Luncurkan 72 Roket, China Cetak Rekor Baru di Luar Angkasa!
Pada tahun 2025, China mencetak rekor baru dalam sejarah program antariksa nasional dengan meluncurkan 72 roket orbital.

Jumlah ini merupakan yang tertinggi dalam satu tahun bagi negara tersebut, menandai lonjakan signifikan dibanding catatan sebelumnya.
Peluncuran-peluncuran ini mencakup kombinasi misi pemerintah dan roket komersial, mulai dari satelit percobaan, teknologi eksperimental, hingga misi observasi Bumi.
Dibawah ini Anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Archipelago Indonesia.
Akselerasi Besar-Besaran di Langit
Lonjakan tinggi dalam jumlah roket yang diluncurkan tahun ini berasal dari kombinasi misi pemerintah dan juga roket komersial.
Baru-baru ini saja, dalam satu akhir pekan, dua peluncuran penting dilaksanakan satu roket Long March 11 yang membawa tiga satelit Shiyan-32, dan satu roket Kinetica-1 dari CAS Space yang meluncurkan satelit teknologi.
Satelit-satelit Shiyan-32 didesain untuk menguji teknologi masa depan, sementara satelit yang dibawa oleh Kinetica-1 akan digunakan untuk eksperimen di orbit rendah Bumi (very low Earth orbit, VLEO).
Melalui misi-misi ini, China menegaskan keterlibatan publik dan swasta yang semakin erat dalam kompetisi ruang angkasa.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Strategi Ruang Angkasa
Rekor 72 peluncuran itu bukan hanya soal kuantitas, melainkan bagian dari strategi besar China untuk memperkuat infrastruktur antariksa.
Seiring lebih banyak roket diangkut ke orbit, China memperluas kemampuannya dalam pengamatan Bumi, teknologi komunikasi, dan penelitian luar angkasa.
Menurut analisis, peluncuran-peluncuran tersebut termasuk satelit percobaan, eksperimental, dan teknologi tidak hanya misi-misi operasional biasa.
Dalam konteks ini, VLEO menjadi fokus penting, karena orbit sangat rendah memberi keuntungan pengamatan resolusi tinggi tapi sekaligus tantangan teknis besar karena hambatan atmosfer.
Baca Juga: Indonesia Bakal Naikkan Pajak Ekspor Emas, Apa Dampak dan Risikonya?
Isu Dalam Program Antariksa China

Keberhasilan melesat lewat angka 72 peluncuran tentu menarik perhatian dunia. Media dan analis global menilai ini sebagai simbol ambisi China yang tidak bisa dianggap remeh dalam persaingan antariksa.
Namun, catatan manis ini tetap dibarengi tantangan. Ada laporan kegagalan di beberapa roket komersial China. Misalnya, SpaceNews menyebut bahwa Kinetica-1 pernah mengalami kegagalan sebagai roket solid, mengingat roket baru ini masih dalam fase pengembangan.
Selain itu, pertumbuhan cepat ini juga menimbulkan risiko dari sisi lalu lintas antariksa semakin banyak peluncuran berarti potensi sampah luar angkasa (space debris) meningkat, serta kebutuhan manajemen orbit yang lebih ketat.
Apa Maknanya Bagi Geopolitik?
Meningkatnya frekuensi peluncuran roket China adalah bagian dari ambisi jangka panjang memperkuat posisi negara sebagai kekuatan antariksa serius dan mandiri.
Dengan volume peluncuran selevel ini, China bisa mempercepat pembangunan konstelasi satelit sendiri, meningkatkan kemampuan observasi, komunikasi, dan penelitian luar angkasa.
Ambisi ini juga sejalan dengan misi manusia ke luar angkasa China telah menjalankan misi berawak ke stasiun luar angkasa Tiangong, bahkan baru-baru ini meluncurkan misi Shenzhou-21 yang membawa tiga astronaut termasuk yang termuda.
Kombinasi misi berawak dan roket eksplorasi menunjukkan bahwa China tidak hanya berpikir tentang angka, tetapi juga kualitas dan keberlanjutan ambisinya di luar angkasa.
Refleksi Akhir
Rekor 72 roket di tahun 2025 memperlihatkan bahwa China tengah mengejar dominasi antariksa dengan serius.
Dari peluncuran teknologi eksperimental hingga misi komersial, negara ini merajut strategi antariksa yang multi-dimensi ilmiah, komersial, dan strategis.
Bagi dunia, ini bukan hanya soal angka peluncuran semata ini adalah sinyal bahwa lanskap antariksa global semakin kompetitif.
Dan bagi China, ini adalah bukti bahwa ambisinya untuk menjadi salah satu kekuatan luar angkasa terbesar di dunia bukan lagi wacana masa depan, melainkan kenyataan yang semakin mendekat.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.detik.com
- Gambar Kedua dari bolong.id
