Sejarah Suku Toraja Yang Berasal Dari Sulawesi Selatan
Sejarah Suku Toraja adalah suku asli yang berasal dari Sulawesi Selatan, mereka tinggal di pegunungan dengan populasi sekitar 1 juta jiwa.
Mengetahui Asal Usul Dari Suku Toraja
Suku Toraja adalah penduduk asli yang berasal dari Kabupaten Tanah Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan yang menetap di sekitar pegunungan bagian utara. Suku Toraja tinggal di pegunungan bagian utara dengan populasi sekitar 1 juta jiwa. Adapun setengah dari jumlahnya tersebar di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Suku Toraja secara mayoritas beragama Kristen, sebagian kecil beragama Islam, dan sisanya masih menganut kepercayaan animisme yang disebut dengan Aluk To Dolo.
Asal usul Suku Toraja berasal dari Teluk Tonkin yang terletak di antara Vietnam Utara dan Cina Selatan. Awalnya, imigran asal Teluk Tonkin ini tinggal di wilayah pantai yang ada di Sulawesi, namun mereka pindah ke dataran tinggi yang sampai saat ini masih didiami oleh Suku Toraja. Disebutkan juga bahwa masyarakat yang mendiami Tana Toraja ini adalah hasil percampuran dari penduduk lokal yang memang tinggal di dataran tinggi Sulawesi Selatan dengan para imigran dari Teluk Tongkin-Yunnan, Cina Selatan. Mereka berlabuh di sekitar hulu sungai, yakni daerah Enrekang, kemudian membangun permukiman.
Sejarah Suku Toraja
Saat Belanda menapakkan kakinya di Sulawesi pada abad ke-17, mereka awalnya tidak tertarik ke dataran tinggi Sulawesi Selatan. Alasannya, akses yang sulit dicapai dan hanya memiliki sedikit lahan produktif. Akan tetapi,karena resah akan pesatnya persebaran Islam di daerah tersebut, akhirnya Belanda melihat Suku Toraja sebagai target potensial untuk menyebarkan agama Kristen. Sebab, saat itu mereka masih menganut animisme.
Sebuah garis lalu digambarkan sebagai wilayah Sa’adan yang kemudian disebut dengan Tana Toraja. Pada 1957 Toraja berhasil menjadi sebuah kabupaten. Sejak tahun 1990-an Suku Toraja terus mengalami transformasi budaya dari menganut kepercayaan animisme dan hidup bergantung pada sektor agraris, hinggamenjadi masyarakat yang secara mayoritas beragama Kristen. Kini masyarakat Tana Toraja terkenal mengandalkan sektor pariwisata.
Sejarah Suku Toraja Dan Budayanya
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa masyarakat Suku Toraja masih menganut kepercayaan Aluk To Dolo. Dalam kepercayaan ini manusia diwajibkan menyembah, memuja, dan memuliakan Puang Matua dengan melakukan ritual, antara lain sajian, persembahan, dan upacara-upacara. Berikut beberapa tradisi unik Suku Toraja:
1. Rambu Solo
Rambu Solo adalah tradisi pemakaman ala Suku Toraja. Tradisi ini dilakukan untuk menghormati sekaligus mengantarkan arwah menuju alam akhirat melalui serangkaian ritual dan doa. Ritual yang dilakukan berupa pertunjukan seni, adu kerbau, hingga mengantarkan jenazah. Tradisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari sesuai dengan status sosial keluarga penyelenggara Rambu Solo’. Biayanya pun tidak sedikit. Semakin kaya seseorang, semakin mahal biaya pemakamannya.
2. Tinggoro Tedong
Tinggoro Tedong merupakan tradisi upacara kematian. Ini masih termasuk dalam serangkaian upacara Rambu Solo. Pada upacara ini, prosesi penyembelihan kerbau dilakukan dengan cara menebas leher kerbau dengan satu kali tebas saja. Menurut kepercayaan leluhur orang Toraja, kerbau merupakan hewan tunggangan bagi arwah jenazah untuk menempuh perjalanannya menuju alam akhirat.
3. Silaga tedong
Tujuan diadakannya Silaga adalah untuk memberikan hiburan bagi keluarga yang berduka. Selain itu, acara ini menjadi ajang pertunjukan bagi para pelayat yang datang. Adu kebau dilakukan di lapangan yang basah dan becek. Biasanya, di area sawah yang berlumpur. Kebau-kerbau yang diadu ini merupakan kerbau pilihan dengan jenis tertentu dan harga jual yang terbilang fantastis.
4. Sisemba
Sisemba adalah tradisi permainan adu kaki yang dilakukan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Tradisi ini dilakukan di lapangan atau tempat terbuka pada saat merayakan panen raya. Biasanya, permainan ini mempertemukan dua kubu yang berasal dari dua desa yang berbeda. Pesertanya terdiri dari dua orang untuk setiap kubu. Walaupun begitu, ada wasit yang bertugas untuk menegur, melerai, bahkan menghentikan pertandingan jika ada yang mengalami cedera atau berbuat curang.
