservasi relief dan ornamen.

Program pendidikan dan kesadaran masyarakat juga penting dalam upaya pelestarian Candi Plaosan. Ini dilakukan melalui kampanye publik, tur edukatif, serta pengenalan sejarah dan nilai-nilai budaya candi kepada masyarakat lokal dan wisatawan. Pemerintah Indonesia juga melakukan kerjasama dengan organisasi internasional dan lembaga donor untuk mendukung proyek-proyek pelestarian. Kolaborasi ini meliputi pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber daya untuk memperkuat upaya pelestarian Candi.

Untuk mendukung keberlanjutan pelestarian, pengembangan infrastruktur wisata yang berkelanjutan juga dipertimbangkan. Ini termasuk pembangunan fasilitas pendukung seperti area parkir, toilet, pusat informasi, dan jalur akses yang memadai untuk pengunjung. Pemerintah setempat juga aktif dalam mengawasi dan mengatur aktivitas di sekitar untuk melindungi situs dari kerusakan atau ancaman lainnya, seperti pembangunan ilegal atau pencurian artefak.

Daya Tarik Candi Plaosan

Candi Plaosan memiliki sejumlah daya tarik yang membuatnya menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik di Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor yang menjadi daya tarik Candi Plaosan:

  • Kekayaan Sejarah: Candi Plaosan adalah saksi bisu dari kejayaan kerajaan Hindu-Buddha pada abad ke-9 Masehi di Jawa. Sejarahnya yang kaya memberikan pemahaman mendalam tentang kehidupan dan kebudayaan masyarakat Jawa pada masa lalu, serta perpaduan antara kepercayaan Hindu dan Buddha yang tergambar dalam arsitektur, relief, dan ornamen candi.
  • Arsitektur yang Indah: Candi ini menampilkan arsitektur yang menggabungkan gaya Hindu dan Buddha dengan sangat harmonis. Struktur bangunan yang megah, atap-atap berbentuk meru, dan relief-relief yang halus menghiasi dinding-dindingnya menjadikan candi ini sebagai contoh luar biasa dari seni arsitektural pada masa itu.
  • Relief-relief Epik: Salah satu daya tarik utama dari Candi Plaosan adalah keberadaan relief-relief yang menggambarkan cerita-cerita epik seperti Ramayana dan Mahabharata. Relief-relief ini tidak hanya memperindah dinding-dinding candi, tetapi juga menceritakan kisah-kisah yang mendalam dan relevan dengan kehidupan dan nilai-nilai pada masa itu.
  • Pusat Keagamaan dan Spiritual: Sebagai candi Buddha, juga memiliki nilai-nilai spiritual dan keagamaan yang kuat. Tempat ini digunakan untuk meditasi, peribadatan, dan upacara keagamaan pada zamannya, mencerminkan pentingnya candi ini dalam kehidupan spiritual masyarakat Jawa pada masa lampau.
  • Keindahan Alam dan Lingkungan: Terletak di tengah-tengah perkebunan dan sawah yang hijau di daerah Klaten, Jawa Tengah, juga menawarkan pemandangan alam yang indah dan tenang. Hal ini menambah daya tarik bagi pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam sambil mempelajari sejarah dan budaya.

Kesimpulan

Candi Plaosan adalah kompleks yang menakjubkan di Jawa Tengah, Indonesia, mencerminkan kejayaan Hindu-Buddha pada abad ke-9 Masehi. Dikenal dengan arsitektur yang indah, relief-relief epik, dan nilai sejarah yang kaya, tidak hanya menjadi saksi bisu perpaduan budaya, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menarik, menawarkan pengalaman mendalam tentang kehidupan dan kebudayaan masyarakat Jawa pada masa lampau. Simak terus pembahasan menarik lainnya tentang sejarah hanya dengan klik link berikut ini storyups.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *