Soekarno – Presiden Pertama Sang Proklamator Indonesia

Soekarno adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai proklarator sekaligus presiden pertama dari Indonesia.

Soekarno - Presiden Pertama Sang Proklamator Indonesia
 Soekarno adalah seorang politikus yang berperan penting dalam Revolusi Nasional Indonesia. Ia bersama Mohammad Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia orang pertama yang mencetuskan konsep mengenai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan ia sendiri yang menyimpannya.

Selain sebagai proklamator, Soekarno juga menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pertama sejak tahun 1945 hingga 1967, pada masa pemerintahannya dikenal juga sebagai Orde Lama. Pada pertengahan tahun 1960-an, di masa-masa akhir jabatan Sukarno. Indonesia mengalami stagnasi produksi, kemiskinan dan kelaparan yang merajalela, infrastruktur yang tidak terurus, dan hiperinflasi mencapai hampir 600 persen. Berikut ini Archipelago Indonesia akan menceritakan, asal usul presiden pertama, perjuangan awal kemerdekan hingga membawa indonesia menuju kemerdekaan indonesia.

Baca Juga: Suku Karo – Sejarah Dan Pahlawan Yang Ada Di Tanah Karo

Kehidupan Sang Proklamator

Soekarno lahir dari seorang ayah bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu yaitu Ida Ayu Nyoman Rai. Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di sekolah dasar Pribumi di Singaraja, Bali. Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama Islam.[8] Mereka telah memiliki seorang putri bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur. Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja.

Kemudian pada bulan Juni 1911 beliau dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS). Pada tahun 1915, beliau telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur. Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama HOS Tjokroaminoto.Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Darsono, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis.

Asal dan usul Soekarno

Soekarno lahir di Peneleh, Surabaya, Jawa Timur dengan nama Kusno atau Koesno yang diberikan oleh orangtuanya. Akan tetapi, karena ia sering sakit maka ketika berumur sebelas tahun ia diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata Yudha yaitu Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” karena dalam bahasa Jawa huruf “a” berubah menjadi “o” sedangkan awalan “su” memiliki arti “baik”.

Di kemudian hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah (Belanda). Ia tetap manjadikan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun. Sebutan akrab untuk Soekarno adalah Bung Karno.

Ahmad Soekarno

Di beberapa negara Barat, nama Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Sukarno. Hal ini terjadi karena ketika Sukarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Sukarno? karena mereka tidak mengerti kebiasaan sebagian penamaan di Indonesia, terutama nama Jawa, yang hanya menggunakan satu nama saja atau tidak memiliki nama keluarga .

Soekarno menyebutkan bahwa nama Achmed didapatnya ketika menunaikan ibadah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan pemberian nama Achmed di depan nama beliau, dilakukan oleh para diplomat muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk mendapatkan pengakuan pengakuan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.

Perjuangan dari awal kemerdekaan

Soekarno pertama kali memperkenalkan ide-ide nasionalis saat hidup di bawah pemerintahan Oemar Said Tjokroaminoto. Kemudian, ketika menjadi mahasiswa di Bandung, ia membenamkan dirinya dalam filsafat politik Eropa, Amerika, nasionalis, komunis, dan agama, yang pada akhirnya mengembangkannya memiliki ideologi politik swasembada ala sosialis Indonesia.

Ia mulai menata ide-idenya sebagai Marhaenisme, yang diambil dari nama Marhaen, seorang petani Indonesia yang ia temui di wilayah selatan Bandung, yang memiliki sebidang tanah kecil dan menggarapnya sendiri, sehingga menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarganya. Di universitas, Soekarno mulai mengorganisir klub belajar untuk mahasiswa Indonesia, Algemeene Studieclub, yang bertentangan dengan klub mahasiswa yang didominasi oleh mahasiswa Belanda.

Soekarno - Presiden Pertama Sang Proklamator Indonesia

Keterlibatan Dalam Pertai Nasional Indonesia

Pada tanggal 4 Juli 1927, Sukarno bersama teman-temannya dari Algemeene Studieclub mendirikan partai pro-kemerdekaan, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Sukarno terpilih sebagai pemimpin pertama. Partai ini mendukung kemerdekaan bagi Indonesia, dan melawan imperialisme dan kapitalisme karena berpendapat bahwa kedua sistem tersebut membantu kehidupan rakyat Indonesia.

Partai ini juga menganjurkan sekularisme dan persatuan di antara berbagai etnis di Hindia Belanda, untuk membentuk Indonesia yang bersatu. Soekarno juga berharap bahwa Jepang akan memulai perang melawan kekuatan barat dan Jawa kemudian dapat memperoleh kemerdekaannya dengan bantuan Jepang. 

Penangkapan dan Persidangan

Kegiatan PNI menarik perhatian pemerintah kolonial, dan pidato serta pertemuan. Soekarno sering kali disusupi dan diganggu oleh agen polisi rahasia kolonial (Politieke Inlichtingendienst). Akhirnya, Soekarno dan para pemimpin penting PNI lainnya ditangkap pada tanggal 29 Desember 1929 oleh otoritas pasukan Belanda dalam serangkaian penggerebekan di seluruh Jawa. Soekarno sendiri ditangkap saat sedang berkunjung ke bogor. Selama konferensinya di gedung pengadilan Landraad Bandung dari bulan Agustus hingga Desember 1930, Soekarno menyampaikan pidato politik panjang yang menyerang kolonialisme dan imperialisme, bertajuk Indonesia Menggoegat (Indonesia Menuduh).

Hukuman dan Pemenjaraan

Pada bulan Desember 1930, Soekarno dijatuhi hukuman empat tahun penjara, yang dijalani di penjara Sukamiskin di Bandung. Namun pidatonya mendapat liputan luas dari media, dan karena tekanan kuat dari unsur-unsur liberal di Belanda dan Hindia Belanda, Soekarno dibebaskan lebih awal pada tanggal 31 Desember 1931. Dengan ini Saat itu, Ir. Sorkarno telah menjadi pahlawan populer yang dikenal luas di seluruh Indonesia.

Namun, selama ia dipenjara, PNI terpecah belah karena memikirkan pemerintah kolonial dan pertikaian internal. PNI yang asli dibubarkan oleh Belanda, dan mantan anggotanya membentuk dua partai berbeda; Partai Indonesia (Partindo) di bawah rekan Soekarno. Sartono yang mempromosikan agitasi massa, dan Pendidikan Nasionalis Indonesia (PNI Baru) di bawah Mohammad Hatta dan Soetan Sjahrir, dua orang nasionalis yang baru saja kembali dari studi di Belanda, dan mempromosikan strategi jangka panjang dalam menyediakan pendidikan modern kepada masyarakat Indonesia yang tidak berpendidikan untuk mengembangkan intelektual elit yang mampu memberikan perlawanan efektif pemerintah terhadap Belanda.

Diasingkan dan Dipindahkan

Kali ini Soekarno untuk mencegah pemberian platform kepada Soekarno untuk menyampaikan pidato politik. Gubernur jenderal garis keras Jonkheer, Bonifacius Cornelis de Jonge menggunakan kekuatan daruratnya untuk mengirim Sukarno ke pemberitahuan internal tanpa pengadilan. Pada tahun 1934, Soekarno dikapalkan bersama keluarganya (termasuk Inggit Garnasih), ke kota terpencil Ende, di pulau Flores. Selama berada di Flores, ia memanfaatkan kebebasan bergeraknya yang terbatas untuk membangun teater anak-anak.

Di Bengkulu,Soekarno berkenalan dengan Hassan Din, ketua organisasiMuhammadiyah setempat, dan dia untuk mengajar agama di sekolah lokal milikMuhammadiyah. Salah satu muridnya adalah Fatmawati yang berusia 15 tahun, putri Hassan Din. Ia menjalin hubungan asmara dengan Fatmawati, yang ia beralasan dengan menyatakan ketidakmampuan Inggit Garnasih menghasilkan anak selama hampir 20 tahun pernikahan mereka. Soekarno masih berada di mengitari Bengkulu ketika Jepang menduduki kepulauan pada tahun 1942.

Bekerjasama dengan Jepang

Jepang mempunyai arsip mereka sendiri mengenai Sukarno, dan memerintahkan Jepang di Sumatera mendekatinya dengan hormat. Ingin memanfaatkannya untuk mengorganisir dan menenangkan rakyat Indonesia. Soekarno, sebaliknya, ingin memanfaatkan Jepang untuk memperoleh kemerdekaan bagi Indonesia: “Terpujilah Tuhan, Tuhan menunjukkanku berkeliling; di lembah Ngarai itu aku berkata: Ya, Indonesia Merdeka hanya bisa dicapai dengan Dai Nippon Untuk pertama kalinya sepanjang hidupku, aku melihat diriku di cermin Asia.

Pada bulan Juli 1942, Soekarno dikirim kembali ke Jakarta. Di mana ia bersatu kembali dengan para pemimpin nasionalis lainnya yang baru-baru ini dibebaskan oleh Jepang. Termasuk Mohammad Hatta Di sana, ia bertemu dengan Panglima Jepang Jenderal Hitoshi Imamura. Yang meminta soekarno dan kaum nasionalis lainnya untuk menggalang dukungan masyarakat Indonesia untuk membantu upaya perang Jepang.

Soekarno bersedia mendukung Jepang, dengan keterbukaan platform bagi dirinya untuk menyebarkan ide-ide nasionalis kepada masyarakat luas. Sebaliknya Jepang membutuhkan tenaga kerja dan sumber daya alam Indonesia untuk membantu upaya perangnya. 

Kesimpulan

Soekarno adalah seorang pejuang nasional yang memiliki kontibusi besar dalam bidang sastra,hukum, dan politik. Melalui pemikirannya yang progresif dan nasionalistik, ia turut membangun fondasi ideologis dan konstitusional bagi berdirinya nndonesia. Soekarno dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah Indonesia, Yang Kontribusinya terus di hargai hingga saat ini jika. Ikuti terus perkembangan informasi menarik dari storyups.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *