Hari Jadi ke 831, Trenggalek Gelar Kirab Pusaka dan Sedekah Tolak Bala

Kabupaten Trenggalek kembali menggelar Kirab Pusaka sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-831.

Hari-Jadi-ke-831,-Trenggalek-Gelar-Kirab-Pusaka-dan-Sedekah-Tolak-Bala

Acara yang berlangsung pada Minggu, 31 Agustus 2025, ini menjadi momen sakral yang sarat akan makna budaya sekaligus spiritual. Di bawah ini Archipelago Indonesia akan memberikan informasi menarik lainnya mengenai Kirab Pusaka dan makna perayaan Hari Jadi ke-831 Trenggalek.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Sedekah Hasil Bumi Sebagai Tolak Bala

Salah satu momen utama dalam kirab adalah pembagian sedekah berupa hasil bumi. Mas Ipin bersama jajaran pemerintah daerah membagikan buah, sayuran, dan bingkisan kepada masyarakat yang hadir. Sedekah ini tidak hanya sekadar pemberian, tetapi diniatkan sebagai tolak bala, doa agar seluruh masyarakat Trenggalek diberi keselamatan, ketenteraman, dan kelancaran rezeki.

“Sudah seperti biasanya, niatnya sedekah tolak bala. Doanya semoga semua rezekinya lancar, tenteram semuanya, aman, selamat, berbahagia, semoga dilancarkan segala urusannya oleh Yang Maha Kuasa,” ujar Mas Ipin dalam keterangan resminya, Senin (1/9/2025).

Pembagian sedekah ini pun disambut dengan penuh antusias oleh warga. Mereka rela menunggu sejak pagi hari untuk ikut serta dalam kemeriahan sekaligus mendapatkan berkah dari hasil bumi yang dibagikan.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Antusiasme Warga Sepanjang Kirab

Antusiasme masyarakat terlihat jelas sepanjang jalannya kirab. Ribuan warga tumpah ruah memenuhi jalan utama Trenggalek. Banyak di antara mereka yang sengaja datang dari berbagai desa hanya untuk melihat langsung prosesi kirab pusaka, sekaligus menyapa pemimpinnya.

Mas Ipin sendiri menambah kehangatan acara dengan berjalan tanpa alas kaki menyusuri jalan, menghampiri dan menyapa warga satu per satu. Aksi ini menambah kesan kedekatan antara pemimpin dan rakyatnya, sekaligus memperkuat makna bahwa kirab pusaka adalah milik seluruh masyarakat Trenggalek, bukan hanya seremoni pemerintah.

Selain itu, kirab pusaka juga menampilkan rangkaian budaya, mulai dari penjamasan pusaka hingga prosesi penyimpanan. Pusaka kabupaten disemayamkan di Balai Desa Kamulan, Kecamatan Durenan, sementara pusaka bupati ditempatkan di Balai Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak. Setelah itu, keduanya akan dikirab kembali menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha untuk disimpan dengan penuh kehormatan.

Baca Juga: Festival Kalimaro, Kisah Hidup dan Hasil Bumi di Tepi Arafura

Makna Filosofis Tema Neng Ning Nang

Makna-Filosofis-Tema-Neng-Ning-Nang

Dalam peringatan Hari Jadi ke-831 ini, Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengusung tema “Neng, Ning, Nang”. Tema tersebut mengandung filosofi mendalam tentang perjalanan hidup manusia. Menurut penjelasan Mas Ipin, “Neng” berarti jumeneng atau lahir ke dunia, “Ning” berarti hening atau menjalani lelaku wening, dan “Nang” berarti mencapai kewenangan atau kemenangan.

Konsep ini bersumber dari ajaran Sangkan Paraning Dumadi, yakni pemahaman mengenai asal-usul dan tujuan hidup manusia. Bahwa setiap manusia perlu menyadari untuk apa ia dilahirkan, bagaimana seharusnya ia menjalani kehidupan, serta ke mana ia akan kembali.

Dengan tema ini, Pemkab Trenggalek ingin mengajak masyarakat untuk tidak hanya merayakan hari jadi sebagai peristiwa seremonial, tetapi juga sebagai momentum refleksi spiritual. Bahwa setiap insan hendaknya mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan rohani, serta selalu mengingat tujuan hidup yang lebih hakiki.

Kirab Pusaka Sebagai Identitas Budaya Trenggalek

Kirab pusaka telah menjadi identitas budaya Kabupaten Trenggalek. Tradisi ini tidak hanya memperkuat rasa kebersamaan masyarakat, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya yang dapat menarik perhatian masyarakat luas, bahkan dari luar daerah.

Selain sarat makna, kirab pusaka juga memperlihatkan bagaimana pemerintah daerah berusaha menjaga kearifan lokal yang diwariskan leluhur. Di tengah arus modernisasi, pelestarian tradisi semacam ini menjadi penting agar generasi muda tetap mengenal akar budayanya.

Dengan rangkaian prosesi yang melibatkan masyarakat secara langsung, kirab pusaka bukan hanya perayaan milik pemerintah, tetapi juga ruang kebersamaan antara pemimpin dan warganya. Nilai-nilai spiritual, budaya, dan kebersamaan itulah yang menjadikan acara ini lebih dari sekadar tradisi, melainkan juga doa kolektif bagi kesejahteraan Trenggalek ke depan.

Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Archipelago Indonesia yang akan kami berikan terupdate setiap harinya.


Sumber Informasi Gambar:

  • Gambar Pertama dari kompas.com
  • Gambar Kedua dari antaranews.com

Similar Posts