Prabowo Subianto – Mengenal Sosok Presiden Ke-8 Indonesia

Prabowo Subianto merupakan sosok hebat yang saat ini menjadi perbincangan di dunia politik dan militer. Beliau adalah putra dari Soemitro Djojohadikusumo.

Prabowo-Subianto---Mengenal-Sosok-Presiden-Ke-8-Indonesia (1)

Ayah Prabowo adalah seorang pakar ekonomi dan juga politisi Partai Sosialis Indonesia. Saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir pada April 1952. Ibunya bernama Dora Marie Sigar yang sering dikenal dengan nama Dora Soemitro. Ibunya merupakan seorang wanita Kristen Protestan berdarah Minahasa. Beliau berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.

Sejarah Prabowo Subianto

Setelah Prabowo Subianto lahir, tak lama kemudian ayahnya, Soemitro diangkat menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo. Prabowo mempunyai dua kakak perempuan, pertama namanya Biantiningsih Miderawati dan yang kedua bernama Maryani Ekowati. Beliau juga memiliki seorang adik laki-laki namanya yakni Hashim Djojohadikusumo. Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo yang merupakan seorang pendiri Bank Negara Indonesia dan juga Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.

Keluarga Djojohadikusumo adalah keturunan dari Raden Tumenggung Kertanegara, ia adalah seorang panglima laskar Pangeran Diponegoro. Nama Prabowo diambil dari pamannya, (Kapten Soebianto Djojohadikusumo), yang merupakan seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang telah gugur di Pertempuran Lengkong pada bulan Januari tahun 1964 di Tangerang.

Prabowo masa kecilnya banyak dihabiskan di luar negeri, apalagi saat ayahnya memiliki keterlibatan dalam menentang pemerintah yang saat itu diduduki oleh Presiden Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatera Barat. Prabowo menyelesaikan Study menengahnya di Victoria Institution yakni di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American Schooldi London, Inggris. Soemitro dan keluarga kembali ke negara Indonesia. Setelah jatuhnya kpresidenan Soekarno dan naiknya Soeharto, kemudian Prabowo masuk ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.

Bulan Mei tahun 1983, Prabowo mempersunting Siti Hediati Hariyadi yang merupakan putri dari Presiden Soeharto dan Tien Soeharto (istri). Singkatnya  Prabowo dan Siti Hediati dikaruniai seorang anak laki-laki, yakni Ragowo Hediprasetyo atau disebut Didiet. Sayangnya pernikahan mereka tidak berjalan sampai tua. Belum lama setelah Orde Baru tumbang, mereka berdua berpisah pada tahun 1998. Putra mereka, Didiet tumbuh dan menjalani hidup di Boston, Amerika Serikat dan Ia memilih profesi sebagai seorang desainer yang berbasis di Paris, Prancis.

Karier Prabowo Subianto Di Militer

Karir-Prabowo-Subianto-Di-Militer

Prabowo Subianto adalah seorang politisi, pengusaha dan juga seorang perwira tinggi militer di Indonesia. Prabowo berkarir dan menjalani pendidikan di militer selama 28 tahun. Awalnya di mulai pada tahun 1976, beliau mengawali karir militer di TNI angkatan darat. Beliau berposisi sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang. Dari tahun 1976 hingga tahun 1985 Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang pada saat itu adalah pasukan khusus Angkatan Darat. Salah satu tugas pertamanya adalah sebagai komandan pleton pada Grup I atau Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Nanggala di Timor-Timur.

Di usianya yang ke 26 tahun, Beliau menjadi salah satu Komandan Pleton termuda dalam sebuah operasi. Prabowo memiliki peran yang besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan terhadap (Nicolau dos Reis Lobato) Ia adalah pemimpin Fretilin yang saat “Operasi Seroja” menjabat sebagai Perdana Menteri. Di tahun 1985, Beliau menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328. Dan tahun 1991, Prabowo Subianto menjabat sebagai Kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 yang bermarkas di Cijantung.

