Mendunia! Pacu Jalur Riau Viral, Siap Didaftarkan Jadi Warisan Budaya UNESCO!
Pacu Jalur, sebuah tradisi balap perahu yang mengakar kuat di Provinsi Riau, kini viral dan juga didaftarkan sebagai Warisan Budaya UNESCO.
Fenomena viralnya tradisi ini, terutama berkat aksi penari cilik Rayyan Arkan Dikha, telah membawa kearifan lokal ini ke panggung dunia, sekaligus memicu kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Archipelago Indonesia.
Sejarah dan Evolusi Pacu Jalur
Sejarah Pacu Jalur bermula pada abad ke-17, di mana “jalur” atau perahu panjang ini awalnya berfungsi sebagai alat transportasi utama bagi warga desa di Rantau Kuantan, wilayah di sepanjang Sungai Kuantan. Perahu-perahu ini digunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti buah-buahan lokal dan tebu, serta membawa sekitar 40-60 orang.
Seiring waktu, fungsi jalur bergeser dan berkembang. Perahu memanjang ini mulai dihias dengan ukiran kepala ular, buaya, atau harimau. Menjadikannya bukan sekadar alat angkut, melainkan tongkang kerajaan yang megah dan simbol status bangsawan. Pada masa penjajahan Belanda, khususnya sekitar tahun 1905, Pacu Jalur diselenggarakan untuk memperingati hari lahir Ratu Wilhelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus setiap tahunnya.
Perlombaan ini biasanya berlangsung hingga tanggal 1 atau 2 September. Namun, sebelum kedatangan Belanda, Pacu Jalur sudah diadakan oleh masyarakat setempat untuk memperingati hari-hari besar umat Islam, seperti Maulud Nabi, Idul Fitri, atau Tahun Baru Islam.
Setelah kemerdekaan Indonesia, festival ini semakin berkembang dan turut digunakan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Yang menyebabkan puncak festival dilaksanakan pada bulan Agustus setiap tahunnya.
Sejak tahun 2014, tradisi, pengetahuan, adat budaya, kesadaran biosentrisme. Dan praktik Pacu Jalur secara resmi diakui dan ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset. Dan Teknologi Republik Indonesia sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Nasional Takbenda dari Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, Indonesia.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Makna dan Filosofi Mendalam di Balik Setiap Dayungan
Pacu Jalur lebih dari sekadar perlombaan adu kecepatan; ia adalah manifestasi kekayaan budaya, semangat kebersamaan, dan ketangguhan masyarakat Kuansing. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai kolektif seperti gotong royong, kehormatan kampung. Serta nilai spiritual dan sosial yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat.
Setiap gerakan dayung yang serempak mencerminkan persatuan dan kerja sama komunitas. Semangat pantang menyerah para pendayung mengajarkan ketangguhan dalam menghadapi tantangan hidup. Uniknya, masyarakat setempat sangat percaya bahwa kemenangan dalam perlombaan ini banyak ditentukan oleh olah batin pawang perahu atau dukun perahu.
Keyakinan magis ini terlihat dari seluruh rangkaian acara, mulai dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga perlombaan dimulai, yang selalu diiringi ritual-ritual magis. Hal ini menjadikan Pacu Jalur sebagai adu kekuatan spiritual antar dukun jalur.
Baca Juga: Adat Istiadat dan Upacara Adat yang Hanya Ada di Indonesia
Jadwal Pacu Jalur 2025 Jangan Sampai Ketinggalan!
Festival Pacu Jalur 2025 telah dibuka secara resmi oleh Bupati Kuansing, Dr. H. Suhardiman Amby, MM., pada Jumat, 13 Juni 2025. Rangkaian perlombaan berlangsung dari Juni hingga Agustus 2025. Terdapat berbagai rangkaian acara yang dibagi per-rayon atau kecamatan, seperti Rayon 1 (13-15 Juni 2025 di Tepian Nyiur Melambai, Kecamatan Cerenti), Rayon 2 (20-22 Juni 2025), dan Rayon 4 (18-20 Juli 2025 di Tepian Datuk), serta jalur mini untuk Ikatan Pemuda Pulau Aro.
Puncak acara Festival Pacu Jalur 2025 akan dilaksanakan selama lima hari, mulai 20 hingga 24 Agustus 2025, di Tepian Narosa, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). Jam pelaksanaan biasanya mulai pukul 08.00 atau 09.00 hingga selesai, dan tiket masuknya gratis.
Selain perlombaan utama, ada juga rangkaian tontonan lainnya seperti Pekan Raya. Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pertunjukan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten atau kota di Riau.
Aura Farming dan Pengakuan Internasional
Pacu Jalur menjadi tren viral di media sosial setelah video yang menampilkan seorang bocah penari, Rayyan Arkan Dikha, di ujung perahu mendadak viral di berbagai platform media sosial, bahkan menarik perhatian warganet mancanegara. Aksi Rayyan Arkan Dikha ini telah membawa istilah “aura farming” menjadi viral di TikTok.
Bahkan, para pemain klub bola Paris Saint Germain (PSG) dan maskot AC Milan terlihat melakukan selebrasi dengan gerakan yang mirip dengan tarian pacu jalur, mengikuti gerakan Rayyan Arkan Dikha. Tarian ini juga terlihat terbawa di landasan pacu Formula 1 (F1), menjadi kebanggaan bagi Indonesia karena salah satu budayanya dikenal dunia. Rayyan Arkan Dikha kini resmi menyandang gelar Duta Pariwisata Riau.
Popularitas ini, sayangnya, juga menimbulkan rumor klaim dari negara tetangga, Malaysia, yang mencoba mengatakan bahwa Pacu Jalur adalah budaya asli mereka. Namun, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Roni Rakhmat, dengan tegas membantah klaim tersebut. Menegaskan bahwa Pacu Jalur adalah warisan budaya asli Indonesia, khususnya dari Kuantan Singingi, Riau.
Upaya Pendaftaran UNESCO dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berkomitmen untuk mengajukan Pacu Jalur ke UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Bupati Kuantan Singingi, Suhardiman Amby, telah secara resmi menyerahkan surat permohonan usulan ini. Pengajuan ke UNESCO diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum internasional terhadap tradisi Pacu Jalur sekaligus meningkatkan kesadaran global akan kekayaan budaya Indonesia.
Dukungan penuh datang dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, di bawah kepemimpinan Gubernur H. Abdul Wahid. Pemprov Riau telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian budaya daerah, termasuk memberikan bantuan pendidikan kepada Rayyan Arkan Dikha.
Mereka juga menyiapkan kejutan pada Festival Pacu Jalur Kharisma Event Nasional (KEN) 2025 sebagai bentuk apresiasi kepada para pelaku budaya seperti anak joki (penari), tukang onjai, dan timbo ruang, yang dinilai penting dalam mempertahankan keaslian dan daya tarik Pacu Jalur.
Gubernur Abdul Wahid juga berkomitmen meningkatkan infrastruktur pendukung. Termasuk akses jalan menuju lokasi pacu, guna mendukung kenyamanan wisatawan lokal maupun mancanegara. Hal ini sejalan dengan harapan bahwa Pacu Jalur dapat terus dijaga keasliannya, mulai dari pakaian adat, ukiran jalur, hingga nama-nama jalur.
Informasi Pendukung dan Prospek Pacu Jalur
Pacu Jalur adalah perahu yang terbuat dari batang kayu utuh, tanpa dibelah atau disambung, menjadikannya kukuh, kuat, ramping, dan artistik. Panjangnya bervariasi antara 25 hingga 40 meter, dengan lebar sekitar 1,3 meter, dan mampu menampung 40 hingga 60 orang pendayung. Anggota tim Pacu Jalur disebut “anak pacu” dan terdiri dari pendayung, penabuh gendang, dan pemberi komando.
Perlombaan Pacu Jalur memakai sistem gugur, di mana peserta yang kalah tidak boleh bermain kembali. Sementara pemenang akan diadu lagi untuk menentukan juara utama. Perlombaan dimulai dengan membunyikan meriam sebanyak tiga kali. Dentuman pertama menandakan jalur berjejer di garis start, dentuman kedua untuk posisi siap, dan dentuman ketiga sebagai tanda dimulainya dayungan.
Menariknya, ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah peserta tidak dipersoalkan karena ada anggapan bahwa kemenangan ditentukan oleh kekuatan magis pada kayu jalur dan kesaktian pawang dalam “mengendalikan” jalur.
Festival Pacu Jalur Riau juga merupakan pesta rakyat yang sangat meriah, dianggap sebagai puncak dari seluruh kegiatan. Dan upaya masyarakat dalam mencari penghidupan selama setahun. Selain perlombaan, terdapat berbagai atraksi seni dan budaya, seperti tari-tarian tradisional, musik daerah, dan pasar rakyat yang menjajakan kuliner khas Kuansing.
Kesimpulan
Pacu Jalur adalah warisan budaya yang kaya dari Riau, dengan sejarah panjang sebagai alat transportasi hingga menjadi festival kebanggaan. Maknanya yang mendalam, yang mencerminkan semangat kebersamaan dan kepercayaan spiritual, menjadikannya unik. Viralitasnya di kancah global, didukung oleh aksi “aura farming” dan pengakuan nasional, telah mendorong upaya pendaftarannya ke UNESCO.
Dengan dukungan pemerintah dan antusiasme masyarakat, Pacu Jalur tidak hanya akan terus lestari tetapi juga semakin dikenal di seluruh dunia. Memperkuat identitas budaya Indonesia di mata internasional. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di Archipelago Indonesia.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari www.liputan6.com
- Gambar Kedua dari thammyvienvip.com