Suku Dayak Mengenal Lebih Dekat Dengan Suku Dayak
Suku Dayak memiliki beragam kebudayaan yang unik, termasuk rumah adat, pakaian, dan senjata tradisional. Suku ini memilih jumlah populasi sekitar 3.009.494 jiwa, yang mewakili sekitar 1,27% dari seluruh penduduk Indonesia.
lalu, Suku dayak berasal dari wilayah mana Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan di bawayh ini hingga akhir
Asal Usul Suku Dayak
Suku Dayak adalah kelompok penduduk asli di pulau Kalimantan, Indonesia. Dan mereka tersebar di lima provinsi Kalimantan, yaitu kalimantan Barat, Kalimantan tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Dilansir dari laman kemendikbud, Suku ini memilih asal- usul keturunan dari imigran yang berasal dari Provinsi Yunnan di China Selatan, tepatnya di Sungai yang terletak di Tse Kiang, Sungai Mekong, dan Sungai menan.
Pada awalnya, kelompok ini cuman bermigrasi menuju Semenanjung Malaysia, dan kemudian mereka melanjutkan perjalanannya ke bagian utara Pulau Kalimantan.
Nama asal dari suku Dayak adalah dari penjajah Belanda yang melakukan ekspansi di Kalimantan atau borneo saat itu. Suku yang satu ini tinggal di daerah di dekat persungaian du dalam hutan dan mereka mencari nafkah sebagai seorang nelayan di hulu sungai.
Dalam sejarah mereka, suku ini pernah memiliki kerjaan sendiri, namun akhirnya dikalahkan oleh kerajaan oleh Majapahit.
Setelah kerajaan Dayak runtuh, banyak orang Dayak mulai memluk agama seperti Islam, Kristen dan lainya, sehingga membuat mereka meninggalkan sebagian dari aspek adat dan budaya Dayak dan bergabung dengan suku Melayu dan Banjar.
Kelompok Etnis Suku Dayak
Suku ini yang berasal dari Kalimantan ini terdiri dari lebih dari 200 sub kelompok etnis yang sebagian selatan dan tengah pulau kalimantan. Suku Dayak terbagi menjadi enam rumpun Etnis Utama, termasuk Rumbuh di Kalimantan, Rumpuh Murut, Rumpuh Iban, Rumpuh Apokayan, Rumpuh Ot Danum-Ngaju, dan Rumpuh Punan.
Rumpuh Dayak Punan dianggap sebagai yang paling lama mendiami Kalimantan. Dari keenam Rumpuh ini, ada 405 sub-etnis suku ni salah satu yang memiliki karakterstik dan ciri khas yang berbeda-beda. Dari banyaknya sub-etnis tersebut terdapat kesamaan ciri-ciri budaya yang khas seperti rumah panjang, dan juga peralatan tradisional seperti tembikar, sumpit, mandau, beliung atau kapak Dayak, mata pencaharian, dan seni tari yang khas.
Dan awalnya, banyak dari mereka menganut kepercayaan tradisional Kaharingan, tetapi sejak abad ke 19, banyak yang mengadopsi agama Islam atau Kristen.
Tradisi Suku dayak
Kemudia dilansir dari berbagai sumber, suku Dayak memiliki berbagai tradisi unik yang masih dijaga hingga saat ini. beberapa di antaranya meluputi :
1). Tradisi Kuping Panjang
namun di Kalimantan Timur, perempuan Dayak memiliki tradisi unik memanjangkan telinga mereka. Dan keyakinan di balik tradisi ini adalah bahwa telinga yang panjang membuat perempuan terlihat semakin cantik. Selain itu juga untuk aspek kecantikan, memanjangkan telinga juga memiliki nilai simbolis dalam menunjukkan status dari kebangsawanan dan melatih kesabaran.
Proses yang memanjangkan telinga melibatkan penggunaan logam sebagai pemberat yang ditempatkan di bawah telinga atau digunakan sebagai anting-anting. Perempuan Dayak diperbolehkan memanjangkan telinganya hingga dada, sementara laki-laki hanya bisa memanjangkan telinga hingga bawah dagu saja.
2). Tradisi Tato
Tato atau rajah adalah simbol kekuatan, yang behubungan dengan Tuhan, dan perjalanan kehidupan bagi suku Dayak. Tradisi tato ini masih dilakukan baik oleh laki-laki dan juga perempuan Dayak.Proses pembuatan tato suku ini terkenal karena masih menggunakan peralatan sederhana, di mana orang yang ditato akan menggigit kain sebagai pereda sakit, dan tubuhnya akan dipahat menggunakan alat tradisional.
Dan setiap gambar tato memiliki makna khusus, misalnya tato bunga terong menandakan kedewasaan bagi laki-laki, lalu sementara perempuan mendapatkan tato Tedak Kassa di kaki untuk menandakan kedewasaan mereka. Dalam konteks sejarah, dikatakan bahwa suku-suku ini Iban menggunakan tato ini selama peperangan untuk membedakan antara teman dan musuh.
3). Tradisi Tiwah
Tiwah adalah upacara pemakaman masyarakat Dayak Ngaju yang melibatkan pembakaran tulang belulang bagi kerabat yang telah meninggal.Tradisi ini dilakukan sesuai dengan kepercayaan dan Kaharingan yang dipercaya membantu arwah orang yang sudah meninggal untuk menuju dunia akhirat atau disebut juga dengan nama Lewu Tatau.
Selama pelaksanaan Tiwah, kemudian keluarga yang ditinggalkan akan menari dan bernyanyi sambil mengelilingi jenazah.Proses pembakaran tulang belulang jenazah dilakukan secara simbolis, sehingga tidak dengan semua tulang jenazah ikut dibakar dalam upacara Tiwah.
Tradisi Ngayau
Tradisi Ngayau merupakan berburu kepala ini, yang dulu pernah ada tetapi sekarang sudah dihentikan. dan melibatkan pemburuan kepala musuh oleh beberapa rumpun Dayak, seperti Ngaju, Iban, dan Kenyah. Sejarah ini penuh dendam dan sudah turun-temurun sebab anak akan memburu keluarga pembunuh ayah mereka dan membawa kepala musuh ke rumah. Ngayau juga yang menjadi syarat agar pemuda Dayak bisa menikahi gadis yang mereka pilih.
Pemuda Dayak diwajibkan untuk berpartisipasi dalam tradisi berburu kepala sebagai cara untuk membuktikan kemampuannya dan dengan memuliakan keluarganya dan meraih gelar Bujang Berani. Kemudian larangan terhadap tradisi ini dihasilkan dari musyawarah Tumbang Anoi pada tahun 1874, yang bertujuan menghindari perselisihan di antara suku Dayak.
Makanan Khas Suku Dayak
1). Ulam
2). Pansoh
3). Nasi Pulut
4). Sambal Lada Hitam
5). Buras: Buras adalah
6). Sengkuang Ngaku
7). Ikan Asap
Baca Juga : SUKU AMBON – Mengenal Lebih Dekat Suku Ambon
Minuman Khas Suku Dayak
1). Tuak
2). Air Kasam
3). Air Rumbia
4). Sireh
5). Lempet
Kesimpulan
Suku Dayak merupakan salah satu kelompok etnis asli yang mendiami wilayah pedalaman Kalimantan, Indonesia. Mereka memiliki budaya dan tradisi yang kaya, serta kehidupan yang erat terkait dengan alam dan lingkungan sekitar. Simak terus informasi tentang Indonesia hanya di Archipelago Indonesia