Suku Adat Karo – Memiliki Suku Yang Tersendiri
Suku Adat karo adalah suku asli. Yang menetap di dataran tinggi karo.Termasuk kabupaten deli serdang. Nama suku karo di ambil dari nama wilayah tempat mereka tinggal,yaitu kabupaten karo.
Bahasa karo digunakan sebagai alat komunikasi mereka sehari-hari. Salam tradisional untuk menyapa adalah “mejuah juah” yang menggambarkan kehangatan dalam masyarakat karo. Pakaian adat karo umumnya memiliki motif warna merah dan hitam,dengan diperindah perhiasan emas mencerminkan kekayaan dan keindaan. Warisan budaya mereka,di ceritakan bahwa awal nya seorang maharaja yang kaya. Sakti,dan berwibawa tinggal di sebuah negeri. Dibawah ini Archipelago Indonesia akan membahas tentang Sultan Hasanuddin.
Maharaja Ini Memiliki Seorang Panglima Perang
Yang sakti dan di hormati bernama karo yang berasal dari india. Pada suatu hari ketika maharaja memutuskan untuk mencari tempat baru untuk mendirikan kerajaan baru dan mengajak pasukannya. Termasuk putrinya miansari yang sedang jatuh cinta kepada panglima karo. Mereka mulai berlayar dengan rakit buatan mereka sendiri, namun, miansari dan karo terdampar di sebuah pulau yang tidak di kenal. Sementara maharaja dan rombonganya tidak diketahui keberadanya. Mansari dan karo kemudian sepakat melarikan diri dan menikah. Mereka melanjutkan perjalanan ke pulau perca (sumatra),dan tiba di belawan.
Dari sana mereka menelusuri sungai pedalaman yang begitu panjang hingga tiba di durin tani. Tempat di mana mereka beristirahat di gua umang sebelum melanjutkan perjalanan,karena merasa tempat itu belum aman,mereka kembali menjelajahi hutan dan mengikuti aliran sungai daerah pegunungan, setelah melewati beberapa tempat seperti buluhawar dan bukum, mereka tiba di kaki gunung sikeben, dekat bandarbaru, beberapa bulan setelah itu, karo melihat tempat yang lebih indah dan memutuskan untuk melanjutkan untuk melanjutkan dan sepanjang waktu mereka berjalan saking lama nya mereka berjalan tiba di kaki gunugn barus.
Baca Juga: Candi Pawon – Peninggalan Budaya Hindu-Buddha Yang Menawan
Sejarah Suku Karo
Suku Karo adalah suku asli yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh Tenggara. Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu Kabupaten Karo. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo, dan memiliki salam khas, yaitu Mejuah-juah. Sementara pakaian adat suku Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.
Adapun keberadaan Rumah adat suku Karo atau yang dikenal dengan nama Rumah Si Waluh Jabu yang berarti rumah untuk delapan keluarga, yaitu Rumah yang terdiri dari delapan bilik yang masing-masing bilik dihuni oleh satu keluarga. Tiap keluarga yang menghuni rumah itu memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan pola kekerabatan masing-masing
Rumah Adat Suku Karo
masyarakat karo biasanya menyebut rumah adat mereka dengan nama rumah adat atau si waluh jabu.siwaluhjabu, artinya satu rumah yang dihuni oleh delapan keluarga siwaluh jabu memiliki bentuk unik dan megah.
Kesimpulan
karo merupakan salah satu wilayah batak yang berada di sumatra utara.di sana terdaoat beberapa marga yang mendiami karo. seperti ginting.tarigan. Sembiring.dan perangin angin. kelima marga tersebut konon mulanya adalah nama anak dari pasangan maherga dan cimata
rumah adat karo termasuk dalam kategori warisan budaya karena berfungsi sebagai alat bantu pengingat empunya budaya yang terwujud dalam elemen elemen pada bagian rumahnya yang berfungsi sebagai simbol pengatur tingkah laku dengan sesamanya maupun dengan alam lingkunganya. Simak terus pembahasan menarik lainnya tentang sejarah hanya dengan klik link berikut ini storyups.com