Letak Geografis Pulau Papua – Keindahan Alam & Budaya Masyarakat
Pulau Papua: merupakan Pulau terbesar kedua di dunia. Dalam dunia Internasional Papua di kenal dengan Guinea Baru Atau Nugini (New Guinea).
Pulau ini dibagi menjadi dua wilayah yang bagian baratnya merupakan wilayah Indonesia dan bagian timurnya adalah negara Papua Nugini. Ibu kota Papua adalah Kota Jayapura, yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini. Di tanggal 30 Juni 2022, wilayah provinsi Papua mengalami pemekaran sehingga terbentuk provinsi baru yakni provinsi Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Setelah pemekaran provinsi baru, di akhir tahun 2023, penduduk provinsi Papua memiliki jumlah sebanyak 1.085.281 jiwa.
Geografis Provinsi Papua
Provinsi Papua mempunyai luas sekitar 81.049,30 km persegi. Pulau Papua terletak di ujung timur dari wilayah Indonesia, memiliki potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomis juga strategis. Sehingga mendorong bangsa-bangsa asing untuk datang dan menjelajahi pulau Papua. Sebelum adanya pemekaran, provinsi Papua memiliki luas sebesar 312.224,37 km2 dan menjadi provinsi terbesar juga terluas pertama di Indonesia.
- Letak Atronomis Papua: Yakni merupakan letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya. Papua terletak di antara 0º 20′ LS (Lintang selatan) hingga 10º 42′ LS dan membentang dari 131º BT (Bujur Timur) sampai 151º BT.
- Luas Wilayah: Pulau Papua mempunya luas yang mencapai 786.000 km persegi. Tetapi yang menjadi bagian Indonesia hanya seluas 418.707.7 Km persegi.
- Batas Wilayah Lautan: Batas Timur yaitu Samudra Pasifik dan Batas Barat adalah Laut Arafuru dan Laut Banda. Batas Utara adalah Laut Filipina dan Batas Selatan yakni Laut Arafuru.
- Batas Wilayah Daratan: Batas Timur yakni Papua Nugini dan Batas Selatan adalah Australia.
Keadaan Alam Pulau Papua
Menjadi pulau terbesar di Indonesia, Papua menyimpan banyak bentang alam yang sangat indah. Ada beberapa dataran rendah, sungai, hutan, gunung, dan pantai yang menghiasi sepanjang Pulau Papua. Seperti berikut:
- Dataran rendah: Trans-Fly, Teluk Papua, Arafuru, dataran rendah pesisir bagian selatan Papua, dataran rendah barat laut Papua.
- Sungai: Sungai Membaramo, Digul, Turiku, Baliem, Kumbe, Maro, Tami, Sobger, dan sungai Lorentz.
- Gunung: Jayawijaya, Gunung Bijih, Ulawun, Arfak, Umsiri, Osua Trikora, Mandala, dan juga Gunung Sumaranti.
- Pantai: Raja Ampat, Pantai Teluk Triton, Pasir Putih, Bakaro dan juga Pantai Tablanusu.
Pulau Papua juga rawan bencana alam seperti contoh gempa bumi, longsor, dan banjir. Hal ini terjadi karena adanya aktivitas lempeng Indo-Australia di bagian selatan dan lempeng pasifik di bagian utara-timur.
Topografi Pulau Papua
Papua memiliki Topografi yang Bervariasi mulai dari dataran rendah berawa sampai dataran tinggi yang dipadati dengan hutan hujan tropis, padang rumput dan juga lembah dengan alang-alangnya. Dibagian tengah berjejer pegunungan yang tinggi sepanjang 650 km. Salah satunya adalah pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena disana terdapat tiga puncak tertinggi, walaupun terletak didekat khatulistiwa. Gunung Jayawijaya selalu diselimuti salju yaitu di puncak dengan ketinggian 5,030 m, puncak Trikora 5.160 m, dan puncak Yamin 5.100 m.
Papua mempunyai ratusan etnik dengan budaya dan adat istiadat yang bervariasi topografinya. Secara garis besar masyarakat Papua dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar diantaranya yaitu:
- Penduduk daerah pantai juga kepulauan: Memiliki ciri-ciri umum yakni masyarakatnya tinggal di rumah panggung serta bermata pencaharian menokok sagu dan menangkap ikan.
- Penduduk daerah pedalaman: Umumnya penduduknya hidup bermasyarakat pada daerah sungai, rawa, danau dan lembah serta kaki gunung. Dan juga bermata pencaharian menangkap ikan, berburu dan mengumpulkan hasil hutan.
- Penduduk daerah dataran tinggi: Biasanya mata pencaharian masyarakatnya yaitu berkebun dan beternak secara sederhana.
Di bulan Juni tahun 2022 Pemerintahan Daerah Papua mempunyai 29 daerah kabupaten atau kota dan terdiri dari 28 kabupaten. 1 kota dibagi atas 576 distrik, 5.560 desa dan kelurahan.
Budaya Rakyat Pulau Papua
Berbicara tentang Papua yang berada di ujung timur Indonesia ini memiliki banyak keunikan.mulai dari bentang alamnya yang indah, kekayaan sumber daya alamnya yang sangat melimpah dan keistimewaan budaya Papua membuatnya memiliki ciri khas yang membedakannya dari daerah-daerah lain di Indonesia. Karena walaupun kita sudah memasuki era teknologi, budaya khas Papua tidak hilang digilas oleh zaman. Berikut Budaya Asli Papua:
Ararem
Merupakan budaya asli suku Biak yang memiliki arti ‘maskawin’, dan tradisi ini adalah tradisi yang dilakukan untuk mengantar maskawin dari calon suami kepada calon istri. Maskawin ini diantar secara beramai-ramai, dan juga ada rombongan yang akan menyanyi dan menari diiringi musik tradisional. Tradisi ararem tidak dilakukan dalam sehari saja, tetapi terdapat dua tahapan dalam pelaksanaan budaya ini. Berikut penjelasannya:
- Tahap pertama adalah tahapan yang diadakan untuk menyepakati maskawin. Pastinya di tahap ini masih belum ada arak-arakan. Keluarga calon suami akan bertanya berapa jumlah maskawin yang di inginkan keluarga perempuan. Setelah kedua belah pihak setuju kemudian diadakan tahap kedua. Tanggal pelaksanaan di tetapkan di tahap pertama.
- Tahap kedua merupakan tahap yang prosesnya panjang. Tahapan ini dimulai dari penyerahan maskawin yang seperti di jelaskan di atas tadi serta diiringi dengan rombongan besar, pelaksanaan upacara pengiringan atau “munara yakyaker” selama tujuh hari tujuh malam, sampai pelaksanaan wor. Di saat proses wor berlangsung, wanita akan diiringi rombongan lagi dan diantar ke rumah pengantin pria.
Bakar Batu
Tradisi bakar batu atau di sebut dengan barapen dalam bahasa lokal Jayawijaya, adalah upacara yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur, menjalin silaturahmi, atau bisa juga untuk mengumpulkan prajurit agar berperang. Pada umumnya, tradisi ini hanya dilakukan oleh suku-suku yang mendiami pegunungan atau suku pedalaman. Misalnya seperti contoh di Lembah Baliem, Yahukimo, Nabire, Paniai, Dekai, Pegunungan Bintang, Pegunungan Tengah, juga Jayawijaya. Terkadang tradisi ini di lakukan untuk menyambut tamu seperti bupati, gubernur, presiden, atau tamu besar lainnya.
(Iki Palek) Potong Jari
Umumnya dilaksanakan untuk menunjukkan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang baru saja meninggal dunia. Bagi masyarakat suku Dani. Bagi mereka kesedihan karena meninggalnya anggota keluarga tidak cukup hanya diluapkan dengan menangis saja. Luka hati yang dirasakan bisa sembuh bersamaan dengan luka jari yang terpotong. bagi mereka hal ini adalah simbol kekuatan dan persatuan.
Membuat Tifa Dengan Darah
Tifa merupakan alat musik Papua. Budaya ini berasal dari suku Kamoro, Prosesnya yakni sebelum kulit biawak ditempelkan ke ujung gendang kayu, akan ada beberapa pria Kamoro yang ‘menyumbang’ darahnya untuk digunakan sebagai perekat tifa. Biasanya bagian paha yang darahnya sering di ambil. Ini akan di lakukan oleh pembuat tifa (mereka menyilet paha secara berkali-kali) dan kucuran darah ditampung dengan cangkang kerang. Setelah darah yang ditampung cukup, si pembuat tifa itu mengoleskan darah ke gendang tifa seperti mereka mengoleskan lem. Kulit biawak pun di tempelkan sambil ditarik kencang, lalu di pasangkan tali pengikat agar kulit biawak makin merekat dengan baik.
Mansorandak
Adalah tradisi penyambutan bagi mereka yang pergi merantau dalam waktu yang sangat lama. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur, karena orang yang disambut bisa pulang ke kampung halaman. Budaya mansorandak ini adalah budaya asli suku Biak yang mendiami daerah sekitar Teluk Doreri di Manokwari. Biasanya Tradisi ini dilakukan dengan menginjak piring dalam keyakinan mereka ini dapat mengusir roh-roh jahat yang ikut bersama mereka sepanjang perjalanan.