|

Suku Dayak Kalimantan – Suku Yang Terkenal Dengan Adat Dan Tradisinya Yang Unik

Suku Dayak Kalimantan adalah penduduk asli yang sudah menghuni pedalaman Pulau Kalimantan sejak zaman dulu, Kata daya serumpun dengan misalnya kata raya dalam nama Toraya yang berarti orang di atas orang hulu.

Suku-Dayak-Suku-Yang-Terkenal-Dengan-Adat-Dan-Tradisinya-Yang-Unik

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis yang berhasil ditemukan di Gua Niah (Sarawak) dan Gua Babi (Kalimantan Selatan), penghuni pertama kalimantan memiliki ciri-ciri tulang yang lebih besar dibandingkan dengan penghuni kalimantan saat ini.

Asal Usul Suku Dayak Di Kalimantan

Ada 3 suku pokok atau 5 suku asli yang mendiami Kalimantan yaitu Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Tidung. Menurut sensus Badan Pusat Statistik Republik Indonesia tahun 2010, suku bangsa yang terdapat di pulau Kalimantan Indonesia dikelompokkan menjadi 3 suku utama yaitu:

  • Suku Banjar
  • Suku Melayu
  • kelompok suku asal

Suku dayak Kalimantan sendiri adalah keturunan imigran dari Provinsi Yunan di China Selatan, tepat nya di Sungai Yangtse Kiang, dan Sungai Menan. Sebagian dari kelompok ini menyeberang ke Malaysia dan kemudian melanjutkan menyebrang hingga ke bagian utara pulau kalimantan. Didaerah selatan suku dayak sendiri pernah membangun kerajaan. Dan dari tradisi lisan suku dayak sendiri daerah itu sering disebut Nansarunai Usak Jawa, yakni Nansarunai dari Dayak Maanyan yang telah dihancurkan oleh majapahit, yang diperkirakan terjadi kisaran antara tahun 1309-1389.

Kejadian tersebut mengharuskan suku Dayak Maanyan terdesak dan terpencar. Sebagian memasuki daerah pedalaman di wilayah suku Dayak Lawangan. Kemudian arus besar selanjutnya terjadi pada saat pengaruh Islam yang berasal dari kerajaan Demak bersama para pedagang Melayu sekitar tahun 1520.Sebagian besar suku Dayak di wilayah selatan dan timur kalimantan berhasil memeluk agama Islam dan yang sudah memeluk agama islam tidak lagi mengakui dirinya sebagai orang Dayak. Karena adanya pengaruh budaya, bahasa, adat bahkan DNA/genetika yang sangat kuat dari para pendatang disebabkan karena adanya akumulasi.

Walau begitu, orang suku Dayak yang hanya memeluk Islam tetap mengikuti adat yang mereka ikuti sejak dulu selama tidak melanggar norma agama yang di ajarkan. Mereka tetap lah Dayak tetapi disebut sebagai orang Senganan/Dayak Senganan kecuali orang Dayak yang berakulturasi yang akhirnya melahirkan kebudayaan dan suku baru yang bukan bagian dari Dayak lagi. Tetapi asal-usul mereka tetaplah Dayak.

Ciri-Ciri Suku Dayak

Ciri-ciri suku dayak sendiri dapat kita ketahui dari hasil budaya yang masik dapat diamati hingga saat ini. Bentuk budaya tesebut dapat berupa rumah, pakaian, senjata, bahasa, kepercayaan, dan tradisi. Rumah adat suku dayak sendiri berbentuk rumah panggung dengan bahan yang terbuat dari bahan kayu yang biasa disebut Rumah Betang.

Rumah Betang biasanya dihuni oleh beberapa keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam hidup yang diyakini dan di junjung oleh suku dayak. Pakaian suku adat dayak sendiri yang dikenakan pria biasanya disebut dengan King Baba. Sementara untuk pakaian wanita disebut King Bibinge.

Ciri khas pakaian adat suku dayak tersebut adalah hiasan hasil sulaman dengan motif khas suku dayak serta ada hiasan kepala yang berupa tajuk bulu tantawan dan tajuk bulu arue yang diselipkan bulu burung enggang. Selain itu suku dayak juga memiliki senata ciri khas yang dinamakan dengan mandau.

Baca Juga: Suku Bonai Indonesia – Kekayaan Yang Harus Dilestarikan

Adat Istiadat dan Ritual Tradisional

Adat Istiadat dan Ritual Tradisional

Adat istiadat dan ritual tradisional suku dayak merupakan bagian yang sangat kaya dan penting dari warisan budaya mereka. Berikut adalah beberapa aspek yang dapat dibahas dalam konteks ini:

Upacara Gawai Dayak

  • Penjelasan mengenai Gawai Dayak sebagai salah satu upacara adat terbesar dan paling penting bagi suku dayak.
  • Rangkaian acara dalam Gawai Dayak, seperti persiapan, ritual, tarian adat, serta peran masyarakat dalam pelaksanaannya.

Simbolisme dan Makna

  • Simbolisme dari berbagai elemen dalam adat istiadat dan ritual suku Dayak, seperti warna, motif hiasan, atau benda-benda sakral.
  • Makna filosofis dari ritual-ritual tertentu dalam konteks kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Dayak.

Ritual Menjelai

  • Makna dan tujuan dari ritual menjelai dalam kehidupan suku dayak.
  • Prosesi dan simbolisme yang terkait dengan ritual ini, termasuk peran tokoh-tokoh adat dan ritualis

Upacara Adat Kelahiran dan Kematian

  • Perbedaan upacara adat untuk kelahiran dan kematian dalam suku Dayak.
  • Tradisi-tradisi khusus yang dilakukan untuk merayakan kelahiran atau menghormati orang yang telah meninggal.

Konflik Suku Dayak

Dayak telah mengalami berbagai konflik antar etnis. Di awal 1997 dan kemudian pada tahun 1999, bentrokan-bentrokan secara brutal terjadi antara orang-orang Dayak dan Madura di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Puncak dari konflik antar etnis ini terjadi di Sampit pada tahun 2001. Konflik-konflik ini pun kemudian menjadi sebuah topik pembicaraan di koran-koran di Indonesia. Sepanjang konflik tahun 1997, sejumlah besar penduduk dan warga sekitar (baik Dayak maupun Madura) banyak yang tewas. Muncul berbagai perkiraan dan perhitungan secara resmi tentang jumlah korban tewas, mulai dari 300 hingga 4.000 orang menurut sumber-sumber Archipelago Indonesia .

Suku Dayak Pada Masa Kini

Suku bangsa Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yaitu: Apokayan, Ot Danum-Ngaju, Iban, Murut, Klemantan atau Bidayuh dan Punan. Rumpun Dayak Punan merupakan salah satu suku Dayak yang paling tua mendiami pulau Kalimantan, sementara rumpun Dayak yang lain merupakan rumpun hasil asimilasi antara Dayak punan dengan kelompok Proto Melayu (nenek moyang Dayak yang berasal dari Yunnan).

Keenam rumpun itu kembali terbagi lagi menjadi bebrapa sub-etnis kurang lebih sebanyak 405 sub-etnis. Dan meskipun terbagi dalam ratusan sub-etnis, semua etnis Dayak memiliki kesamaan ciri-ciri budaya yang khas. Ciri-ciri tersebut menjadi salah satu faktor penentu apakah suatu subsuku di Kalimantan dapat dimasukkan ke dalam kelompok Dayak atau tidak.

Ciri-ciri tersebut adalah rumah panjang, hasil budaya material seperti tembikar, mandau, sumpit, beliong, pandangan terhadap alam, mata pencaharian (sistem perladangan), dan seni tari. Di kecamatan-kecamatan yang terletak di Kalimantan beberapa wilayah adat Dayak dipimpin seorang Kepala Adat yang memimpin satu atau dua suku Dayak yang berbeda.

Kontribusi Suku Dayak terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Suku dayak sendiri punya karakter patuh hukum. Mereka juga memiliki hukum adat yang sangat mereka hormati dan ditaati. Orang-orang suku dayak memiliki hukum adat yang bisa mengatur mereka dalam mengelola alam dengan baik. Dapat dikatakan orang Dayak ini sangat taat hukum. Jadi mereka sangat bisa diajak bekerja sama dalam membangun ibu kota menjadi lebih baik.

Masyarakat Dayak juga mempinyai tradisi yang telah berubah. Seperti pada tahun Tahun 1894 di Tumbang Anoi bersama-sama mereka memutuskan tidak ada lagi tradisi pemotongan kepala, tidak ada lagi peperangan, dan tidak ada lagi perhambaan. Kalau ada perselisihan, diselesaikan secara rapat atau dapat damai. Masyarakat dayak memutuskan untuk mengalami perubahan kebudayaan mengikuti perkembangan yang juga semakin maju. Jika ingin mengetahui informasi sejarah lainnya klik link dibawah ini storyups.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *