|

Warisan Budaya Betawi, Ritual Seni dan Kearifan Lokal Jakarta

Suku Betawi, penduduk asli Jakarta, menyimpan warisan budaya kaya melalui tradisi unik seperti palang pintu, nyorog, ondel-ondel, dan bikin rume.

Warisan Budaya Betawi, Ritual Seni dan Kearifan Lokal Jakarta

Ritual-ritual ini tidak hanya sarana hiburan, tetapi juga menanamkan nilai gotong royong, hormat keluarga, dan kearifan lokal. Pelestarian budaya Betawi terus dilakukan melalui festival, komunitas adat, dan program pemerintah, memastikan generasi muda tetap mengenal akar budaya Jakarta di tengah modernisasi dan urbanisasi.

Dibawah ini akan membahas Warisan Budaya Betawi yang menakjubkan cuman ada di Archipelago Indonesia.

Pengenalan Tradisi Suku Betawi

Suku Betawi, sebagai penduduk asli Jakarta, memiliki tradisi kaya yang mencerminkan perpaduan budaya Melayu, Jawa, Sunda, dan pengaruh kolonial. Tradisi ini tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga sarana pelestarian nilai gotong royong dan spiritualitas masyarakatnya.

Tradisi Betawi lahir dari sejarah Jakarta sebagai Batavia, pusat perdagangan multietnis. Masyarakatnya menggabungkan elemen Islam dengan kebiasaan lokal, menciptakan ritual unik seperti palang pintu dan nyorog. Pelestarian ini dilakukan melalui festival tahunan dan komunitas adat di Jakarta.​

Hingga era modern, tradisi ini terus hidup meski tantangan urbanisasi mengancam. Pemerintah DKI Jakarta sering menggelar event seperti Festival Budaya Betawi untuk menghidupkan kembali warisan ini. Keunikan Betawi menjadi daya tarik wisata budaya di ibu kota.​

Upacara Palang Pintu Sebagai Ritual Pernikahan

Palang pintu merupakan ritual pernikahan Betawi yang menguji calon pengantin pria melalui adu pantun dan pencak silat. Rombongan mempelai laki-laki dihadang jawara keluarga perempuan, memadukan seni bela diri dengan sastra lisan. Ritual ini simbol kesungguhan pria membangun rumah tangga.​

Sebelum akad nikah, jawara saling berbalas pantun jenaka sambil demonstrasi gerakan silat tanpa kontak fisik. Tradisi ini mengajarkan norma adat, di mana pria harus hormati adat kampung calon istri. Si Pitung legendaris konon ikut ritual ini saat meminang Aisyah.​

Palang pintu kini masih dilakukan di pernikahan adat Betawi, meski disederhanakan. Ia memperkuat ikatan keluarga dan komunitas, sekaligus hiburan massal. Pelestariannya menjaga identitas Betawi di tengah modernisasi.​

Baca Juga: Pulau Dompo Keindahan Alam yang Jarang Diketahui di Nusa Tenggara Timur

Prosesi Nyorog dan Tradisi Silaturahmi Keluarga

Prosesi Nyorog dan Tradisi Silaturahmi Keluarga

Nyorog adalah tradisi Betawi memberi bingkisan sembako kepada orang tua atau tokoh dituakan, biasanya seminggu sebelum Ramadan. Bingkisan berisi sembilan bahan pokok seperti beras, gula, telur, dan kopi, disebut sorogan. Ini wujud penghormatan dan silaturahmi antar saudara.​

Awalnya terkait sesajen Dewi Sri simbol kemakmuran, kini disesuaikan nilai Islam melalui musyawarah basaputis. Anak muda menghantar hadiah sebagai apresiasi perawatan orang tua terhadap anak perempuan. Tradisi ini juga dilakukan saat pernikahan.​

Nyorog mempererat hubungan keluarga di masyarakat urban Betawi. Ia mengajarkan nilai berbagi dan hormat lansia, relevan untuk cegah disintegrasi sosial. Kini, ritual ini sering diabadikan di media sosial sebagai bentuk pelestarian digital.​

Bikin Rume dan Ondel-Ondel Sebagai Ikon

Bikin rume adalah upacara syukuran sebelum bangun rumah, melibatkan musyawarah keluarga pilih hari baik dan arah bangunan. Ritual ini sakral, dengan pantangan dan gotong royong, filosofinya “mulai dari rumah, pulang ke rumah”. Rumah Betawi jadi simbol generasi kokoh.​

Ondel-ondel, boneka raksasa dari bambu dan kain, ikon Betawi sejak abad ke-16 sebagai pelindung dari roh jahat. Dibawakan dengan gambang kromong, sering diarak di festival HUT Jakarta. Ia hibur masyarakat dan tarik wisatawan.​

Kedua tradisi ini lestari melalui event budaya seperti Car Free Day atau Setu Babakan. Bikin rume ajar kerjasama, ondel-ondel bangun kebersamaan. Pelestarian ini vital agar generasi muda pahami akar Betawi di tengah globalisasi.​Pelestarian tradisi Betawi didukung pemerintah lewat Museum Kebudayaan.

Manfaatkan juga waktu Anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di Archipelago Indonesia.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.wartapesona.com
  2. Gambar Kedua dari malanghits.pikiran-rakyat.com

Similar Posts