Gua Leang-Leang: Menelusuri Masa Lalu di Kawasan Karst Maros-Pangkep

Gua Leang-Leang, yang terletak di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, kehidupan manusia purba puluhan ribu tahun lalu.

Gua Leang-Leang: Menelusuri Masa Lalu di Kawasan Karst Maros-Pangkep

Lebih dari sekadar formasi geologis yang menakjubkan, gua ini menyimpan bukti-bukti arkeologis yang tak ternilai harganya, berupa lukisan dinding gua yang menjadi saksi bisu peradaban Toala. Keindahan alam yang berpadu dengan nilai sejarah yang kaya menjadikan Leang-Leang sebagai destinasi wisata yang menarik.

Sekaligus pusat penelitian penting bagi para arkeolog dan sejarawan. Dibawah ini Archipelago Indonesia akan menyelami lebih dalam sejarah Gua Leang-Leang, mengungkap misteri di balik dinding-dindingnya, dan memahami signifikansinya bagi peradaban manusia.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Formasi Geologis & Lokasi Strategis

Gua Leang-Leang terletak di antara bukit kapur pada kawasan karst Maros-Pangkep. Secara administratif, gua ini berada di Lingkungan Leang-Leang, Kelurahan Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia. Lokasinya strategis karena dapat ditempuh sekitar 15-30 menit dari jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Maros dan Bone.

Kawasan karst Maros-Pangkep sendiri dikenal sebagai kawasan karst terluas kedua di dunia setelah kawasan karst di Guangzhou, Cina. Formasi geologis yang unik ini menciptakan lanskap yang memukau dan menjadi rumah bagi berbagai gua prasejarah, termasuk Leang-Leang.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Penemuan Lukisan Dinding Gua & Jejak Peradaban Toala

Penelitian arkeologi di Leang-Leang dimulai sejak tahun 1902, namun penemuan penting terjadi pada tahun 1950 ketika H.R. van Heekeren menemukan lukisan babirusa yang sedang meloncat dengan bagian dada terpanah. Pada saat yang sama, Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah di Leang Pettae dan Leang Pettakere.

Lukisan-lukisan ini menjadi bukti keberadaan manusia purba yang menghuni gua tersebut sekitar 8.000-3.000 SM. Para ahli arkeologi mengaitkan temuan ini dengan peradaban Toala, sebuah budaya prasejarah yang berkembang di Sulawesi Selatan. Lukisan-lukisan gua di Leang-Leang menggambarkan berbagai aspek kehidupan manusia purba, seperti religi, mata pencaharian, teknologi, ekologi, dan seni.

Baca Juga:

Makna Simbolik Lukisan Telapak Tangan & Babirusa

Salah satu ciri khas lukisan dinding gua di Leang-Leang adalah gambar telapak tangan yang berwarna merah marun. Menurut para ahli, gambar telapak tangan tersebut merupakan tangan salah satu suku yang mengikuti ritual potong jari sebagai tanda berduka cita atas meninggalnya seseorang.

Selain itu, terdapat pula lukisan babirusa yang menjadi simbol penting dalam kehidupan manusia purba. Penggambaran binatang babi dalam seni cadas di Karst Maros-Pangkep memiliki pertanggalan sekitar ± 35.400 tahun yang lalu. Lukisan ini berkonteks dengan gambar tangan yang memiliki pertanggalan sekitar ± 39.000 tahun yang lalu.

Pengakuan Internasional & Penelitian Berkelanjutan

Pengakuan Internasional & Penelitian Berkelanjutan

Pada tahun 2014, Maxime Aubert dari Universitas Wollongong, Australia, melakukan penelitian di Leang Timpuseng yang menghasilkan kesimpulan bahwa lukisan dinding gua tersebut berusia sekitar 40.000 tahun yang lalu. Penelitian ini menjadi perhatian dunia arkeologi internasional karena pertanggalan tersebut setara dengan lukisan tertua di Eropa.

Metode pertanggalan yang digunakan adalah metode baru, yaitu uranium series dating di speleothems (deposit) gua. Pengakuan internasional ini semakin memperkuat posisi Leang-Leang sebagai situs arkeologi penting yang mengubah pandangan dunia tentang sejarah asal usul dan perkembangan lukisan gua.

Konservasi dan Pemanfaatan Untuk Pariwisata

Gua Leang-Leang dibuka untuk wisatawan pada tahun 1980 dengan nama Taman Prasejarah Leang-Leang. Saat ini, kawasan ini dikenal sebagai Taman Arkeologi Leang-Leang, sebuah objek wisata andalan di Kabupaten Maros dan Sulawesi Selatan yang menyajikan wisata edukasi tentang kepurbakalaan.

Taman Arkeologi Leang-Leang terdiri atas dua gua prasejarah yang terkenal, yaitu Leang Pettae dan Leang Pettakere. Sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai taman, dilengkapi fasilitas jalan setapak, sanitair, ruang informasi, lahan parkir, dan fasilitas penunjang lainnya.

Kesimpulan

Meskipun memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi, Leang-Leang menghadapi berbagai tantangan pelestarian di tengah modernisasi. Salah satu ancaman terbesar adalah aktivitas penambangan di sekitar kawasan karst yang dapat merusak formasi gua dan lukisan dinding.

Selain itu, perubahan iklim dan vandalisme juga menjadi perhatian serius. Upaya pelestarian terus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat melalui berbagai program konservasi, edukasi, dan pengawasan. Pelestarian Leang-Leang bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat.

Dengan menjaga kelestarian situs ini, kita turut menjaga warisan peradaban manusia dan memastikan generasi mendatang dapat terus belajar dari sejarah masa lalu. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Archipelago Indonesia terlengkap yang akan kami berikan setiap harinya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari interaktif.kompas.id
  2. Gambar Kedua dari makassar.antaranews.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *