Suku Simalungun Dan Kehidupan Masyarakat

Batak Simalungun merupakan hampir kelompok etnis Batak yang menyebar dan menetap di Kabupaten Simalungun dan sekitarnya di Sumatera Utara. Sepanjang sejarah, etnis Batak Simalungun terbagi ke dalam sebagian kerajaan. Marga murni penduduk Simalungun adalah Damanik, dan tiga marga pendatang yaitu Saragih, Sinaga, dan Purba. Kemudian marga-marga tersebut menyajikan empat marga utama di Simalungun.

suku-simalungun

Orang Batak Toba membicarakan etnis ini sebagai Si Balungu, dari legenda hantu yang menimbulkan wabah penyakit di daerah tersebut, sedangkan orang Batak Karo membicarakan etnis ini Timur, karena bertempat di sebelah timur mereka. Dalam bahasa Batak Karo, Simalungen bermakna si sunyi, hal ini disebabkan karena dahulu daerah Simalungun masyarakatnya hidup berjauhan sehingga ada terlihat sunyi. Klik link berikut ini untuk mengetahui informasi atau update terbaru dari kami hanya di ArchipelagoIndonesia.

Kehidupan Masyarakat

Sistem mata pencaharian masayarakat Simalungun adalah cocok tanam sama padi dan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari hari dan jagung adalah makanan tambahan jika akibat padi tidak mencukup.Jual beli diakan dengan tukar, bahasa yang dipakai adalah bahasa dialek marga memegang peranan penting dalam soal adat batak simalungun.

Sistem Politik

Pada masa sebelum belanda masuk ke simalungun, etnis ini berbagi ke dalam tujuan daerah yang terdiri dari empat kerajaan dan tiga partuanan. kerajaan tersebut adalah.

  • Siantar (Menandatangain surat persetujuan pada belanda tanggal 23 Oktober 1889, SK No.25)
  • Panei (Januari 1904, SK No. 6)
  • Dolog Silou
  • Tanah jawa (8 juni 1891, SK No.21)

Sedangkan pertuanan (dipimpin oleh seseorang yang bergelar tuan) tersebut terdiri atas.

  • Raya (Januari 1904, SK No. 6)
  • Purba
  • Silimakuta

Kerajaan – kerajaan tersebut memerintah dengan swaparaja setelah Belanda datang maka ketiga partuanan tersebut dijadikan Sebagai. Kerajaan yang berdiri sendiri dengan sah dan dipersatukan dalam Onderafdeeling ini bahasa dan aksara.

Batak Simalungun ini  menggunakan bahasa Batak Simalungun sebagai bahasa ibu. Derasnya pengaruh dari etnik-etnik di sekitarnya mengakibatkan beberapa kepingan dari bahasa. Batak  menggunakan bahasa Melayu, bahasa Batak Karo dan bahasa Batak Toba. Penggunaan bahasa Batak Toba bagian besar disebabkan penggunaan bahasa ini sebagai bahasa pengantar oleh penginjil RMG yang menyebarkan agama Kristen pada etnik ini.

Kepercayaan

Bila diselidiki lebih dalam masyarakat. Batak Simalungun memiliki berbagai kepercayaan yang berhubungan dengan pemakaian mantra-mantra dari “datu” (dukun) disertai persembahan untuk roh-roh nenek moyang yang selalu didahului panggilan kepada tiga. Dewa yang disebut Naibata, yaitu Naibata di atas (dilambangkan dengan warna putih). Naibata di tengah (dilambangkan dengan warna merah), dan. Naibata di maka (dilambangkan dengan warna hitam). Tiga warna yang beda mewakili Dewa-Dewa tersebut (putih, merah dan hitam) mendominasi berbagai ornamen Batak Simalungun dari pakaian adat sampai hiasan rumahnya.

Orang Simalungun percaya bahwa manusia-manusia dikirim ke dunia oleh Naibata dan dilengkapi dengan. Sinumbah yang dapat juga menetap di dalam berbagai benda, seperti alat-alat dapur dan bagainya, sehingga benda-benda tersebut harus disembah. Orang Simalungun menyebut roh orang yang mati bagai Simagot. Baik Sinumbah maupun Simagot harus diberikan korban-korban pujaan sehingga mereka akan memperoleh dengan dan keuntungan dari kedua sesembahan tersebut.

Baca Juga Kehidupan Sehari-Hari Di Provinsi Nama Provinsi Tradisi Modernita

Marga Suku Simalungun

daftar

Harungguan Bolon
Terdapat empat marga asli batak Simalungun adalah yang populer dengan akronim sisadapur yaitu.

  • Sinaga
  • Saragih
  • Damanik
  • Purba

Keempat marga ini adalah hasil dari “Harungguan Bolon” (permusyawaratan besar) antara empat raja. Besar demi akan saling menyerang dan tidak saling bermusuhan (marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh)

  • Damanik berarti Simada Manik (pemilik manik), dalam ada bahasa Batak Simalungun, Manik berarti Tonduy, Sumangat, Tunggung, Halanigan (bersemangat, berkharisma, agung/terhormat, paling cerdas).
  • Saragih dalam lain bahasa Batak Simalungun berarti Simada Ragih, yang mana Ragih berarti atur, susun, tata, sehingga simada ragih berarti Pemilik aturan atau pengatur, penyusun dan pemegang undang-undang.
  • Purba menurut bahasa berasal dari bahasa Sanskerta itu Purwa yang berarti timur, gelagat masa datang, pegatur, pemegang undang-undang, tenungan pengetahuan, cendekiawan/sarjana.
  • Sinaga berarti Simada Naga, dimana Naga dalam lain mitologi dewa dikenal bagai penyebab Gempa dan Tanah Longsor.

Marga-Marga Yang Perbauran

Perbauran etnis asli Batak Simalungun dengan etnis-etnis di sekitar Pulau Samosir, Silalahi, Karo, dan Pakpak menimbulkan marga-marga yang baru. Selain itu, ada juga marga-marga lain yang bukan marga yang asli Batak tetapi kadang merasakan dirinya sebagai bagian dari etnis. Batak lain, seperti Lingga, Manurung, Butarbutar dan Sirait.

Kesimpulan

Kesimpulan suku batak simalungun merupakan salah satu bagian dari suku batak  yang ada di provinsi sumatera utara indonesia. Suku batak memiliki ragam kebudayaan mulai dari adat istiadatnya sampai kebiasaanya. Salah satu kebiasaan dan budaya suku ini adalah merantau. Merantau dan pergi ke daerah asing adalah kebiasaan suku ini secara turun temurun dan hampir rata-rata melakukan migrasi. Salah satu daerah rantau suku batak ini adalah daerah bendungan siambang. Simak terus informasi lainnya mengenai seputar sejarah Indonesia dengan mengunjungi storydiup.com.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *