Jenderal Soedirman – Pejuang Kemerdekaan Indonesia
Jenderal Sudirman merupakan suatu tokoh yang sangat penting dalam sejarah Indonesia dan diangkat sebagai Panglima Besar TNI pada masanya.
Pada tanggal 12 November 1945, Ia terpilih sebagai pemimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan dipromosikan sebagai Jenderal. Ia memimpin pasukan dalam perang gerilya melawan agresi militer Belanda. Meski sakit parah, Ia tetap memimpin dengan semangat dan keberanian. Di bawah impiannya beliau berhasil mengusir penjajah dari wilayah Indonesia.
Biografi Jenderal Sudirman
Beliau merupakan panglima besar pertama di Tentara Indonesia dan dipimpin pada usia yang masih sangat muda. Dia adalah anak rakyat biasa. Kemudian, ia diangkat oleh pamannya dan berubah menjadi seorang bangsawan Jawa. Sebelum masuk militer, beliau adalah seorang guru di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh Muhammadiyah. Ia lahir di Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916. Ia adalah anak dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem. Karena permasalahan ekonomi orangtuanya, ia kecil diasuh oleh pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo. Sejak saat itu, beliau telah besar dengan didikan etika dan tata krama priyayi serta kesederhanaan sebagai rakyat biasa. Berkat didikan sejak dini beliau tumbuh menjadi anak yang sangat rajin dan aktif.
Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan
Puncak perannya yang sangat krusial terjadi saat ia diangkat menjadi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia atau sering disebut Panglima TNI pada tahun 1949. Berikut ini adalah beberapa bentuk perjuangan dari Jenderal Soedirman:
1. Perang Griliya
Dia adalah sosok pemimpin dalam Perang Gerilya yang berlangsung selama 7 bulan lamanya. Padahal, ketika menjalankan perang tersebut, fisik Jenderal Sudirman sedang sakit berat sehingga harus ditandu. Ia memimpin Perang Gerilya dengan cara berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Meskipun kondisi kesehatannya terus menurun, ia berhasil menjelajahi daerah gerilya di berbagai wilayah sehingga Belanda siap melakukan penjelajahan.
2. Perundingan Roem Royen
Perjanjian Roem Royen adalah cara perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan melalui strategi diplomasi sehingga Pemerintah Indonesia kembali ke Yogyakarta. Setelah presiden kembali ke Yogyakarta, beliau diminta untuk turut kembali ke Yogyakarta, namun ia menolak. Maka dari itu, Kolonel Gatot Subroto mengirimkan surat untuk membujuknya agar mau kembali. Dengan alasan surat tersebut, jika dia pada tanggal 10 Juli 1949 menurut keinginan Gatot sebagai bentuk penghormatan. Sejak saat itu, ia beserta pasukannya kembali menetap di Yogyakarta dengan penyakitnya yang kembali kambuh dan semakin parah.
3. Mengambil Banyak Peran
Beliau tercatat sebagai tokoh yang memegang banyak peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, mengusir sekutu pada tanggal 12 Desember 1945, beliau mempimpin Tentara Keamanan Rakyat atau sering disebut TKR untuk mengusir sekutu dari tanah Ambarawa, sedangkan pemimpin Pembela Tanah Air atau sering disebut juga dengan sebutan PETA untuk merebut senjata dari Jepang yang masih ada di Indonesia, menjadi ketua Badan Keamanan di wilayah Banyumas pada tanggal 23 Agustus 1949
Kepemimpinan dan Karakter Jenderal Sudirman
Beliau memberikan semangat juang yang sangat tinggi,berkorban,bertanggung jawab,berjiwa pemimpin,taat pada aturan dan pemerintahan,dan mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan pribadi. Ia juga memiliki kepribadian yang sangat tenang dalam memecahkan masalah untuk menemukan cara yang solutif, gigih, dan sangat teguh dalam memegang prinsip.
