Mengenal Pesona Sejarah dan Aktivitas Seru di Alun-Alun Kidul Surakarta

Alun-Alun Kidul Surakarta adalah ikon kota Solo yang kaya akan sejarah, budaya, dan tradisi dari masa kerajaan hingga era modern.

Mengenal Pesona Sejarah dan Aktivitas Seru di Alun-Alun Kidul Surakarta

Berlokasi di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta, alun-alun ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang terbuka publik, tetapi juga sebagai pusat berbagai aktivitas sosial, budaya, dan rekreasi bagi masyarakat Solo dan wisatawan.

Dibawah ini Archipelago Indonesia akan membahas nilai historis yang dimiliki menjadikan Alun-Alun Kidul bukan sekadar tempat biasa, melainkan simbol harmoni antara tradisi dan perkembangan kota.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Sejarah dan Asal-Usul Alun-Alun Kidul Surakarta

Alun-Alun Kidul (Alkid) dibangun pada masa pemerintahan Paku Buwono II sekitar tahun 1745, bersamaan dengan perpindahan pusat kerajaan Mataram dari Kartasura ke Surakarta. Memiliki peran penting dalam tata kota Keraton Kasunanan Surakarta, alun-alun ini sejak awal difungsikan sebagai ruang internal bagi keluarga keraton.

Berbeda dengan Alun-Alun Lor yang lebih utamanya sebagai pusat pemerintahan dan upacara resmi. Pada zamannya, Alun-Alun Kidul digunakan untuk berbagai kegiatan seperti latihan militer prajurit keraton, acara ritual kerajaan, serta hiburan keluarga kerajaan seperti pacuan kuda. Alun-alun ini juga lambang pertemuan antara mikro dan makrokosmos dalam filosofi tata ruang Jawa.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Fungsi Sosial dan Budaya Alun-Alun Kidul

Selain sebagai kawasan kerajaan, Alun-Alun Kidul berperan sebagai ruang terbuka yang memungkinkan interaksi sosial masyarakat luas. Sejak dulu, alun-alun menjadi tempat berkumpul warga untuk berbagai keperluan seperti perdagangan, hiburan, dan olahraga. Bahkan dalam konteks filosofis, alun-alun menjadi gambaran luasnya masyarakat.

Dinamika kehidupan yang terus mengayun seperti gelombang air. Tradisi unik seperti Masangin, yaitu berjalan dengan mata tertutup antara dua pohon beringin kembar di tengah alun-alun, masih dipertahankan dan menjadi simbol keberanian serta harapan. Aktivitas tradisional dan ritual seperti Grebeg Syawal juga memanfaatkan alun-alun sebagai pusat perayaan budaya.

Baca Juga:

Perkembangan & Revitalisasi

Seiring waktu, Alun-Alun Kidul mengalami perubahan fungsi dan tampilan. Pada masa kolonial, beberapa bangunan bergaya Belanda berdiri di sekitar alun-alun, yang mengubah lanskap dan fungsi simbolisnya. Di era modern, pemerintah dan pengelola Keraton Kasunanan Surakarta berupaya mengembalikan kemegahan dan nilai historis alun-alun melalui berbagai proyek revitalisasi.

Revitalisasi terbaru yang selesai pada awal 2025 menghadirkan wajah baru Alkid yang lebih rapi dan tertata. Dengan pengaturan ketat terhadap pedagang kaki lima serta pelarangan penggunaan area tengah alun-alun untuk berjualan. Langkah ini bertujuan menjaga keasrian sekaligus memberikan ruang optimal bagi aktivitas masyarakat dan wisatawan.

Atraksi Wisata dan Aktivitas di Alun-Alun Kidul

Atraksi Wisata dan Aktivitas di Alun-Alun Kidul

Alun-Alun Kidul kini menjadi destinasi favorit bagi warga Solo dan pelancong yang ingin menikmati suasana khas kota dengan sentuhan budaya keraton. Salah satu daya tarik utama adalah keberadaan kandang kebo bule, hewan keramat milik Keraton Surakarta. Dapat diberi makan oleh pengunjung dengan harga terjangkau. Pengunjung juga dapat bersepeda onthel mengelilingi area yang luas dan asri.

Selain itu, alun-alun menjadi tempat banyak pertunjukan seni tradisional dan acara budaya yang rutin digelar, memberikan pengalaman wisata edukatif dan menghibur. Di sekitar alun-alun, banyak warung dan tenda kuliner yang menawarkan berbagai makanan lezat khas Solo dengan harga murah, seperti es dawet, tengkleng, soto, dan gultik.

Peran Alun-Alun Dalam Kehidupan Masyarakat Solo

Lebih dari sekadar tempat wisata, Alun-Alun Kidul adalah ruang publik yang penting bagi kehidupan sosial masyarakat Solo. Area ini menjadi tempat berkumpul, bersosialisasi, berolahraga, hingga menjalani aktivitas harian seperti ngabuburit pada bulan Ramadan.

Pasar malam juga rutin diselenggarakan sebagai bagian dari tradisi yang sudah berlangsung sejak zaman kolonial. Meskipun menuai berbagai pendapat di masyarakat terkait dampak dan pengelolaannya. Para tokoh dan warga berharap agar alun-alun tetap menjadi ruang yang mengakomodasi keragaman aktivitas tanpa mengorbankan nilai sejarah dan kebersihan lingkungan.

Kesimpulan

Meskipun revitalisasi memberikan wajah baru yang lebih teratur dan menyenangkan. Wisata ini menghadapi tantangan dalam mengelola kepentingan berbagai pihak dan menjaga kelestarian budaya. Kritik dari kalangan internal Keraton dan masyarakat muncul terkait kegiatan seperti pasar malam yang dikhawatirkan dapat merusak hasil revitalisasi.

Oleh karena itu, perlu adanya formulasi kebijakan yang melibatkan pemerintah, pengelola Keraton. Masyarakat guna menjaga keserasian fungsi alun-alun sebagai ruang terbuka hijau serta pusat kebudayaan yang hidup. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang Archipelago Indonesia terlengkap yang akan kami berikan setiap harinya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari youtube.com/@RaraTV-Channel
  2. Gambar Kedua dari kabarbaik.co

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Rating