5. Ma’Nene
Ma’Nene merupakan upacara mengganti pakaian dan merias jasad keluarga yang telah lama dikuburkan. Tradisi ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali, setelah panen besar di bulan Agustus. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengeluarkan jasad dari dalam peti. Setelah itu, anak dan cucunya lah yang membersihkannya dan mendandani jasad tersebut selayaknya masih hidup. Selama proses pembersihan berlangsung, kaum laki-laki membentuk lingkaran. Mereka menyanyikan lagu-lagu yang melambangkan kesedihan dan kebahagiaan jasad sebelum meninggal. Tujuannya, supaya keluarga yang ditinggalkan jasad terhibur.
Baca juga: Sejarah Suku Jawa – Mengorek Asal-Usul Budaya, Bahasa Dan Profesi
Perkuburan Adat Toraja
Suku Toraja memiliki beragam jenis tempat pemakaman. Ada pemakaman dalam goa, pemakaman batu ukir, pemakaman gantung, pemakaman pohon, dan sebagainya. Yang paling mahal adalah pemakaman batu ukir. Oleh karena itu, hanya jenazah para bangsawan yang dimakamkan di pemakaman batu berukir. Tempat pemakaman di Toraja yang unik ini menjadi daya tarik tersendiri untuk para wisatawan.
Prosesi upacara pemakaman yang berasal dari suku Toraja ini terbagi ke dalam dua garis besar, yaitu prosesi pemakaman dan pertunjukkan kesenian. Kedua prosesi tersebut dilaksanakan dalam satu kegiatan upacara pemakaman. Prosesi ini akan diawali dengan persiapan tongkonan yang merupakan rumah adat suku Toraja yang menjadi simbolis setiap upacara kebudayaan. Nantinya, beberapa pria akan membawa tongkonan sepanjang jalan menuju lokasi pemakaman yang diikuti rombongan lain untuk membawa peralatan budaya.
Lalu berlanjut dengan prosesi yang bernama rante yang merupakan sesi pemakaman. Pada sesi pemakaman terdapat sejumlah peraturan penting, seperti Ma’tuda Mebalun yang merupakan sesi pembungkusan mayat dan dilanjutkan dengan Ma’Roto, yakni penghiasan peti mayat. Selain prosesi tersebut, akan dilakukan Ma’Popengkalo Alang yang merupakan proses memasukkan atau memindahkan mayat ke dalam sebuah ‘rumah’. Setelah itu akan dilakukan parade untuk membawa mayat ke tempat pemakaman budaya yang akrab dikenal dengan Ma’Palao yang merupakan goa atau rumah kecil. Setelah semua prosesi selesai, masyarakat dan wisatawan dapat menikmati pertunjukan seni yang umumnya berisi tarian budaya Toraja sebagai bentuk hiburan.
Sejarah Suku Toraja Yang Mendunia
Diperkirakan populasinya sekitar 1 juta jiwa, dan ada sekitar 50 persennya bertempat tinggal di kabupaten Tana Toraja, Toraja Utara, dan Masama. Ini dia beberapa fakta unik Suku Toraja yang mendunia:
- Upacara pemakaman dengan biaya termahal di dunia, mereka masih sangat erat budaya dan adat istiadat dari nenek moyang. Upacara pemakaman Suku Toraja dapat menghasilkan biaya hingga ratusan juta rupiah. Dalam setiap upacara pemakaman terdapat tradisi memotong kerbai sebagai hewan kurban. Jumlah kerbau yang dipotong tergantung dari srata jenazah dan sesuai kesepakatan keluarga dari jenazah yang akan dimakamkan.
- Di Toraja terdapat patung Tuhan Yesus tertinggi ke-2 di dunia, Di Tana Toraja terdapat “Patung Tuhan Yesus Memberkati” yang tingginya mencapai 40 meter. Ini merupakan patung Tuhan Yesus tertinggi ke-2 di dunia setelah patung “Kristus Raja di Polandia yang tingginya 52.5 meter.
- Kopi Toraja yang terkenal di dunia, ada dua jenis kopi di Toraja yaitu Robusta dan Arabica. Kopi Toraja jenis robusta dikenal dengan rasanya yang khas, yakni ketika diminum akan terasa pahit namun setelah ditelan pahitnya berkurang dan terasa nikmat. Selain itu ada juga kopi arabica yang tidak kalah enak.
- Harga kerbau di Toraja sangatlah mahal, hingga mikyar rupiah per ekor. Toraja tidak pernah bisa dipisahkan dari hewan yang satu ini, bagaimana bisa, kerbau adalah hewan utama yang dipersembahkan sebagai kurban dalam setiap upacara pemakaman di Toraja.
- Tempat pemakaman yang tidak seperti pada umumnya dimana jenazah dikubur di dalam tanah, Suku Toraja memiliki cara sendiri dalam memakamkan orang yang telah meninggal.
Itulah informasi tentang Suku Toraja, yang di mulai dari asal-usul, budaya serta fakta yang mendunia ikutin terus kisah atau sejarah lainnya di storyups.com.