Kuda Lumping Atau Jaranan: Asal-usul Makna Dan Keunikannya
Kuda Lumping Atau Jaranan biasa di sebut dengan Jaran kepang merupakan tarian budaya asli suku Jawa, biasanya ada di acara syukuran dan penyambutan tamu.
Sejarah Kuda Lumping
Memiliki nama yang berbeda pada setiap daerah, yaitu Jaran kepang sebutan daerah Surabaya, Jaran Buto untuk sebutan di daerah Banyuwangi. Asal-usul Kuda Lumping pun memiliki beberapa versi, yuk kita bahas:
- Sudah ada sejak zaman primitif, biasanya dipakai untuk ritual yang sifatnya magis atau upacara adat.
- Merupakan gambaran dari perjuangan Sunan Kalijaga dan Raden Patah beserta para pasukannya dalam mengusir para penjajah dari Nusantara.
- Merupakan gambaran dari proses latihan pasukan perang Kerajaan Mataram. Yang dikomandoi oleh Sultan Hamengku Buwono dalam melawan jajahan Belanda.
- Merupakan mediasi untuk menceritakan tentang seorang raja tanah Jawa yang sangat sakti.
- Tarian Kuda Lumping merupakan bentuk apresiasi dari masyarkat terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro dan pasukan kudanya dalam mengusir dan melawan para penjajah.
Baca Juga: Asal-Usul Wayang Kulit Fungsi Dan Nilainya DI Masyarakat.
Makna Tarian Kuda Lumping Atau Jaranan
Memiliki keunikan tersendiri berupa adanya berbagai hal mistis dan gaib yang tak biasa kita temui, mengandung banyak unsur atraksi yang menakjubkan, dan di luar nalar manusia. Berikut Makna Tarian Kuda Lumping:
1. Alam Gaib
Hal mistis dalam tarian ini menjadi ciri khas keunikan tersendiri gabungan antara alam gaib dengan alam nyata tentu mengundang decak kagum para penonton, karena berbagai atraksi yang dilakukan berada di luar kemampuan manusia. Biasanya di pertontonkan saat acara khusus atau pernikahan dan hari-hari besar lainnya. Para penari jaranan akan memasuki fase kesurupan atau kerasukan di mana mereka akan melakukan hal-hal magis seperti memakan beling, memakan bara api dan berjalan di atas pecahan kaca. Hal ini lah yang menjadi bukti bahwa Tarian kuda Lumping nyata berhubungan dengan Alam Gaib.
2. Watak Manusia
Makna ini akan muncul saat pertunjukkan sudah dimulai, yaitu saat penari yang awalnya bersikap anggun, lembut, dan tampak baik-baik saja. Sikap mereka berubah dengan sesaat setelah masuknya roh gaib, dan tingkah mereka juga menjadi sulit dikontrol, liar, dan beringas. Hal ini terjadi karena roh gaib yang sudah masuk ke diri sang penari. Hal ini lah yang menjadi bukti bahwa setiap manusia memiliki watak yang berbeda ada yang sifatnya baik, dan ada pula yang jahat.
Jenis Tarian Kuda Lumping Atau Jaranan
Indonesia yang memiliki Keberagaman Suku dan Budaya, termasuk Keberagaman dalam hal seni. Berikut Jenis Kuda Lumping di beberapa daerah:
- Jathil Reog dari Ponorogo
- Jaranan Buto dari Banyuwangi
- Jaran Sang Hyang dari Bali
- Jaran Jenggo dari Gresik dan Lamongan
- Jaran Kencak dari Lumajang
- Ebek dari di Kawasan kebudayan Jawa Ngapak
- Jaranan Dor dari Malang dan Jombang
- Jathilan Hamengkubuwono dari Jawa Tengah dan Yogyakarta
- Jaranan Sentherewe dari Tulungagung dan Ponorogo
Properti Yang Digunakan
Di iringi dengan musik gendang, bonang, saron, kempul, slompret, gong dan ketipung. Inilah Properti yang di gunakan dalam Tarian jaranan:
- Baju atasan khusus
- Celana panjang khusus
- Rompi Tari
- kuda yang terbuat dari anyaman bambu
- Selendang tari
- Sesumping
- Cambuk
- Ikat kepala khas
- Kacamata hitam
- Parang imitasi
- Sabuk khusus
Seni pertunjukan Kuda Lumping yang menjadi suatu hal yang menarik dan unik di Indonesia, yang merupakan bagian dari Adat dan Hiburan. Hal ini di sikapi baik oleh masyarakat sekitar, sudah sepantasnya kita tetap menjaga Tradisi Budaya kita yang beragam ini. Sedikit sejarah dan makna tarian kuda lumping di atas semoga dapat menambah wawasan masyarakat tentang Tarian Tradisional di Indonesia.