Baca juga: Balap Karung – Perpaduan Antara Tradisi & Kegembiraan
Penghargaan dan Pengakuan Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman menerima berbagai tanda kehormatan dari pemerintah pusat secara anumerta, termasuk Bintang Sakti Gerilya, Bintang Mahaputra Adipurna, Bintang Mahaputra Pratama, Bintang Republik Indonesia Adipurna, dan Bintang Republik Indonesia Adipradana. Beliau juga dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 10 Desember 1964 oleh Presiden Indonesia dan dipromosikan menjadi Jenderal Besar.
Warisan dan Pengaruhnya
Para pengamat yang memandang perang terbesarnya terletak pada sejumlah perinsip yang mesti diturunkan ke generasi sesudahnya, ia selalu ingin berjuangdemi rakyatnya tanpa mempertimbangkan kondisi kesehatannya, Kata bantuannya ia bisa saja berobat dengan tenang di Yogyakarta saat Belanda melancarkan agresi sebab Presiden Soekarno menjamin keselamatannya, Beliau juga ingin tentara bertahan dalam kondisi apapun.
Pesan-Pesan Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman pernah berpesan, ingatlah bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan hakuannya, kita masuk dalam ketentaraan karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara, jika mencerna srta memahami pesan yang diberikan oleh beliau sangat jelas tugas dan tanggung jawab TNI. hanya satu,yaitu membela bangsa dan negara. itu tidak menjadi alat politik atau ditentukan bagi kelompok-kelompok tertentu untuk melakukan suatu pemisahan yang menyimpang.
Pandangan Kontemporer Jenderal Sudirman
Perjuangan Indonesia dalam memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan bukanlah proses yang mudah dan instan, semuanya terjadi begitu lama larut larut dan penuh pengorbanan dari tokoh-tokoh nasionalis dan pahlawan negeri. Dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bagi Indonesia, para tokoh pahlawan tentunya memiliki banyak sikap mulia yang perlu dicontoh dan diteladani serta dicermati bahkan di masa kini diamana peperangan dan kolonialisme sudah berubah menjadi bentuk yang lebih modern dan halus. dan juga bisa dicontohkan kepada pemuda, menumbuhkan rasa nasionalisme atau cinta tanah air yaitu tanah air indonesia, menumbuhkan rasa patriotisme dalam diri untuk senantiasa berani dalam membela kebenaran, menumbuhkan sifat disiplin dalam melakukan kegiatan sehari-hari, bertanggung jawab atas segala keputusan dan pilihan yang diambil. di ambil dan jujur dalam berkata dan bertindak.
Masa pendudukan Jepang
Pada perang dunia II yang pecah di Eropa, diperkirakan bahwa Jepang yang telah bergerak mendekati daratan Cina akan berupaya menginvasi Hindia. Belanda kemudian membentuk tim persiapan serangan udara. , Ia seperti yang disangka oleh masyarakat, diminta untuk memimpin tim di Cilacap. Selain mengajari warga setempat mengenai prosedur keselamatan untuk menghadapi serangan udara, ia juga mendirikan pos pemantau di seluruh daerah. Ia melalui pengeras suara mengumumkan bahwa mereka tidak akan dibunuh, dan para pemberontak pun mundur. pembantunya yang bernama kusairi menyerah pada tanggal 25 April.
Kesimpulan
Jenderal Sudirman adalah sosok yang sangat memiliki kepemimpinan yang kuat dan karasmatik yang mampu menyatukan dan memimpin pasukan dalam perang gerilya melawan penjajah dengan efektif. Dia memimpin dengan teladan dan semangat yang tinggi untuk membebaskan bangsanya dari penjajahan. Sosok dalam membangun militer dan moral bangsa sangat berharga. Dan sampai hari ini beliau dihormati atau dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia. Pengakuan atas jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan terus diabadikan melalui berbagai penghargaan, monumen, dan peringatan sosial, dan beliau sebagai seorang panglima perang, tetapi juga bisa menjadi simbol keberanian, kepemimpina, dan komitmen yang menjadi inspirasi bagi generasi Indonesia untuk mempertahankan dan membangun bangsa. storyups.com