Pada tahun 1993, Prabowo kembali ke pasukan Khusus yang kini diberi dengan nama Komando Pasukan Khusus atau Kopassus. Prabowo diangkat menjadi Komandan Grup 3 atau Sandi Yudha, yakni merupakan salah satu Komando kontra-insurjensi Kopassus. Kemudian Prabowo menjabat sebagai wakil komandan  di bawah kepemimpinan Brigadir Jenderal Agum Gumelar dan juga Brigadir Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo. Bulan desember tahun 1995, Prabowo diangkat menjadi komandan Jenderal Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Salah satu tugas pertamanya yaitu operasi pembebasan Sandera Mapenduma. Di tanggal 20 Maret tahun 1998, Prabowo diangkat menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dengan jabatan yang sama yang pernah disandang ayah mertuanya.

Baca Juga: Sejarah Kota Bandung Yang Bermula Dari Tongkat Daendels

Kelanjutan Karir Prabowo Subianto

Tanggal 21 Mei tahun 1998, Presiden Soeharto umumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Habibie yang langsung juga di hari yang sama. Siang harinya Prabowo menemui Habibie dan memintanya agar menunjuk dirinya sebagai Panglima ABRI menggantikan posisi Wiranto. Namun Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima Kostrad. Beliau menemui Soeharto setelah diberhentikan dari jabatannya, Sayangnya ayah mertuanya Prabowo itu tidak mendukungnya. Kemudian Prabowo mendapatkan penugasan yaitu sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung, menggantikan Letnan Jenderal Arie J. Kumaat. Di tanggal 14 Juli 1998, Panglima ABRI membentuk Dewan Kehormatan Perwira. Diketuai oleh Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo bersama  6 orang letnan jenderal lainnya, yakni: Fachrul Razi sebagai Wakil Ketua, Djamari Chaniago sebagai sekretaris, Arie J. Kumaat, Agum Gumelar, Susilo Bambanv Yudhoyono, dan terakhir Yusuf Kartanegara. Dewan ini bertujuan untuk memeriksa Prabowo dalam 7 kasus tuduhan yakni salah satunya adalah:

  • Sengaja melakukan kesalahan dalam analisis tugas
  • Melaksanakan dan mengendalikan operasi dalam rangka stabilitas nasional, yang bukan termasuk kewenangannya
  • Tidak ada melibatkan staf organik dalam prosedur staf
  • Sering ke luar negeri tanpa izin dari Kasad ataupun Pangab.

Selama persidangan ini berlangsung, Beliau mengklaim bahwa dirinya sebagai seorang tawanan perang yang dilindungi oleh Konvensi Jenewa dan berkali-kali menggunakan haknya untuk tidak bicara, sehingga hal ini membuat frustasi para anggota dewan yang sudah harus memakai rompi anti peluru. Prabowo diadili berdasarkan Kitab UUHP atau Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer. DKP atau Dewan Kelautan dan Perikanan memutuskan bahwa Prabowo bersalah dan melakukan sebuah tindak pidana ketidakpatuhan ada di Pasal 103 KUHP Militer. Memerintahkan perampasan kemerdekaan orang lain dan Penculikan sesuai pasal 55 (1) ke-2 KUHP Militer dan Pasal 333 KUHP. Pemberhentian Prabowo dari dinas militer terjadinya kontroversi saat pemilihan umum di tahun 2009. Jika politisi Gerindra Fadli Zon membantah bahwa Prabowo dipecat, seharusnya “diberhentikan dengan hormat”.

Karir Dalam Bisnis

Setelah berhenti dari kemiliteran, beliau memilih mengikuti karir adiknya yaitu menjadi pengusaha. Didunia bisnis Prabowo memiliki dan memimpin 27 perusahaan di negara Indonesia ataupun luar negeri.  Beliau menjadi presiden dan CEO PT Tidar Kerinci Agung yang memproduksi minyak kelapa sawit. Lalu PT Nusantara Energy bergerak dalam bidang migas, pertambangan, pertanian, kehutanan dan pulp. Juga ada PT Jaladri Nusantara yang bergerak dalam bidang perikanan.

Karirnya Prabowo dimulai dengan membeli Kiani Kertas yang merupakan perusahaan pengelola pabrik kertas yang berlokasi di Mangkajang, Kalimantan Timur. Prabowo membeli Kiani Kertas menggunakan pinjaman senilai Rp. 1,8 triliun. Nama Kiani Kertas diganti oleh Prabowo menjadi Kertas Nusantara. Kelompok perusahaan Nusantara Group yang dimiliki oleh Beliau juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha yang dimiliki Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit dan juga batubara. Sekarang Prabowo Subianto merupakan Presiden NKRI.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *