Kerajaan Sriwijaya – Peradaban Maritim Terbesar di Asia Tenggara
Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang berpengaruh di Asia Tenggara pada masa lampau. ibukota Sriwijaya terdapat di Kota Palembang
Tidak tercatat lebih lanjut mengenai Kerjaan Sriwijaya dalam sejarah Indonesia, masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh para sejarawan asing. Tidak ada orang Indonesia Zaman sekarang yang mendengarkan mengenai Kerajaan Sriwijaya sampai tahun 1920. ketika para sejarawan Prancis George Coedes memberitahukan penemuannya dalam surat kabar berbahasa Belanda dan Indonesia. Coedes menyatakan bahwa referensi di negara Tiongkok terhadap San-fo-tsi. Dan beberapa prasasti dalam Melayu Kuno merujuk pada kerajaan yang sama. Simak terus berbagai Sejarah di Archipelago Indonesia
Sejarah Awal dan Perkembangan
Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan bahari historis yang berasal dari pulau Sumatra dan berlangsung sekitar abad ke-7 sampai abad ke-11 masehi. Berikut adalah sebuah ringkasan mengenai sejarah awalnya:
1. Asal-Usul
Kerajaan Sriwijaya didirikan di sekitar Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan sekarang Indonesia. Perkiraan pendirian kerajaan ini berkisar antara abad ke-7 hingga awal abad ke-8 Masehi.
2. Pusat Maritim
Sriwijaya dikenal sebagai pusat perdagangan maritim yang strategis. Letaknya di jalur perdagangan antara India dan Tiongkok memungkinkan Sriwijaya mengendalikan perdagangan rempah-rempah, emas, dan barang-barang lain di wilayah Nusantara.
3. Pengaruh Budaya
Selain sebagai kekuatan perdagangan, Sriwijaya juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha di wilayah Asia Tenggara. Peninggalan arkeologis seperti candi dan prasasti menunjukkan pengaruh kuat agama Buddha Mahayana di kerajaan ini.
4. Puncak Kekuasaan
Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 Masehi, Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan raja-raja seperti Dharmasetu dan Balaputradewa. Kerajaan ini menguasai sebagian besar wilayah maritim Asia Tenggara dan menjadi kekuatan dominan di kawasan itu.
5. Kehancuran
Sriwijaya mengalami kemunduran pada abad ke-12 Masehi akibat serangan dari Kerajaan Chola India Selatan dan penurunan pengaruhnya sebagai pusat perdagangan akibat perubahan jalur perdagangan global.
6. Warisan
Meskipun Sriwijaya tidak lagi eksis sebagai kerajaan pada masa kini, warisan budaya dan sejarahnya tetap menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara. Banyak peninggalan sejarah seperti candi-candi di Palembang, prasasti, dan artefak lainnya menjadi bukti keberadaan dan kejayaan Sriwijaya pada masa lampau.
Pusat Pemerintahan dan Struktur Politik
Kerajaan Sriwijaya memiliki pusat pemerintahan utama di Palembang, Sumatera Selatan, tetapi juga memiliki pengaruh yang luas di wilayah Asia Tenggara. Berikut adalah struktur politik dan pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya
1. Pusat Pemerintahan Utama
Palembang di Sungai Musi menjadi pusat utama pemerintahan dan kegiatan ekonomi Kerajaan Sriwijaya. Kota ini berfungsi sebagai pusat administratif dan juga basis perdagangan utama di wilayah tersebut. Muar Dewa Selain Palembang, terdapat juga situs yang diyakini sebagai pusat kekuasaan di Muar Dewa, yang merupakan situs arkeologi di Sumatera Selatan.
2. Struktur Politik
Monarki Absolut Sriwijaya dipimpin oleh seorang raja atau Maharaja yang memiliki otoritas mutlak. Raja memerintah atas nama dinasti yang memegang kekuasaan tertinggi di kerajaan.
3. Pemerintahan Sentral
Pemerintahan di Sriwijaya dipusatkan di sekitar raja dan dewan penasihatnya. Para pejabat diangkat berdasarkan kepercayaan dan kualifikasi mereka, membentuk birokrasi yang efisien untuk mengelola kerajaan.
4. Kontrol Wilayah
Sriwijaya memiliki kontrol yang luas atas wilayah maritim di Asia Tenggara, yang mencakup jalur perdagangan utama di Selat Malaka dan sekitarnya. Ini memungkinkan kerajaan untuk mengumpulkan pajak dari perdagangan dan memperkuat kekuatannya melalui kontrol atas sumber daya dan rute perdagangan strategis.
5. Peran Agama dan Budaya
Agama Buddha Mahayana memiliki pengaruh yang kuat di Sriwijaya, dan raja sering kali menjadi pelindung agama dan membangun kompleks-kompleks candi untuk peribadatan Buddha. Pengaruh budaya Sriwijaya juga dapat dilihat dalam seni, arsitektur, dan literatur yang berkembang di kerajaan ini, mencerminkan kekayaan dan kemajuan budaya pada masa itu.
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Sriwijaya memiliki kehidupan ekonomi yang sangat dinamis dan berpusat pada perdagangan maritim. Berikut adalah beberapa aspek utama kehidupan ekonomi Kerajaan Sriwijaya: Berikut adalah beberapa aspek utama kehidupan ekonomi Kerajaan Sriwijaya:
1. Perdagangan Maritim
Sriwijaya terletak di jalur perdagangan utama antara India dan Tiongkok, memberikan akses langsung ke rempah-rempah dari Kepulauan Maluku dan barang-barang mewah lainnya dari Asia Tenggara. Ini memungkinkan Sriwijaya untuk mengendalikan dan memonopoli perdagangan penting di wilayah ini.
2. Pusat Perdagangan
Palembang, ibu kota Sriwijaya, adalah pusat perdagangan utama. Pelabuhan di sekitar Sungai Musi menjadi tempat bertemunya pedagang dari berbagai belahan dunia, yang menghasilkan pertukaran komoditas seperti emas, perak, rempah-rempah, sutra, dan keramik.
3. Kerajaan Maritim
Sriwijaya membangun armada kapal dagang yang kuat untuk menguasai jalur perdagangan dan mengamankan kepentingan ekonomi mereka. Armada ini juga digunakan untuk menegakkan kekuasaan mereka atas daerah-daerah yang berada di bawah pengaruhnya.
4. Sistem Pajak
Untuk mendukung kegiatan ekonominya, Sriwijaya menerapkan sistem pajak yang efisien terhadap perdagangan dan barang-barang lainnya yang melewati wilayahnya. Pajak ini membantu membiayai pemerintahan serta proyek-proyek infrastruktur dan agama.
5. Kerajinan Tangan dan Produksi
Selain perdagangan, Sriwijaya juga mengembangkan industri kerajinan tangan seperti pembuatan tekstil, perhiasan, dan senjata. Produk-produk ini tidak hanya untuk konsumsi lokal tetapi juga untuk diekspor ke wilayah lain di Asia Tenggara.
6. Agama dan Kebudayaan
Kehidupan ekonomi Sriwijaya juga terpengaruh oleh agama Buddha Mahayana yang berkembang di kerajaan ini. Bangunan-bangunan suci seperti candi dan vihara dibangun sebagai pusat aktivitas keagamaan dan juga sebagai daya tarik bagi peziarah dan pedagang.
Baca Juga: Sultan Iskandar Muda – Raja Aceh yang Agung Dan Perkasa
Pengaruh Budaya dan Agama
Kerajaan Sriwijaya memiliki pengaruh budaya dan agama yang signifikan di Asia Tenggara pada masa lampau, terutama dalam hal agama Buddha Mahayana dan pengaruh budaya dari berbagai daerah. Berikut adalah beberapa poin utama tentang pengaruh budaya dan agama di Kerajaan Sriwijaya:
1. Agama Buddha Mahayana
Sriwijaya merupakan salah satu pusat penyebaran agama Buddha Mahayana di wilayah Asia Tenggara. Raja-raja Sriwijaya sering kali menjadi pelindung agama Buddha dan membangun candi serta vihara sebagai tempat ibadah dan peribadatan. Peninggalan arkeologis seperti Candi Borobudur dan Candi Muara Takus adalah bukti kekuatan pengaruh agama Buddha di masa Sriwijaya.
2. Pengaruh Budaya India
Sriwijaya menerima pengaruh budaya kuat dari India, terutama melalui agama, filosofi, dan seni. Hal ini tercermin dalam arsitektur candi, relief-relief cerita dari epik-epik India seperti Ramayana dan Mahabharata yang diukir di candi-candi, serta penggunaan bahasa Sanskerta sebagai bahasa agama dan kebudayaan.
3. Perkembangan Bahasa dan Sastra
Di bawah pengaruh budaya India, Sriwijaya turut memajukan perkembangan bahasa dan sastra di wilayahnya. Bahasa Melayu Klasik yang berkembang di Sriwijaya menjadi basis penting untuk perkembangan bahasa-bahasa di Asia Tenggara, termasuk bahasa-bahasa modern seperti Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia.
Kesimpulan
Sriwijaya memainkan peran kunci dalam jalur perdagangan maritim antara India dan Tiongkok. Dan pusat penyebaran agama Buddha Mahayana dan menerima pengaruh budaya yang luas dari India dan Tiongkok. Pengaruh ini tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan, tetapi juga mencakup seni, arsitektur, bahasa, dan sastra. storyups.com