Suku Batak Dari Sejarah Hingga Ciri Khas Uniknya
Suku Batak ini menjadi suku bangsa terbesar ketiga di Indonesia yang mendiami sebagian besar wilayah di beberapa kabupaten Sumatera Utara.
Sejarah Suku Batak
Suku Batak memiliki sejarah yang panjang dan kaya akan budaya dan tradisi. Sebagian masyarakat meyakini bahwa berakar dari Pusuk Buhit di wilayah Sianjur Mula-mula. Pulau ini terletak di tengah-tengah Danau Toba dan sekarang menjadi tempat wisata. Secara administratif, area ini termasuk dalam wilayah Sumatera Utara. Saat ini, sulit menemukan sejarah asal usul suku Batak karena tidak banyak situs sejarah yang menceritakan tentang mereka. Secara umum dapat dikatakan bahwa salah satu dari raturan suku di Indonesia. Ada juga yang mengatakan bahwa suku Batak ini bermukim di Sianjur Mula-mula sekitar 8.000 tahun yang lalu.
Jumlah mereka yang terus bertambah membuat mereka diharuskan berpindah dan untuk mencari tempat tinggal lain dan untuk menyambung hidup. Perpindahan ini mereka pergi di daerah pegunungan ke arah tenggara hingga timur dari Danau Toba. Dari tempat ini juga mereka menyebar dan memulai hidup baru dimana mereka harus bertahan hidup. Namun ada beberapa diantarnya suku Batak ini kemudian melakukan perkawinan silang dengan bangsa pendatang seperti kamu pedagang Tamil dan India. perkawinan silang ini menjadikan mereka Batak Campuran. Semua ini tentu tidak lagi murni penyebarannya. Beberapa di antara juga tidak suka disebut sebagai Suku Batak. Itu karena tidak menerima sebagai suku dari induk Batak Toba. Merasa anak dari mereka keturuan batak Toba yang jejaknya belum tentu benar mereka tidak menerima ini.
Jenis Rumah Adat Suku Batak
Berkat masyarakat yang masih melestarikan peninggalan warisan budaya, rumah adat Sumut ini kemudian masih dapat kita jumpai hingga sekarang.
1. Rumah Adat karo
Rumah adat ini juga terdiri 16 tiang yang bersandar pada batu-batu besar yang kemudian menyangga bangunan sehingga bangunannya kemudian menjadi lebih kokoh. Bentuknya juga tidak berdiri tegak lurus tetapi memiliki kemiringan 120 derajat. Rumah ini dibangun menggunakan berbagai bahan seperti kayu, bambu, dan alang-alang, dan di dukung oleh 20 tiang fondasi kayu yang berdiri di atas umpak batu.
2. Rumah Adat Nias
Tampilannya yang lebih mungil jika dibandingkan rumah adat Karo. Rumah adat Nias juga terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya Omo Sebuah dan Omo Hada. Kayu nibung digunakan untuk atap dan penyangga, rumbia sebagai atap rumah adat Omo Hada, sementara rumah adat Omo Sebuah menggunakan atap yang terbuat dari tanah liat sebagai material utamanya. Satu lagi keunikan dari rumah adat Nias terletak pada pondasi kokoh dan membuatnya tahan terhadap gempa. Pasalnya pada pondasi kemudian diletakkan balok diagonal yang memberikan stabilitas dan fleksibilitas.
3. Rumah Adat Bagas Gondang
Selanjutnya yang termasuk dalam rumah adat batak adalah rumah adat Bagas Gondang yang sering kali disebut dengan sebutan adat Mandailing karena berasal dari Suku Batak Mandailing. Rumah adat ini mulanya merupakan tempat tinggal atau tempat beristirahat para raja, meski kini telah menjadi bagian dari warisan budaya dan dapat digunakan oleh masyarakat suku Mandailing sebagai tempat pertemuan dan musyawarah warga. Ciri khas uniknya adalah atapnya yang dibuat dari ilalang dan dedaunan kering seprti kita lihat terdapat ornamen berwarna hitam, merah, dan putih.
4. Rumah Adat Pak-pak
Rumah adat Pakpak merupakan rumah dengan warna tampilan paling cerah di antara lainnya di Sumatera Utara karena penggunan warna merah dan jingganya, kemudian mendominasi area atap dan dinding rumahnya. Meski masih menggunakan warna coklat dan hitam pada area atapnya juga putih pada bagian dindingnya. Rumah adat Pakpak memiliki fungsi tersendiri yaitu sebagai musyawarah dalam mencapai penyelesaian masalah di masyarakat. Keunikan rumah adat Pakpak terletak pada bagian atapnya yang miring seperti tanduk kerbau. Filosofi rumah adat Pakpak sendiri pada atap rumahnya yang melambangkan semangat kepahlawanan sehingga pemiliknya memiliki jiwa pahlawan yang kuat.
5. Rumah Adat Simalungun
Saat melihat rumah adat Simalungun, yang terbayang adalah dari segi ukurannya besar sekali. Dibandingkan rumah adat Sumatera Utara lain, bentuk rumah adat Simalungun memang lebih besar. Ciri khasnya pada bangunan yang berbentuk limas dengan tipe rumah panggung. Bagian kolongnya dibuat setinggi dua meter dengan tujuan menghindari serangan babi hutan dan berbagai hewan liar lainnya. Sementara pada bagian pintunya sengaja dibuat pendek, agar tamunya menghormati pemilik rumah karena akan membungkuk ketika masuk rumah. Awalnya dibangun oleh Raja Simalungun pada tahun 1939.
6. Rumah Adat Angola
Terakhir adalah rumah adat Angola milik suku Batak Angkola. Bangunan rumah adat dibuat dari papan kayu untuk lantai dan dinding, sementara pada area atapnya terdiri dari ijuk dan menggunakan tanah liat. Banyak yang menyamakan rumaha adat Sumatera dengan rumah adat Bagas Gondang meski keduanya berbeda. Mulai dari bentuk, suku hingga pemilihan warna bangunan. Rumah adat Angola dengan bentuk kotak serta pad area atapnya dengan bentuk yang lebih besar, sementara itu area atap yang lebih kecil berbentuk tak kalah unik yaitu segitiga. Rumah ada Angkola juga didominasi dengan warna putih, coklat tua dan orange.
Keunikan Rumah Adat Suku Batak
Masing-masing suku Batak memiliki rumah adatnya sendiri. Meski sama-sama Suku Batak, uniknya desain dan arsitektur bangunan Rumah Batak tidaklah sama antara yang satu dan yang lainnya. Jika diperhatikan, perbedaan terbesar dari desain arsitektur bangunan rumah adat Sumut ada pada segi desain atapnya. Bangunan atap rumah adat Sumatera Utara beraneka ragam, ada yang berbentuk seperti perahu, berbentuk seperti gunting dan ada yang berbentuk segitiga runcing. Selain atap rumah adat Sumatera Utara, bagian bentuk depan dan keseluruhan rumah juga tampil berbeda.
Namun tentu saja ada satu ciri khas yang dapat kita temukan dari rumah adat Sumatera Utara ini, yaitu dalam hal penggunaan warnanya baik pada area , dinding, lantai, atap hingga anak tangganya. Rata-rata warna yang digunakan pada rumah adat batak adalah merah bata, coklat muda, hitam, putih, dan orange.
Baca Juga: Suku Aceh, Sejarah Adat Istiadat & Budaya Yang Masih Lestari
Ciri Khas Rumah Adat Suku Batak
Ciri khas rumah adat batak diantaranya pada rumah bolon yang persegi empat dengan gaya rumah panggung. Rumah ini biasanya memiliki tinggi 1,75 meter dari dataran atau tanah. Tinggi pintunya sekitar 1,5 meter dan lebar 80 cm dengan bentuk menjorok ke area dalam. Karena rumah bolon berbentuk panggung biasanya kemudian dilengkapi dengan tangga sehingga mempermudah seseorang saat memasuki rumah ini. Letak tangganya berada di area tengah ruang. Dan ketika memasuki rumah ini secara khusus harus menunduk saat menaiki tangga.
Sementara pada bagian atasnya memiliki bentuk yang mirip dengan pelana kuda yaitu pada bagian depan dan belakang yang melengkung. Bagi masyarakat batak sendiri atap sebagai tempat yang mereka anggap suci karenanya mereka menyimpan sesuatu yang berharga di area atap rumahnya, seperti benda-benda pusaka. Rumah bolon sendiri memiliki ciri dan keunikan tersendiri mulai dari bentuk dinding rumah yang sengaja dibuat miring, juga dilihat dari bahan yang digunakan adalah ijuk atau daun rumbia.